Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). | Abdan Syakura/Republika

Kabar Utama

Vaksin Covid-19 Dipastikan Halal

Bio Farma sudah terbiasa memproduksi vaksin dengan bahan baku yang halal.

BANDUNG -- Uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 resmi dimulai di Indonesia. Vaksin hasil kerja sama antara PT Bio Farma dengan perusahaan Cina, Sinovac, telah disuntikkan kepada 20 perwakilan relawan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8). Vaksin tersebut dipastikan halal dan akan disertifikasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Presiden Joko Widodo menyaksikan langsung penyuntikan perdana relawan uji klinis vaksin Covid-19. Sebelum menyaksikan penyuntikan vaksin tersebut, Presiden terlebih dahulu meninjau fasilitas dan kapasitas produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma.

Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi oleh Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

Jokowi berharap uji klinis vaksin Covid-19 tahap tiga dapat selesai dalam waktu enam bulan. Adapun produksi massal vaksin ditagetkan dapat dilakukan pada Januari 2021.

“Kalau produksinya sudah siap, langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” kata Jokowi, kemarin. Presiden optimistis Indonesia dapat segera menemukan vaksin covid-19 dan diproduksi massal. 

Ketua (KPCPEN) yang juga Menteri BUMN Erick Thohir bersyukur karena Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha untuk mengatasi pandemi Covid-19. Ia pun merasa bangga dengan kemampuan perusahaan BUMN, yaitu Bio Farma yang bekerja sama dengan Sinovac karena vaksin Covid-19 sudah memasuki uji klinis tahap ketiga. "Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini,” ujar Erick. 

Uji klinis tahap tiga sebelum vaksin Covid-19 ini diproduksi besar-besaran merupakan tahapan yang perlu dilalui semua produk farmasi termasuk obat-obatan dan vaksin. Bio Farma menyatakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) RI telah mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin Covid-19, mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap satu dan uji klinis tahap dua yang dilakukan di Cina.

“Kini kita tunggu enam bulan ke depan. Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini. Insya Allah, jika uji klinis fase tiga ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM untuk kemudian diproduksi massal dan bisa digunakan mengatasi virus Covid-19 ini,” katanya. 

Terkait kehalalan vaksin, Erick beberapa kali telah menyampaikan bahwa vaksin yang sedang diproduksi Bio Farma dibuat dari bahan baku halal. Hal itu ditegaskan Erick saat meninjau laboratorum Bio Farma pada awal Agustus. 

Erick mengatakan, Bio Farma sebagai perusahaan farmasi nasional yang sudah berdiri sejak 1980, terbiasa memproduksi vaksin dengan bahan baku yang halal dan sudah dipercaya lebih dari 160 negara dalam memproduksi 15 jenis vaksin. Sertifikasi halal untuk vaksin nantinya akan diterbitkan MUI. 

 
Insya Allah, jika uji klinis fase tiga ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM untuk kemudian diproduksi massal.
ERICK THOHIR, Menteri BUMN
 

Kerja sama Bio Farma dengan Sinovac terjadi karena memiliki kesamaan platform antara vaksin yang dikembangkan Sinovac dengan kemampuan Bio Farma dalam memproduksinya, yaitu inactivated vaccine. Selain itu, Sinovac memiliki pengalaman dalam pengembangan vaksin di tengah pandemi dan memenuhi pre-kualifikasi WHO, seperti pembuatan vaksin SARS. Hal itu memperkuat keyakinan Bio Farma bersinergi untuk menghasilkan vaksin yang dibutuhkan seluruh dunia tersebut.

Ada sebanyak 1.620 subjek relawan yang diperoleh Fakultas Kedokteran Unpad dan Bio Farma setelah melewati dua kali skrining. Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 subjek, sedangkan di tahap kedua diperoleh 1.080 subjek relawan. Relawan yang terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respon imun) dan efikasi (respon dalam melawan virus) melalui tes darah

Penyuntikan akan dilakukan secara bertahap. Untuk gelombang pertama di pekan kedua Agustus ini, tes vaksin diterapkan kepada 120 subjek relawan. Uji berikutnya akan digelar pada pekan ketiga dan keempat keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan. Pada awal September, diperkirakan sebanyak 408 relawan sudah menjalani tes vaksin.

Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis tahap tiga dilakukan terus menerus dan akan berlangsung hingga pekan ketiga Desember. Oleh karena itu, mayoritas relawan merupakan warga Bandung karena mereka harus terus dimonitor, diperiksa, dan menjalani analisa rutin dalam menilai efektivitas vaksin.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, dalam uji klinis tahap tiga, Bio Farma akan bekerja sama dengan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Unpad Bandung selama enam bulan ke depan. Apabila uji klinis fase tiga berjalan lancar, maka berikutnya adalah regristrasi ke Badan POM. 

Indonesia melalui Bio Farma, kata dia, sudah mempersiapkan fasilitas produksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas maksimal sebanyak 100 juta dosis. Pada akhir Desember 2020, akan ada tambahan kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis. 

"Mudah–mudahan kapasitas yang kami miliki ini dapat membantu pemerintah dalam menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui produksi vaksin Covid-19," kata Honesti. 

Dia mengatakan, Bio Farma dalam memproduksi vaksin Covid-19 akan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada. Dengan demikian, Bio Farma tidak perlu melakukan tambahan investasi untuk memproduksi vaksin Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat