Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi para pedagang pusat perbelanjaan dan toko swalayan (retail), di Trans Convention Center, Kota Bandung, Rabu (24/3). Vaksinasi ini sebagai persiapan menjelang Ramadhan. | Edi Yusuf/Republika

Kabar Utama

Vaksinasi Daerah Terpencil Digencarkan

Sejumlah daerah akan memulai vaksinasi menggunakan vaksin Astrazeneca.

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginginkan seluruh daerah, termasuk wilayah terpencil, mampu melaksanakan vaksinasi massal Covid-19. Vaksinasi perlu terus digencarkan agar penyebaran Covid-19 dapat dikurangi, bahkan dihentikan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 di Kecamatan Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara, Rabu (24/3). Jokowi mengatakan, kunjungannya itu untuk memastikan memastikan distribusi vaksin Covid-19 merata sampai ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.

“Kenapa saya datang ke sini? Saya ingin memastikan distribusi vaksin itu merata sampai ke pelosok, sampai ke daerah yang sulit jangkauannya,” ujar Jokowi seusai melakukan peninjauan.

Jokowi mengatakan, vaksinasi di Kecamatan Kao, Halmahera Utara akan dilakukan secara bertahap untuk seluruh masyarakatnya. Kemarin, vaksinasi massal ditujukan kepada pelayan dan petugas publik serta petani dan pedagang pasar.

Ada sebanyak 100 orang yang mengikuti kegiatan vaksinasi. Menurut Jokowi, vaksinasi di daerah tersebut akan terus berlanjut untuk seluruh penduduk Kecamatan Kao yang berjumlah sekitar 9.400 orang dengan target vaksinasi sebanyak 100 orang setiap harinya.

“Yang paling penting menurut saya, saya ingin ngecek bahwa pemerataan vaksin, distribusi vaksin itu sampai ke pelosok,” tegas Jokowi.

Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dan Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Adapun hari ini, Kamis (25/3), Jokowi dijadwalkan mengunjungi Kota Ambon.

Percepatan program vaksinasi juga dilakukan dengan terus menambah pasokan vaksin ke daerah-daerah. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin Astrazeneca yang diterima Indonesia pada awal Maret telah dikirim ke sejumlah daerah di luar Pulau Jawa.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan telah menerima 5.000 vial atau 50 ribu dosis vaksin Astrazeneca dari pemerintah pusat pada Selasa (23/3) melalui Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mochammad Bisri menyampaikan, vaksin produksi Inggris itu diprioritaskan untuk lansia, pejabat publik, usta dan ulama di daerah tersebut. "Jumat besok sekitar 100 orang ustaz dan ulama akan divaksin perdana menggunakan vaksin Astrazeneca di Masjid Raya Dompak," kata Bisri.

Menurut dia, para ustaz dan ulama setempat sudah menyatakan setuju untuk menggunakan vaksin tersebut. Apalagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memperbolehkan penggunaan vaksin Astrazeneca.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kata dia, total vaksin Astrazeneca yang akan didistribusikan ke Kepri sebanyak 26 ribu vial atau 260 ribu dosis. "Kemungkinan pekan depan sudah masuk lagi secara bertahap, karena itu kita harus cepat mendistribusikannya," kata Bisri.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga menyatakan telah menerima 50 ribu dosis vaksin Astrazeneca. Kepala Dinas Kesehatan Sulut Debie KR Kalali mengatakan, sasaran pertama vaksinasi menggunakan vaksin Astrazeneca adalah petugas pelayanan publik.

Vaksin Astrazeneca mulai digunakan dalam program vaksinasi nasional pada Senin (22/3) dalam program vaksinasi massal di Jawa Timur. Suntikan perdana dilakukan salah satunya kepada Ketua MUI Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zainy mengatakan, kehalalan vaksin Astrazeneca tidak perlu perlu diperdebatkan lagi. Menurut dia, penggunaan vaksin astrazeneca bukan saja diperbolehkan, tapi bisa masuk kategori wajib jika dalam kondisi darurat.

Menurut dia, Lembaga Bathsul Masail PWNU Jatim juga telah melakukan kajian yang menyatakan bahwa vaksin astraZeneca suci dan halal. Bahkan, para ulama NU di Jatim sudah melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin Astrazeneca.

Ia mengatakan, apa yang tengah dilakukan masyarakat dałam konteks vaksinasi memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam agama. Menurut dia, vaksinasi masuk ke dalam kategori hifdzun nafs atau upaya menjaga jiwa yang menjadi salah satu prinsip mendasar dari ajaran Islam.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per Rabu (24/3), sebanyak 5.978.251 orang telah menjalani vaksinasi.

Angka itu menunjukkan telah terjadi penambahan 246.041 orang yang mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19 dibandingkan Selasa (23/3). Sementara 2.709.545 orang di antaranya telah menjalani vaksinasi kedua atau bertambah 215.123 orang.

Dengan penambahan tersebut, sekitar 14,81 persen dari total 40.349.051 orang target sasaran vaksinasi tahap I dan tahap II telah mendapatkan dosis pertama Covid-19. Sementara baru 6,71 persen yang tercapai untuk vaksinasi dosis kedua.

photo
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 kepada para karyawan retail saat vaksinasi massal di Mall BTM, Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/3). Pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan di pusat perbelanjaan itu menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam mempercepat akselerasi penerima vaksin sekaligus sebagai upaya membangkitkan kembali perekonomian. - (Prayogi/Republika.)

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengakui, perjalanan program vaksinasi masih panjang. I Ia menekankan, vaksinasi menjadi pekerjaan rumah bersama agar Indonesia bisa keluar dari pandemi Covid-19 dengan menciptakan kekebalan kelompok.

Nadia mengatakan, kerja sama berbagai pihak mengenai informasi vaksinasi Covid-19 akan semakin menambah informasi dan memberikan akses seluas-luasnya terhadap masyarakat terkait vaksinasi. "Kita bisa melakukan peran bersama untuk memberantas hoaks terkait vaksinasi COVID-19," katanya.

Tiga Ponpes Minta Astrazeneca

Sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur mulai mengajukan permohonan untuk vaksinasi Astrazeneca, seperti Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri, Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang, dan Pondok Pesantren Lirboyo.

Ketiga pesantren tersebut mengajukan vaksinasi Astrazeneca kepada Kementerian Kesehatan setelah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyatakan, jenis vaksin Astrazeneca hukumnya suci dan halal.

Ketua Umum Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Abdul Qodir Ridlwan mengatakan, surat permohonan vaksinasi Covid-19 yang dikirimkannya merujuk hasil Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur pada 10 Maret 2021, yang menyatakan bahwa vaksin Astrazeneca dan Sinovac hukumnya suci dan tidak najis.

“Maka bersama ini, Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri memohon kepada Kementerian Kesehatan agar berkenan menyelenggarakan vaksinasi untuk seluruh pengurus, pengajar, dan santri Pondok Pesantren Lirboyo,” kata Abdul Qodir dalam keterangan surat permohonannya yang diterima Republika, Rabu (24/3).

Dengan merujuk pada hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim, Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang juga telah mengirimkan surat permohonan yang sama kepada Kementerian Kesehatan. Surat tertanggal 22 Maret 2021 tersebut ditandatangani oleh Ketua Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Deky Arfinda dan sekretarisnya, Achmad Fattahurrozak.

photo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) bersama Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar (kiri) menyaksikan penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca kepada santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). - (Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO)

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, KH Ahmad Zainuddin menjelaskan, surat permintaan vaksinasi Covid-19 yang telah dibuat pada Selasa (23/3) kemarin, sebagai bagian dari usaha menjaga kesehatan para santri dan para ustaz.

“Bersama surat ini, kami sampaikan permohonan permintaan vaksin Covid-19 untuk 10 ribu santri dan ustaz Pondok Pesantren Al-Falah Ploso,” kata Kiai Zainuddin.

Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, sebagai salah satu pondok terbesar sekaligus tertua di Indonesia sedianya sudah mulai menjalankan vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Astrazeneca pada Selasa (23/3). Vaksinasi kali ini menyasar sekitar 150-200 santri serta pengurus pondok pesantren dengan waktu pelaksanaan selama satu hari.

"Terima kasih kepada teman-teman di Lirboyo telah berkenan warganya disuntik dengan vaksin Astrazeneca," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (24/3).

Untuk mendukung pelayanan vaksinasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri telah menyiapkan 20 vial atau 200 dosis vaksin Astrazeneca serta tenaga kesehatan dan vaksinator yang terdiri atas 12 orang. Ia mengakui, kegiatan ini merupakan bagian dari mempercepat program vaksinasi nasional bagi 181,5 juta penduduk Indonesia, dengan target waktu 12 bulan. 

Pada masa kedaruratan sekarang ini, vaksin yang tersedia adalah vaksin yang terbaik untuk digunakan. Oleh karena itu, pemerintah harus mengombinasikan berbagai macam merek vaksin Covid-19 dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin untuk seluruh populasi sasaran. 

Sebab, tidak ada satu pun produsen vaksin di dunia ini, yang dapat memenuhi seluruh permintaan negara-negara besar seperti Indonesia. ''Kita bersyukur mendapatkan vaksin Astrazeneca, sehingga bisa lebih banyak rakyat Indonesia divaksin. Kita tidak boleh terlambat untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia,'' ujarnya.

Agar semakin banyak yang divaksin, Menkes Budi menegaskan, pentingnya dukungan dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Supaya, tujuan vaksinasi, yakni terbentuknya kekebalan kelompok cepat tercapai.

photo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) bersama Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar (kiri) menyaksikan penyuntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca kepada kyai di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). - (Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO)

Dia menargetkan seluruh santri dan pengurus pondok pesantren di Jawa Timur bisa segera mendapatkan suntikan vaksin. ''Untuk itu penerimaan dari masyarakat, terutama kiai dan ulama sangat penting, sekali lagi terima kasih,'' katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, menyambut baik pelaksanaan vaksinasi bagi kiai, santri, serta pengurus NU di Surabaya dan Kediri. Ia siap mendukung pemerintah untuk menggelar vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu ikhtiar untuk mengakhiri pandemi di Tanah Air.

"Lirboyo akan mendukung apa yang menjadi program pemerintah, bagi kami kemaslahatan umat jadi prioritas utama," katanya.

Pihaknya berjanji akan terus berikhtiar dengan doa, mudah-mudahan Covid-19 cepat hilang. Secara keseluruhan, pelaksanaan vaksinasi berjalan dengan baik dan lancar. Selama masa observasi tidak ditemukan adanya gejala ataupun reaksi yang timbul akibat penyuntikan vaksin. Untuk mengantisipasi terjadinya KIPI, penyelenggara telah menyiagakan tenaga medis dan ambulans dari RS Lirboyo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat