Ilustrasi kawasan pesisir. Pemda Cianjur mengimbau warga pesisir menghindari kawasan pantai. | ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Nasional

Pemkab Cianjur Imbau Warga Hindari Kawasan Pantai

BPBD Cianjur memprediksikan adanya gelombang tinggi yang berbahaya.

CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur mengimbau warganya yang tinggal di daerah pesisir untuk menghindari aktivitas di daerah pantai. Sebabnya, diperkirakan hingga dua pekan ke depan gelombang masih tinggi, sehingga dapat mengancam keselamatan warga termasukwisatawan.

Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan, mengatakan kondisi cuaca dan gelombang di pesisir pantai selatan, hingga saat ini, masih ekstrem dan sempat menelan korban jiwa seorang santri yang masih dalam pencarian tim gabungan. Bahkan abrasi yang disebabkan gelombang tinggi terus meluas, hingga merusak puluhan warung pinggir pantai.

"Kami mengimbau warga terutama wisatawan agar tidak beraktifitas di pinggir pantai karena perkiraan BMKG cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga dua pekan ke depan. Bagi mereka yang memaksakan diri melaut, kami imbau waspada dan ekstra hati-hati," katanya.

Namun untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, tutur dia, pihaknya menyiagakan ratusan Relawan Tangguh Bencana di 80 desa di tiga kecamatan di sepanjang pesisir pantai selatan Cianjur. Sedangkan imbauan tertulis telah disebar untuk masing-masing desa melalui kecamatan.

Sementara memasuki hari kedua pencarian santri yang hilang terbawa ombak di Pantai Cieurih, Kecamatan Sindangbarang, belum membuahkan hasil, Tim SAR gabungan masih berupaya maksimal dengan melakukan penyisiran tengah laut dan pinggir pantai.

Tim dibantu nelayan dan warga sekitar agar cepat menemukan tubuh korban. Ketua Tim SAR Bandung, Syahrir, mengatakan sesuai dengan prosedur dan protokol pencarian korban tenggelam, akan dimaksimalkan hingga tujuh hari ke depan.

Hingga hari kedua, pihaknya belum menemukan keberadaan korban yang diduga terbawa arus bawah. "Kita upaya pada hari ketiga jasad korban sudah ditemukan. Saat ini pencarian juga dibantu nelayan dan warga sekitar pesisir pantai, " katanya.

Solusi cegah Jakarta tenggelam

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, prediksi NASA yang menyebutkan, Jakarta akan tenggelam merupakan sebuah peringatan yang dapat dijadikan prioritas dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pemprov DKI, kata dia, memiliki beberapa solusi untuk mencegah terjadinya hal itu.

“Pertama, kita selalu menggunakan (kajian) ilmiah. Jadi, gunakan bukti ilmiah dan prioritasnya sustainability and social justice,” kata Anies dalam diskusi virtual, Selasa (10/8).

Dalam hal ini, jelas Anies, Pemprov DKI melakukan kerja sama dengan Kementerian ESDM dan JICA dalam membangun sistem informasi Monitoring Air Tanah dan Subsiden (Monas). Ia mengungkapkan, sistem tersebut memberikan data terbaru bagi pihaknya untuk memantau cekungan air yang ada di Jakarta. Sebab, dia menyampaikan, ada dua hal yang diduga menjadi penyebab tenggelamnya Ibu Kota, yakni naiknya permukaan air laut dan menurunnya permukaan tanah.

Kemudian, Anies menilai, penghentian pulau reklamasi merupakan langkah yang tepat untuk menyikapi terjadinya penurunan permukaan tanah di Ibu Kota. Hal tersebut berdasarkan hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan.

“Jadi, ini adalah fakta yang membuat kita makin merasa yakin bahwa menghentikan, tidak meneruskan kegiatan reklamasi adalah langkah yang tepat untuk mengurangi dampak land subsidence,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anies berujar, berdasarkan penelitian yang dilakukan ilmuwan penginderaan jauh di East China Normal University, Dhirtiraj Sangupta, menunjukkan, penurunan muka tanah di pulau artificial atau reklamasi berlangsung lebih cepat. Bahkan, ia menyebut, penurunan muka tanah di pulau reklamasi angkanya lebih dari 80 milimeter per tahun.

Dia menyampaikan, menurut data pada tahun 2007 memproyeksikan penurunan muka tanah di Jakarta Utara sangat cepat mencapai 22 milimeter per tahun. Namun, Anies mengungkapkan, berdasarkan laporan yang disampaikan oleh JICA, terjadi pelambatan penurunan muka tanah karena kebijakan penggunaan air tanah di Jakarta. “Ternyata berhasil dikurangi dua milimeter per tahun lewat stasiun pengurukan landscape subsidence,” ungkap dia. 

Sementara itu, menanggapi pidato Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang menyebut Jakarta tenggelam, Anies menyebut hal itu sebagai pesan bermakna. “Pertama, ini menunjukkan Indonesia menjadi perhatian masyarakat internasional dan sebagai salah satu tempat yang menunjukkan sehat tidaknya bumi kita hari ini,” kata dia.

Anies mengatakan, hal itu harus dimanfaatkan dengan mendorong suara Indonesia yang lebih baik lagi dalam forum internasional, baik untuk kepentingan secara nasional maupun umat manusia. Ia menyebut, Jakarta pun telah mencoba menyampaikan suara tersebut melalui berbagai forum. Salah satunya, yakni forum diskusi internasional kota-kota anggota C40.

“Dalam forum itu kami mendorong kerja sama untuk menciptakan kebijakan lebih hijau di level kota. Kita pastikan umat manusia bisa hidup layak berdampingan dengan alam dan alam lestari,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat