Sejumlah perajin menyelesaikan pembuatan batik di industri rumahan di Rusun Marunda, Jakarta, Selasa (14/7/2020). Pemerintah menyiapkan BLT modal kerja. | M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

Ekonomi

Pemerintah Siapkan BLT Modal Kerja

Tantangan terbesar BLT modal kerja adalah mencari data UMKM yang memang membutuhkan.

JAKARTA -- Pemerintah akan memberikan modal kerja dalam bentuk bantuan langsung tunai kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang belum dapat mengakses pembiayaan. Stimulus tersebut diharapkan mampu membantu UMKM menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19 yang menghambat tingkat permintaan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kini pihaknya bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM sedang merancang formula yang diharapkan selesai dalam waktu dekat. "Dalam satu-dua minggu, Presiden (Joko Widodo) akan mengumumkannya," tuturnya dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) secara virtual, Senin (20/7).

Sri mengakui, tantangan terbesar dalam merancang bantuan adalah mencari data UMKM yang memang membutuhkan. Oleh karena itu, pemerintah kini berkoordinasi dengan bank wakaf, Baitul Maal wa Tamwil (BMT), hingga Bank BRI yang memiliki program Simpedes untuk usaha mikro dan kecil.

Bantuan modal kerja untuk UMKM berbeda dengan kredit kerja yang sebelumnya sudah dirilis pemerintah. Stimulus ini diberikan dalam bentuk transfer langsung, tidak melalui perbankan seperti program terdahulu.

Sri berharap, bantuan modal kerja ini juga berbeda dengan bantuan sosial lain seperti bantuan langsung tunai (BLT) dana desa atau pemberian sembako. Stimulus terbaru untuk UMKM akan diarahkan untuk kegiatan produktif, sehingga dapat mendukung UMKM untuk bertahan. "Sifatnya tambahan, dukungan yang bersifat produktif, tidak hanya konsumtif seperti untuk sembako," katanya.

Sri menekankan, Kemenkeu terbuka dengan desain stimulus untuk mendorong sisi permintaan. Ia memberi kesempatan kepada semua kementerian/lembaga untuk membuat skema yang mampu memulihkan permintaan masyarakat. Namun, Sri menegaskan, hal terpenting saat ini adalah masyarakat dapat percaya diri dengan keamanan dan keselamatan mereka di tengah pandemi Covid-19.

Sampai saat ini, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 123,46 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM. Di antaranya, dengan melakukan penjaminan kredit modal kerja. Pemerintah memberikan Rp 5 triliun, sehingga UMKM yang meminjam sampai Rp 10 miliar dapat dijamin oleh Jamkrindo dan Askrindo.

Pemerintah telah memberikan penyertaan modal negara (PMN) hingga Rp 6 triliun untuk dua perusahaan pelat merah tersebut agar memiliki kemampuan modal untuk menjamin risiko tersebut.

UMKM juga dapat mengajukan restrukturisasi, sehingga tidak perlu membayar pokok pinjaman selama enam bulan dengan subsidi yang ditanggung pemerintah. Selain itu, pemerintah menanggung pajak UMKM sebesar 0,5 persen.

Penurunan daya beli

Sementara itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menganalisis kehilangan daya beli masyarakat akibat penurunan jam kerja saat pandemi Covid-19. Analisis penurunan jam kerja dilakukan terhadap dua sektor yang dominan memberikan efek pengganda, yakni manufaktur dan pariwisata.

"Kehilangan daya beli masyarakat baik direct impact, indirect impact, dan induced impact diperkirakan mencapai Rp 1.158 triliun," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat berkunjung ke Kantor Republika, Senin (20/7).

photo
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyapa Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi saat mengunjungi kantor Republika, Jakarta, Senin (20/7). Selain silaturahmi kunjungan tersebut juga membahas mengenai penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi Indonesia - (Republika/Prayogi)

Suharso memerinci, sektor pariwisata dan manufaktur menyumbang 31,2 juta pekerja terampil. Apabila terjadi penurunan utilisasi akibat pandemi Covid-19 menjadi 50 persen dalam 30 pekan atau hingga akhir tahun ini, total jam kerja yang menghilang dalam ekonomi bisa mencapai 57,9 miliar jam.

"Dengan asumsi upah per jam mencapai Rp 20 ribu, total kehilangan pendapatan mencapai Rp 1.158 triliun. Dari sini terlihat jelas sektor industri dan pariwisata sangat penting terhadap ekonomi, karena itu 2021 fokus pemulihan akan difokuskan ke tiga sektor, industri, pariwisata, dan investasi," ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat