Tersangka John Kei (kedua kiri) digiring oleh anggota kepolisian di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6). Dalam keterangannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, keributan yang terjadi pada Ahad (21/6) hingga terjadi penyerangan kelo | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Polisi Buru Tiga Pelaku Pengeroyokan Green Lake City

John Kei menyerang rumah Nus Kei di Green Lake City karena permasalahan pembagian hasil penjualan tanah.

 

 

JAKARTA -- Polisi masih terus memburu keberadaan tiga pelaku yang terlibat dalam aksi kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan kelompok John Kei. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan, jajarannya masih mencari tiga buron itu, yang salah satunya diidentifikasi sebagai pemilik senjata api (senpi) yang digunakan saat beraksi. "Kami masih kejar siapa pemilik senpi, ada tiga DPO. Salah satunya itu ada yang bawa senpi, masih dikejar," kata Yusri saat dikonfirmasi, Senin (22/6).

Kasus itu bermula kala kelompok John Kei yang terdiri atas 15 orang sempat melepaskan tembakan sebanyak tujuh kali, ketika melakukan penyerangan di wilayah Green Lake City, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Ahad (21/6) WIB. Akibatnya, salah satu pengemudi ojek daring mengalami luka tembak di bagian kaki.

Selain itu, para pelaku juga melakukan perusakan terhadap rumah dan mobil Nus Kei, yang berada di lokasi. Salah satu sekuriti di perumahan itu pun mengalami luka-luka setelah ditabrak mobil kelompok John Kei saat berusaha meninggalkan lokasi kejadian.

Salah seorang penghuni Perumahan Green Lake City, Berti, mengaku, mendengar suara tembakan pada Ahad siang. Dia mendapati, sekelompok orang secara brutal masuk dan menyerang rumah warga. Dari informasi yang dikumpulkan, kata dia, kelompok tersebut mengendarai tiga kendaraan dan merusak salah satu rumah warga dan sejumlah fasilitas lainnya. 

Dia menjelaskan, kelompok tersebut sudah merencanakan untuk melakukan penyerangan kepada pemilik rumah berinisial N yang tinggal di perumahan. Mendapat informasi dari salah satu anggota keluarga N, Berti mengungkapkan, adanya ancaman pembunuhan dalam aksi yang dilakukan kelompok tersebut. “Ada tiga mobil, menurut penghuni rumah isi mobilnya penuh, berarti ada lebih dari lima orang," ujar Berti, Senin.

 

Motif penyerangan

photo
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana (kedua kiri) memberikan keterangan pers kasus kejahatan kelompok John Kei di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6/2020). Polisi menangkap 30 orang yakni John Kei beserta anggota kelompoknya dalam kasus pengeroyokan, pembunuhan dan kekerasan di kawasan Duri Kosambi, Jakarta Barat dan Perumahan Green Lake City, Kota Tangerang, Banten pada Ahad 21 Juni 2020 - (SIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO)

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, motif penyerangan kelompok John Kei di dua lokasi berbeda pada Ahad (21/6) dilatarbelakangi masalah pribadi dengan Nus Kei. Nana menyebut, John Kei merasa kecewa terhadap Nus Kei soal pembagian hasil penjualan tanah yang dianggap tidak rata. "Jadi, ini masalah pribadi sebenarnya awalnya," kata Nana di Mapolda Metro Jaya, Senin.

John Kei, menurut Nana, kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Nus Kei dan anggotanya berinisial ER atau YDR. Hal itu terungkap setelah polisi memeriksa ponsel anak buah John Kei. Selain itu, dia menambahkan, anak buah John Kei juga diketahui terlebih dahulu mengirimkan ancaman melalui pesan singkat terhadap Nus Kei dan ER alias YDR.

 

 

Dalam ponsel pelaku ada perintah dari John Kei ke anggotanya, indikator dari permufakatan jahat adanya perencanaan pembunuhan.

 

IRJEN POL NANA SUJANA, Kapolda Metro Jaya
 

Dia menuturkan, anggota John Kei pun melakukan penyerangan terhadap ER di wilayah Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Ahad (21/6) sekira pukul 11.30 WIB. ER diketahui meninggal dunia akibat luka bacok dalam serangan tersebut. "Penganiayaan diduga berjumlah lima sampai tujuh orang terhadap kelompok Nus Kei yang terjadi di wilayah Kosambi," ujar Nana. 

Pada hari yang sama, Nana melanjutkan, kelompok John Kei yang terdiri atas 15 orang juga melakukan penyerangan di rumah Nus Kei yang berada wilayah Green Lake City. Lantaran tidak menemukan Nus Kei, kelompok John Kei merusak rumah dan mobil milik Nus Kei.

Saat hendak meninggalkan lokasi, kata dia, mereka pun sempat melepaskan tembakan sebanyak tujuh kali. Akibatnya, satpam perumahan tertabrak karena mobil yang digunakan para pelaku menerobos gerbang perumahan. Sementara, satu orang lainnya, yakni pengemudi ojek daring, mengalami luka tembak di bagian kaki.

photo
Tersangka John Kei (ketiga kiri) digiring oleh anggota kepolisian di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6). Dalam keterangannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, keributan yang terjadi pada Ahad (21/6) hingga terjadi penyerangan kelompok John Kei kepada Nus Kei karena permasalahan keluarga, terkait ketidakpuasan pembagian uang hasil penjualan tanah. John Kei dan 29 anggota kelompoknya ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus pembunuhan, perusakan dan kasus pengeroyokan di Duri Kosambi, Jakarta Barat dan Green Lake City, Cluster Australia, Cipondoh, Kota Tangerang. Republika/Putra M. Akbar - (Putra M. Akbar/Republika)

Adapun polisi menciduk John Kei beserta 29 anggota kelompoknya di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat pada Ahad, sekira pukul 20.15 WIB. Kini, mereka masih menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya guna mengetahui peran masing-masing dalam aksi kekerasan tersebut. 

Polisi menemukan sejumlah barang bukti saat menangkap John Kei dan puluhaan anak buahnya. Di antaranya, ada 28 buah tombak, 24 buah senjata tajam, 2 buah ketapel panah, 3 buah anak panah, 2 buah stik bisbol, dan 17 buah ponsel. 

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat, menuturkan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), aparat belum menemukan barang bukti proyektil. Dengan begitu, pihaknya belum dapat mengetahui jenis senpi yang digunakan anggota kelompok Jhon Kei. Tubagus belum berani memastikan apakah senjata yang digunakan jenis revolver atau bukan karena harus menunggu temuan bukti di lapangan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat