Pengguna menjalankan aplikasi Facebook. (ilustrasi) | EPA

Kabar Utama

Boikot Facebook Meluas

Saham Facebook anjlok seusai pemboikotan perusahaan AS.

JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan akan ikut memantau perusahaan teknologi Facebook menyusul aksi boikot pemasangan iklan oleh sejumlah perusahaan di Amerika Serikat. Pemboikotan yang meluas itu dilakukan dengan alasan platform jejaring sosial tersebut dinilai tidak cukup bertindak dalam mengatasi ujaran kebencian.

Sejak pekan lalu, sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat memboikot Facebook dan tidak lagi memasang iklan di platform tersebut. Tindakan itu diambil setelah pendiri Facebook Mark Zuckerberg sempat menolak melarang iklan kampanye Presiden AS Donald Trump untuk Pilpres AS 2020 yang dinilai mengandung rasialisme dan ujaran kebencian.

Operator seluler Verizon Communications Inc salah satu yang memboikot Facebook dengan alasan tersebut. Mereka akan menarik iklan mereka pada Juli ini. "Kami menghentikan iklan kami sampai Facebook bisa membuat solusi yang bisa diterima dan membuat kita nyaman," kata Verizon, dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu. Verizon saat ini merupakan perusahaan terbesar yang ikut memboikot Facebook.

Merek perlengkapan mendaki gunung the North Face dan Patagonia juga menarik iklan mereka di Facebook. Patagonia menyatakan, mereka menarik iklan di Facebook dan Instagram paling lambat akhir Juli. Sedangkan, perusahaan es krim Ben & Jerry's menghentikan seluruh iklan berbayar di Facebook dan Instagram mulai 1 Juli. Perusahaan lain yang menarik iklan adalah Unilever, Coca-Cola, Honda Motor, Hersey, Diageo, Pepsi Co, Levi Strauss, Viber, REI, Upwork, dan Eileen Fisher.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G Plate menyebutkan, Facebook dan perusahaan lain dengan layanan over the top memiliki tanggung jawab terhadap seluruh konten yang dimuat. Termasuk di dalamnya, Facebook harus mampu memastikan bahwa konten yang diunggah pengguna dan iklan di dalamnya memiliki imbas positif dan jauh dari rasialisme.

"Di Indonesia, tentunya mereka tak boleh bertentangan dengan UU dan peraturan yang berlaku. Ruang digital ini harus bermanfaat bagi masyarakat," ujar Johnny kepada Republika, Ahad (28/6). Johnny menyatakan, belajar dari kejadian di AS, perusahaan teknologi seperti Facebook harus benar-benar mampu menyaring kontennya agar sejalan dengan peraturan yang ada di Indonesia. "Pemerintah berpegang pada UU yang berlaku dan mendorong perusahaan kedepankan konten positif," kata Johnny. 

Communication Lead Facebook Indonesia Putri Dewanti menyatakan, pihaknya belum bisa memberikan komentar terkait hal itu. Sementara, kebijakan sejumlah perusahaan-perusahaan besar di AS memboikot pemasangan iklan di platform sosial media Facebook berhasil menekan perusahaan tersebut. Selain saham yang anjlok, Facebook juga akhirnya sepakat menerapkan kebijakan penyaringan iklan berbau ujaran kebencian.

Saham perusahaan Facebook dilaporkan mengalami penurunan hingga 8,3 persen sejak Jumat (26/6) lalu. Dengan penurunan itu, nilai perusahaan Facebook berkurang sekitar 56 miliar dolar AS. Akibatnya CEO Facebook Mark Zuckerberg kehilangan setidaknya 7,2 miliar dolar AS dan total kekayaannya turun menjadi 82,3 miliar dolar. Kekayaan Zuckerberg sebelumnya ditaksir senilai 89,5 miliar dolar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Bukan hanya kekayaannya yang menyusut, Zuckerberg juga harus turun satu peringkat ke posisi empat orang terkaya di dunia setelah CEO Amazon Jeff Bezos, pendiri Microsoft Bill Gates, dan CEO Luis Vuitton Bernard Arnault.

 

photo
CEO Facebook Mark Zuckerberg - (AP)

Sehubungan tekanan itu juga, Facebook akhirnya menetapkan batasan baru pada konten iklan yang mengandung kebencian dengan secara eksplisit melarang iklan yang mendorong perpecahan rasial. Secara khusus, kebijakan baru ini akan "melarang klaim atas orang-orang dari ras, etnis, kebangsaan, agama, kasta, orientasi seksual, gender atau status imigrasi tertentu merupakan ancaman terhadap keselamatan fisik, kesehatan, atau kelangsungan hidup orang lain."

Kebijakan ini juga akan membatasi iklan yang menyatakan penghinaan bagi imigran atau pengungsi. Pembatasan baru tersebut hanya berlaku untuk iklan dan tidak akan memengaruhi unggahan tanpa promosi berbayar. "Facebook tetap memberikan suara kepada orang-orang dan itu berarti orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki banyak suara, atau kekuatan untuk berbagi pengalaman mereka sendiri," ujar Zuckerberg dilansir the Verge, kemarin.

photo
Pegiat badut sulap yang dikenal dengan sapaan Mr Arian Maestro memainkan trik dalam permainan sulap melalui platform media sosial Facebook di rumahnya, Bumi Resik Panglayungan, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (13/4). - (ANTARA FOTO)

Pembatasan ini merupakan bagian dari serangkaian perubahan yang dilakukan Facebook sebelum pemilihan umum AS tahun 2020. Facebook juga berencana untuk secara proaktif memantau informasi tentang kondisi dalam 72 jam sebelum pemilu, dengan standar yang lebih ketat untuk postingan-postingan yang tampaknya mengintimidasi atau menyesatkan selama periode waktu tersebut. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat