Karim Benzema | EPA-EFE/SEBASTIEN NOGIER

Olahraga

Pilar Agama dan Aksi Comeback Benzema

Benzema hampir menandai debutnya bersama timnas dengan gol jika tendangannya pada babak kedua tak membentur tiang gawang.

OLEH EKO SUPRIYADI

Karim Benzema akhirnya kembali merasakan panggilan tim nasional untuk kali pertama sejak Oktober 2015. Hampir enam tahun sudah penyerang Real Madrid itu absen membela timnas sebelum pada akhirnya dapat tampil penuh selama 90 menit melawan Wales.

Selama pertandingan persahabatan tersebut, Benzema menjadi ujung tombak serangan Le Bleus bersama Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann. Memang, pemain berusia 33 tahun itu tidak mencetak gol. Namun, pemain beragama Islam itu sama sekali tak terlihat canggung dalam pertandingan. Benzema bahkan memiliki tiga peluang emas, salah satunya melalui tendangan penalti. Namun, eksekusinya mampu ditepis oleh kiper Danny Ward.

Benzema juga hampir menandai debutnya bersama timnas kali ini dengan gol jika tendangannya pada babak kedua tak membentur tiang gawang. Untungnya, bola muntah hasil tendangan pemain kelahiran Lyon itu dimanfaatkan oleh Ousmane Dembele untuk mencetak gol hingga akhirnya Prancis menang 3-0.

"Saya punya perasaan yang sangat baik, dengan pekerjaan sepekan yang bagus. Kebanggan yang tinggi, kebahagiaan dan hasrat untuk bermain, dan menunjukkan apa yang saya lakukan di lapangan," ungkap Benzema, dikutip dari Goal, Kamis (3/6).

Pertandingan melawan Wales itu merupakan buah dari kesabaran dan ketabahan Benzema selama masa sulitnya bersama timnas Prancis. Pemain berdarah Aljazair itu terus berusaha membuktikan dirinya layak kembali masuk skuad si Ayam Jantan.

Semua itu, lanjut dia, berkat keluarga dan keyakinannya terhadap Islam. Keyakinannya terhadap Islam itu terus membuatnya tetap kuat, di samping dukungan dari orang tua dan keluarga.

"Keyakinan saya juga membuat saya terfokus setiap hari. Itu memberikan saya keuntungan dan itu kekuatan untuk saya, untuk keluarga saya, termasuk pekerjaan saya, untuk segalanya," ujar Benzema, dikutip dari Vogue.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Karim Benzema (karimbenzema)

Menurut Benzema, agama adalah pilar penting dalam kehidupan yang selalu membimbingnya selama ini. Meskipun tinggal di Prancis, ia tidak ingin melupakan dari mana dirinya berasal. Karena itu, untuk bisa terus maju, ia merasa fondasi agama sangat penting. Hal inilah yang ia ingin juga dimiliki kedua anaknya dalam kehidupan.

''Saya berharap itu akan selalu menjadi bagian dari mereka, dan saat dalam keraguan, mereka bisa merujuk nilai tersebut dan agama mereka,'' ujar dia.

Sama seperti Muslim lainnya, Benzema juga tetap berpuasa selama bulan Ramadhan. Padahal, bulan Ramadhan terakhir, ia harus menjalani pertandingan penting, baik di La Liga Spanyol maupun Liga Champions.

Benzema menjadi pilar utama lini serang Los Blancos sejak ditinggal Cristiano Ronaldo. Namun, aktivitas puasanya tidak membuat performa di lapangan mengendur. Musim ini, ia telah mencetak 23 gol dalam 34 pertandingan di La Liga, termasuk sembilan assist.

Di Liga Champions, ia telah mencetak enam gol dari 10 pertandingan. Hal itu membuktikan Benzema tetap bisa bersaing di level tertinggi meski usianya tak lagi muda. Pemain yang memiliki tinggi 1,84 meter itu justru makin trengginas di lapangan.

Hal itulah yang membuat pendukung timnas Prancis terus mendesak Federasi Sepak Bola Prancis, termasuk Deschamps, untuk memanggilnya kembali ke tim nasional. Padahal, juara Piala Dunia 2018 itu tidak kekurangan striker muda kelas dunia, semisal Mbappe, Griezmann, sampai Dembele.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat