Suasana Kota Bogor. Pemerintah setempat merencanakan adanya trem sebagai alternatif transportasi umum. | ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Bodetabek

Bima Lapor Erick dan Jokowi Soal Trem

Pemkot Bogor ingin membangun jalur trem yang terintegrasi dengan transportasi lain.

BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan rencana pengadaan trem. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengaku, melaporkan rencana pembangunan trem kepada Menteri BUMN, Erick Thohir, saat keduanya bertemu di Jakarta pada Rabu (21/4).

Bima menjelaskan, pertemuan tersebut membahas tentang skema pendanaan dan pembangunan trem. Saat ini, terdapat dua opsi pendanaan pembangunan jalur trem sepanjang 7,1 kilometer (km) tersebut.

"Kita sama-sama membahas tentang skema pendanaan dan pembangunannya. Ada opsi corporate funding, jadi pendanaannya 100 persen dari corporate. Karena, APBD Kota Bogor nggak mungkin," kata Bima di Balai Kota Bogor, Selasa (27/4).

Selain itu, Bima melanjutkan, ada opsi pembayaran combine structure funding. Dalam opsi tersebut, anggaran bantuan dari pemerintah pusat dikombinasikan dengan anggaran dari korporasi.

Rencana pembangunan trem di Kota Bogor juga sudah disampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bima mengeklaim, RI 1 mendukung penuh pembangunan trem dan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengakselerasikannya dengan kementerian terkait.

Tak hanya itu, menurut Bima, Menteri BUMN sudah membentuk tim trem Kota Bogor untuk memastikan tahapan pembangunan moda transportasi berbasis rel itu berjalan dengan cepat. "Nah Pak Erick Thohir sudah membentuk tim. Jadi, kolaborasi antara unsur BUMN dan Pemkot Bogor yang terus bekerja untuk memastikan tahapan-tahapannya berjalan secara cepat," tutur politikus PAN tersebut.

Dari hasil pemaparan Pemkot Bogor kepada Kementerian BUMN, Bima menyebut, nanti ada empat koridor trem yang beroperasi di Kota Bogor. Sedangkan, rencana pembangunan awal dilakukan untuk koridor satu dengan jalur Baranangsiang-Dewi Sartika-Baranangsiang. Namun, ia belum membeberkan tiga koridor lainnya ke publik karena masih daam tahap perencanaan. Selain itu, jenis armada yang nanti digunakan dipilih seri trem baterai yang memiliki kecepatan operasi 40 kilometer per jam.

Bima menyatakan, operator yang menjalankan trem nantinya tergantung pada skema pendanaan yang dipilih Pemkot Bogor untuk pembangunan jalur trem. Apalagi, saat ini rencana pembangunan trem masih pada tahap studi kelayakan yang ditargetkan rampung pada pertengahan 2021. "Jadi, semuanya masih tergantung pada feasibilty study."

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor, Rudi Mashudi, mengatakan, rencana pembangunan trem di Kota Bogor sudah tertuang dalam revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor yang sudah selesai dibahas di pemerintah pusat. Dia mengatakan, lokasi jalur trem pastinya diintegrasikan dengan seluruh moda transportasi yang ada di Kota Bogor.

Di antaranya, LRT Jabodebek, KRL Commuter Line, dan bus Transpakuan. Dengan begitu, nantinya masyarakat Kota Bogor bisa beralih menggunakan transportasi publik ketika bepergian. "Itu akan diintegrasikan dengan semua moda transportasi yang ada," kata Rudi.

Wakil Ketua II DPRD Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata, mengatakan, pengadaan alat transportasi massal di Kota Bogor memang sangat dibutuhkan. Kebijakan itu diambil untuk mengurangi volume kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan parah.

Namun, Dadan menyarankan, Wali Kota Bima sebaiknya konsisten dengan perencanaannya. Jangan sampai, nanti di tengah jalan pembangunan transportasi publik menemui hambatan dan tidak dilanjutkan. "Jangan satu program  yang sudah direncanakan sebelum berjalan, sudah ganti lagi dengan rencana yang baru," ucap politikus PDIP itu.

Dadang mengatakan, Pemkot Bogor sebelumnya memiliki program mengurangi angkot dengan digantikan bus. Sayangnya, program peremajaan transportasi itu belum dieksekusi, dan sekarang malah berganti ingin melakukan pengadaan trem.

Dia pun menekankan, jika memang serius ingin membangun jalur trem, sebaiknya dipikirkan secara matang. Mulai dampak pembangunan, perusahaan mana yang mengelola, serta rute yang paling dibutuhkan masyarakat mesti benar-benar dikaji. Dadang malah berharap, sumber dana pembangunan trem berasal dari hibah pemerintah pusat.

"Jadi, Pemkot Bogor tinggal mempersiapkan rute trem. Intinya saya minta kalau merencanakan sesuatu, harus benar-benar dipikirkan secara serius. Jangan berubah-ubah di tengah jalan," ujar Dadang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat