Seorang pengunjukrasa mengenakan masker bergambar tengkorak di sea unjuk rasa memprotes kebijakan karantina di Wisconsin, Amerika Serikat, Sabtu (2/5). | Shannon Stapleton/REUTERS

Internasional

Warga Dunia Mulai Keluar Rumah

Johnson mengaku, Pemerintah Inggris sempat menyiapkan rencana cadangan jika ia meninggal.

 

BEIJING —  Mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Eropa dan Asia, satu per satu orang mulai keluar dari rumah mereka. Sejumlah negara mulai melonggarkan pembatasan karena kasus Covid-19 mulai reda sedangkan sebagian lain masih harus bergulat dengan kasus-kasus baru. 

Di Beijing, Cina, hampir 1,7 juta orang memenuhi taman-taman dalam libur selama dua hari terakhir. Tempat wisata Shanghai juga kedatangan lebih dari satu juta pengunjung. Sejumlah tempat wisata mengurangi kapasitas pengunjung hingga 30 persen untuk menjaga kepadatan di bawah rata-rata. 

Masker terlihat dipakai orang di berbagai belahan dunia. Mulai dari para pelari di Spanyol hingga pencinta pantai di AS. Pencinta joging berlari di Central Park, New York, tanpa saling melongok satu sama lain pada Sabtu. 

Di New Jersey, taman-taman umum dibuka kembali. Namun, sejumlah taman menolak pengunjung ketika lahan parkir sudah dipenuhi separuhnya. 

"Selama 46 hari di rumah sudah cukup," kata Margie Roebuck. Bersama suaminya, Roebuck menjadi orang pertama yang mengunjungi kembali Island Beach State Park. 

Di AS, perbedaan pendapat antara yang ingin lockdown segera dicabut dan yang ingin lebih berhati-hati ternyata menjalar ke Kongres. Senat yang mayoritas dikuasai Partai Republik ingin memulai aktivitas pada Senin (4/5). Namun, House of Representative yang dikuasai Partai Demokrat lebih memilih tetap tutup. 

Hingga berita ini ditulis, data Johns Hopkins University menyebutkan, ada lebih dari 3,4 juta kasus Covid-19 secara global. Dari jumlah itu, lebih dari 1,1 juga kasus terjadi di AS. 

photo
Warga berbuka puasa di luar ruangan di benteng bersejarah di Lahore, Pakistan. (K.M. Chaudary/AP)

Singapura telah mengumumkan pada Sabtu lalu bahwa akan ada sejumlah bidang usaha yang boleh buka mulai 12 Mei. Sementara, Sri Lanka akan mengizinkan aparat pemerintah dan sektor swasta mulai aktif pada 11 Mei. Di Spanyol, banyak orang mulai mencicipi udara luar pada Sabtu. Ini pertama kalinya sejak lockdown diberlakukan mulai 14 Maret. 

"Saya merasa baik-baik saja, namun lelah. Anda tentu melihat bahwa sudah sebulan berlalu dan tubuh saya tidak karuan," kata Cristina Palomeque di Barcelona, Spanyol. "Banyak orang berpikir ini terlalu cepat, namun tentu penting juga untuk berolahraga demi alasan kesehatan."

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez tetap meminta warganya waspada. Covid-19 telah mengakibatkan lebih dari 25 ribu orang meninggal dunia di Spanyol  "Kita perlu jaminan bahwa wabah ini tidak membahayakan sistem kesehatan nasional kita," katanya.

Namun, pandemi global masih menjadi beban berat di belahan dunia lain. Pada Ahad, India memiliki hampir 40 ribu kasus Covid-19. India melaporkan, ada lebih dari 2.600 kasus dan ini angka terbesar dalam sehari. Hal serupa juga terjadi di Pakistan dan Rusia pada Sabtu.  Berita mengkhawatirkan juga datang dari Afghanistan. Sekitar sepertiga dari tes acak uji Covid-19 dinyatakan positif.

Boris: Ada rencana cadangan

Salah satu pemimpin yang sempat terkena Covid-19 adalah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (55 tahun). Ia sempat menjalani perawatan dan masuk ruang intensif di Rumah Sakit St Thomas di London. 

Tak ada keterangan seberapa parah kondisi Johnson saat sakit. Namun, hal itu kemudian diungkap Johnson dalam wawancara dengan the Sun yang terbit Ahad. Menurut Johnson, tim medis memberinya berliter-liter oksigen untuk menjaganya agar tetap bertahan. 

photo
Pasangan menikmati pantai yang sepi di Kent, Inggris. - (AP/Gareth Fuller)

Ia kemudian mengungkapkan bahwa Pemerintah Inggris sudah menyiapkan contingency plan atau rencana cadangan jika dirinya meninggal saat dirawat di rumah sakit pada April. "Saya memang tidak dalam kondisi baik dan saya tahu bahwa ada contingency plan disiapkan," kata Johnson.  

"Mereka punya strategi seperti 'skenario kematian Stalin'," kata Johnson kepada the Sun. "Itu saat yang amat berat, saya tidak akan menyanggahnya." 

Ketika dinyatakan positif Covid-19, Johnson melakukan isolasi mandiri di kantornya di Downing Street Nomor 10. Kepada the Sun, ia mengakui, saat itu ia dalam masa penyangkalan dan menolak dirawat di rumah sakit.

"Kemudian, saya diperintahkan dirawat ke Rumah Sakit St Thomas. Saya bilang, saya tidak mau. Saya melihat itu bukan langkah bagus, namun orang-orang tetap berkeras. Melongok ke belakang, mereka ternyata benar karena memaksa saya dirawat," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat