ILUSTRASI Menyebarkan salam dapat menjadi jalan kebaikan, yang insya Allah mengantarkan seorang Mukmin kepada ridha-Nya. | DOK REP Wihdan Hidayat

Khazanah

Resep Lancar ke Surga

Rasulullah menjelaskan kriteria penghuni surga dengan jalan yang lancar.

 

OLEH HASANUL RIZQA

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, “Telah Aku siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh, sesuatu yang (keindahannya) belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah tebersit dalam pikiran dan hati manusia.” (HR Muslim).

Sesuatu yang dimaksud ialah surga. Ada dua jalan menuju ke sana.

Pertama, berlika-liku. Dalam arti, seorang Mukmin terlebih dahulu “dicuci” di dalam neraka. Sebab, amal kebajikannya lebih ringan daripada maksiat yang dilakukannya selama di dunia. Kedua, cara yang mulus. Bahkan, ada golongan Mukmin yang Allah tetapkan bagi mereka masuk surga tanpa dihisab.

Tentu saja, semua orang ingin menjadi penduduk surga. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis menjelaskan kriteria-kriteria dari hamba yang saleh, yakni penghuni surga dengan jalan yang lancar. Berikut adalah pemaparan tentang tiga syarat itu.

Sebarkan Salam

Pertama, menyebarluaskan salam (ifsya'us salam). Salam adalah doa yang diucapkan seorang Muslim dengan harapan, orang yang dijumpainya memperoleh kebahagiaan, keselamatan, dan kesejahteraan. Ibnu Mas'ud yang berkata berdasarkan hadis Nabi SAW. Beliau bersabda, “As-salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah SWT dan diperintahkan untuk disebarluaskan agar orang yang menerimanya mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dari Zat as-Salam (Yang Maha Sejahtera).”

Jangan meremehkan salam. Rasulullah SAW pernah menegur seseorang saat berkunjung ke rumah tanpa mengucapkan salam. “Kembalilah, dan ucapkanlah salam terlebih dahulu dan kemudian tanyakan, apa boleh masuk ke dalam rumah.” (HR at-Tirmizi).

Tentu, salam dapat dimaknai tidak hanya sebagai ucapan. Ia juga berwujud sikap dan perbuatan yang membawa kepada kedamaian, kerahmatan, dan keberkahan.

photo
ILUSTRASI Memberi makan orang miskin, asalkan ikhlas lillahi taala, insya Allah bisa menjadi jalan seorang Mukmin masuk surga. - (DOK ANTARA Asprilla dwi adha)

Banyak Bederma

Kedua, memberi makan kepada orang yang memerlukan. Dalam hadis Nabi SAW, istilahnya ialah ith'amuth tha'am. Sasaran derma itu ialah kaum fakir dan miskin (fuqara wal masakin).

Sebenarnya, tidak hanya hadis tentang kriteria mulus ke surga. Rasulullah SAW juga kerap bersabda tentang keutamaan menyediakan pangan kepada mereka yang kelaparan. “Sesungguhnya orang terbaik di antara kalian adalah orang yang memberi makan.” (HR Thabrani).

Seorang lelaki bertanya kepada Nabi SAW, “Perbuatan apa yang terbaik menurut Islam?” Beliau menjawab, “Kamu memberi makan kepada orang lain.” (HR Bukhari-Muslim).

Pengertian bederma itu luas. Dalam arti, makanan atau minuman yang diberi tidak harus berasal dari dirinya sendiri. Bisa saja, sekadar menyalurkan bantuan pangan dari Muslim lain. “Api neraka merasa takut walaupun dengan sebiji kurma (yang Muslimin berikan untuk orang yang lapar).” (HR Bukhari).

photo
ILUSTRASI Salah satu amalan sunah ialah shalat tahajud. - (DOK REP Yogi Ardhi)

Gemar Tahajud

Ketiga, shalat malam. Atau, dalam redaksi hadis Nabi SAW ini: shalatul lail wannaasu niyamun, ‘shalat di saat orang lain sedang lelap tidur.’ Dalam perspektif fikih, salah satu sunah ialah shalat tahajud.

Momen ibadah itu adalah saat untuk berkomunikasi langsung kepada Allah. Sesudah shalat tahajud, sempatkanlah untuk mendoakan kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan umat Islam seluruhnya.

Ummul mu'minin ‘Aisyah berkata, “Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail) karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Bahkan, apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.” (HR Abu Dawud).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat