Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Akhlak Terpuji

Orang yang akhlaknya baik pasti pandai menjaga lisan dan perasaan. Itulah akhlak utama dan terpuji.

Oleh FERI ANUGRAH

 

OLEH FERI ANUGRAH

Tolok ukur seseorang itu dikatakan baik atau tidak salah satunya bisa dilihat dari bagaimana dia bertutur kata kepada orang lain. Lisan menjadi ukuran dalam hal ini.

Kalau tutur katanya kotor dan menyakiti orang lain, dipastikan isi hatinya pun kurang lebih sama. Berarti orang seperti itu tidak hati-hati dengan hati. Ibarat sebuah teko, jika diisi air teh, yang keluar pun pasti air teh. Sebaliknya, jika diisi air kopi, yang keluar pun air kopi. Tidak mungkin tertukar.

Hati juga seperti itu. Oleh karena itu, menjaga hati agar tidak kotor dan mengeluarkan perkara yang kotor melalui lisannya merupakan jihad yang besar pahalanya.

Seandainya kita mendengar atau bergaul dengan orang yang lisannya tajam, selalu menyinggung orang lain dengan ucapannya, sebaiknya kita pergi saja. Mereka bukan kawan yang baik.

Apa pasal? Tidak pandai menjaga lisan, bisa-bisa kita terbawa sifat negatif mereka, kemudian terbiasa mengatakan perkataan yang kotor lagi menyakitkan bagi orang lain.

Rasulullah adalah orang yang lembut hatinya dan baik tutur katanya. Bahkan, orang yang memusuhinya pun kagum atas budi luhur nabi terakhir ini.

Namun, di sisi lain, Rasulullah juga merupakan nabi yang tegas dalam menegakkan hukum-hukum Allah. Apakah dalam ketegasannya itu Rasulullah berkata kasar? Tidak sama sekali.

Selain tegas dan lembut, Rasulullah ialah nabi yang pandai menghargai perasaan orang lain. Tidak pernah nabi akhir zaman ini mempermalukan orang lain di depan para sahabatnya.

Suatu hari Rasulullah kedatangan seseorang dari jauh. Dia membawa sekeranjang buah. Rasulullah ketika itu sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Disodorkannya buah tersebut kepada Rasulullah.

Rasulullah memakan buah tersebut sendirian tanpa memberikannya kepada para sahabat. Para sahabat bingung karena Rasulullah memakan buah dalam keranjang itu sampai habis.

Melihat hal itu, si pemberi buah merasa senang karena buah darinya dimakan habis oleh Rasulullah. Dia pun pergi dengan hati gembira.

“Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak mengajak kami untuk memakan buah itu?” tanya sahabat keheranan.

Rasulullah pun tersenyum seraya berkata, “Tidakkah kalian lihat betapa bahagianya dia dengan buahnya itu? Ketahuilah ketika aku memakannya, buah itu rasanya masam. Kalau aku membaginya kepada kalian, aku takut kalian akan menampakkan reaksi yang akan merusak kebahagiaan orang itu,” katanya.

Akhlak Rasulullah sangat mengagumkan. Manusia agung ini sangat menghargai orang lain meskipun ada sesuatu yang kurang enak didapatkannya.

Kalau buah masam itu dibagikan kepada para sahabatnya, Rasulullah takut salah satu dari sahabatnya akan mengeluarkan kata-kata atau reaksi yang kurang enak didengar si pemberi buah.

Antara menjaga lisan dan menjaga perasaan lebih sering menjadi perkara yang berat untuk kita. Orang yang akhlaknya baik pasti pandai menjaga dua hal tersebut. Itulah akhlak utama dan terpuji. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat