Jamah melaksanakan shalat tanpa protokol jaga jarak di Masjidil Haram, Ahad (6/3/2022). | Presidensi Haramain Arab Saudi

Tajuk

Menunggu Kuota Haji

Indonesia tidak boleh ketinggalan berkaitan dengan kuota calon jamaah haji,

Pelonggaran kebijakan Covid-19 oleh Pemerintah Arab Saudi memberi secercah harapan bahwa tahun ini pelaksanaan haji sudah kembali mendekati normal. Minimal, untuk musim 2022 ini, Arab Saudi mengizinkan jamaah dari berbagai negara menunaikan ibadah haji, meski kuotanya tidak sebanyak ketika sebelum wabah Covid-19 melanda dunia.

Seperti diketahui dalam dua tahun terakhir ini, ibadah haji hanya diizinkan bagi warga yang bermukim di Saudi. Baik itu penduduk asli setempat maupun warga negara asing yang sudah tinggal di negara, yang memiliki dua kota suci tersebut. Jumlah kuota hajinya pun sangat terbatas. Pada musim haji 2020 hanya 1.000 jamaah, sedangkan pada musim haji 2021 sebanyak 60 ribu orang.

Kebijakan yang diterapkan Arab Saudi untuk mencegah penyebaran virus korona tersebut berimbas pada calon jamaah haji dari Indonesia. Sudah dua tahun ini, calon jamaah haji Tanah Air tidak bisa mewujudkan keinginannya menunaikan rukun Islam kelima.

 
Walaupun hasilnya belum memuaskan, Pemerintah Indonesia harus terus mengejar kepastian haji tahun ini. 
 
 

Kini setelah Pemerintah Arab Saudi mencabut sebagian besar aturan yang diberlakukan untuk pencegahan penularan Covid-19, termasuk aturan mengenai kewajiban menjalani tes RT-PCR, menjaga jarak, dan memakai masker di tempat terbuka serta aturan karantina bagi pelaku perjalanan, membuka peluang jamaah Indonesia untuk berhaji.

Sinyal bahwa Arab Saudi kini membuka pintu luas-luas untuk pendatang dari luar, harus dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk bernegosiasi dengan pemerintah pimpinan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tersebut.

Meski kita menyadari, Saudi adalah negara yang sulit diajak bernegosiasi dalam urusan pelaksanaan haji dan umrah, hal itu bukan menjadi alasan bagi Pemerintah Indonesia menunggu dengan pasif. Kita harus aktif menjalin komunikasi dengan mereka. Walaupun hasilnya belum memuaskan, Pemerintah Indonesia harus terus mengejar kepastian haji tahun ini. 

Ada dua hal yang sangat dinanti oleh calon jamaah haji Indonesia. Pertama, apakah  2022 ini, Arab Saudi sudah membuka diri untuk calon jamaah haji dari berbagai negara. Jika hal itu menjadi kebijakan terbaru Saudi, yang kemudian dinanti jamaah haji kita adalah berapa kuota yang akan diberikan kepada Indonesia. 

 
Sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, Indonesia tidak boleh ketinggalan dari negara lain. Termasuk berkaitan dengan kuota calon jamaah haji asal Indonesia.
 
 

Kita tidak ingin Indonesia tertinggal dengan negara lain yang sudah mendapatkan kepastian dari Arab Saudi terkait pengiriman jamaah. Informasi yang beredar kemarin, Pakistan menjadi salah satu negara yang sudah mendapatkan kepastian dari Arab Saudi.

Seperti dikutip dari laman Geo, Kamis (10/3), seorang pejabat Kementerian Agama dan Kerukunan Antaragama Pakistan menyebutkan, Kebijakan Haji 2022 akan diumumkan, setelah pemerintahnya menandatangani kesepakatan dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi. 

Sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, Indonesia tidak boleh ketinggalan dari negara lain. Termasuk berkaitan dengan kuota calon jamaah haji asal Indonesia. Karena itu, kalau perlu, tidak hanya level menteri agama yang memperjuangkan keberangkatan haji asal Indonesia.

Presiden Joko Widodo pun dapat menghubungi Raja Salman, untuk memberi pandangan soal pentingnya pelaksanaan haji dibuka dari berbagai negara, juga memperjuangkan jumlah kuota untuk Indonesia.

Mudah-mudahan dengan berbagai diplomasi level tinggi tersebut, harapan ratusan ribu jamaah haji yang ingin berangkat ke Tanah Suci tahun ini dapat terwujud. Kita juga berharap, tiga tim dari Kementerian Agama yang terdiri atas tim untuk transportasi, tim akomodasi, dan tim katering yang dikirim ke Saudi, untuk mempersiapkan pelaksanaan haji bagi jamaah Indonesia selama berada di Saudi, dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat