Sejumlah petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berisitirahat disela prosesi pemakaman protokol Covid-19 di TPU Cikadut, Jalan Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Selasa (13/7). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Tajuk

Alarm Tanda Bahaya Covid

Alarm tanda bahaya menanti di depan kita bila pemerintah dan rakyat tak berkolaborasi dengan baik.

Penambahan signifikan kasus harian positif Covid-19 kembali terjadi. Data Kementerian Kesehatan, Rabu (14/7) melaporkan kasus harian konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 54.517 orang.

Angka ini menyundul jumlah kasus positif tertinggi sepanjang pandemi melanda Indonesia pada Selasa (13/7). Sehari sebelumnya, kasus positif harian di angka 47.899 orang. Jumlah ini menjadi rekor tertinggi dibandingkan Senin (12/7) yang 40.427 kasus.

Sepekan terakhir, mereka yang positif Covid-19 menunjukkan tren lonjakan. Tren penambahan kasus ini tentu berimplikasi panjang. Tak hanya berkorelasi dengan jumlah warga terpapar an sich.

Namun juga berkaitan dengan sarana dan prasarana serta infrastruktur kesehatan yang mesti disiapkan. Penambahan kasus berarti penambahan jumlah tempat tidur di rumah sakit untuk perawatan pasien. Demikian pula dengan penambahan tempat isolasi yang terpusat.

 

 
Penambahan kasus berarti penambahan jumlah tempat tidur di rumah sakit untuk perawatan pasien. Demikian pula dengan penambahan tempat isolasi yang terpusat.
 
 

Tempat tidur dan tempat isolasi ini mesti seiring  jumlah pasien Covid-19. Penambahan pasien harus diimbangi tempat medis perawatan. Tak mungkin bagi pasien yang bergejala sedang atau berat mengobati diri sendiri, perlu pendampingan tenaga medis.

 

Belum lagi terkait ketersediaan obat serta vitamin untuk pengobatan pasien. Para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan produksi maupun distribusi obat, mesti teliti memantau ketersediaannya agar tidak mengalami kelangkaan.

Baik itu untuk keperluan rumah sakit maupun di apotek yang bisa diakses langsung warga. Pemerintah mesti erat berkoordinasi dengan industri farmasi dan jejaring distributornya untuk memonitor ketersediaan obat penanganan Covid-19.

Tentu sistem informasi dan manajemennya harus dijamin dalam kondisi selalu diperbarui. Kesalahan membaca informasi mengenai hal ini bisa berdampak fatal. Satu rumah sakit di sebuah daerah yang sedang menangani pasien dalam jumlah banyak bisa tak tertangani tenaga medis hanya karena pasokan obat yang tersendat.

Selain obat maupun vitamin bagi pasien Covid-19 yang stoknya harus diamankan, juga kebutuhan oksigen medis yang beberapa waktu terakhir meninggi. Ketersediaan oksigen medis bahkan di sejumlah daerah sempat menghilang.

Dampaknya, harga melambung. Kalaupun ada, warga mesti mengantre untuk mendapatkannya. Malah di beberapa rumah sakit, keluarga pasien mesti mencari sendiri oksigen medis ini.

 
Peningkatan jumlah pasien masif terjadi jika dibandingkan kondisi tujuh pekan terakhir.
 
 

Data Kemenkes, Selasa (13/7) mengungkap,  rumah sakit di 12 provinsi memiliki kapasitas tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) tergolong kritis untuk pasien Covid-19.

Peningkatan jumlah pasien masif terjadi jika dibandingkan kondisi tujuh pekan terakhir. Tujuh pekan lalu, pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 23 ribu. Namun, kini membengkak menjadi 90 ribu. Padahal, kapasitas rumah sakit menyediakan 120 tempat tidur.

Kondisi ini jelas membahayakan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan medis intensif. Tak sedikit kita ketahui informasi sejumlah pasien yang butuh perawatan medis. Namun, mereka tak juga mendapatkan rumah sakit hingga ada yang meninggal di rumah atau di kendaraan.

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mesti berkoordinasi dengan sangat baik menghindari kasus seperti ini terulang kembali. Angka kasus positif Covid-19, jumlah kematian pasien yang terpapar, maupun tingkat kesembuhan akibat virus ini memang tak bisa dimaknai sebagai data statistik belaka.

Perlu sinergi semua komponen bangsa untuk menekan indikator statistika tentang Covid-19 ini memburuk. Pemerintah telah sigap dengan menggerakkan semua jejaring birokrasinya untuk meredam penyebaran virus. Warga juga mesti disiplin protokol kesehatan membantu memutus mata rantai penularan Covid-19.

Alarm tanda bahaya menanti di depan kita bila pemerintah dan rakyat tak berkolaborasi dengan baik. Jangan mengabaikan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.

Yakin pada pertolongan-Nya, gotong royong, saling membantu, bekerja sama adalah di antara kearifan lokal masyarakat nusantara. Bahwa kita bisa menghadapi pandemi Covid-19 ini dan menuntaskan penularannya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat