Pertemuan perdana Madani Malindo di Kuala Lumpur, Malaysia, digelar pada Sabtu (23/8/2025) hingga Ahad (24/8/2025). | ist

Nasional

Madani Malindo Sukses Digelar, Satukan Suara Cendekiawan Muslim RI-Malaysia

Forum ini menghasilkan Deklarasi Madani Malindo yang mengusung Wawasan Madani.

Puluhan cendekiawan Indonesia dan Malaysia sukses menyelenggarakan forum perdana Majelis Cendekiawan Madani Malaysia-Indonesia (Madani Malindo). Pertemuan yang dihadiri 99 tokoh pemikir dari kedua negara (59 dari Malaysia dan 40 orang dari Indonesia) itu digelar di Kompleks Institute for Advanced Islamic Studies, Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 22-24 Agustus 2025.

Sesudah shalat Jumat berjamaah, seluruh hadirin diterima dalam jamuan makan siang bersama Perdana Menteri (PM) Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim di Putra Jaya. Kemudian, agenda hari pertama ditutup dengan jamuan makan malam bersama dengan Timbalan Menteri Ugama Malaysia Dato' Dr Zulkifli Hasan.

Pertemuan perdana Madani Malindo ini diprakarsai dengan kolaborasi antara Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM) dan Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Indonesia. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Ketua CDCC yang juga ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Dr M Din Syamsuddin.

Selain itu, turut serta pula puluhan tokoh cerdik cendekia dari Tanah Air. Mereka antara lain adalah Prof Dr Amin Abdullah; Dr Hidayat Nurwahid; Dr Lukman Hakim Saifuddin; Drs Hajriyanto Y Thohari; Buya Anwar Abbas; Prof Sudarnoto A Hakim; Prof Siti Zuhro; Dr Sabriati Aziz; dr Salmah Bayinah; Dr Syifa Fauzia; Dra Marfuah Mustofa; Dr Nurhayati Assegaf; Dr Ahmad Suaidi; Prof Dr Syafiq A Mughni; Dr Amirsyah Tambunan; Prof Fasli Jalal; dan Dr Ahmad Rifai Hasan.

photo
Prof Din Syamsuddin menyampaikan pidato dalam pertemuan perdana Majelis Cendekiawan Madani Malaysia-Indonesia (Madani Malindo) di Kompleks Institute for Advanced Islamic Studies/IAIS, Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (24/8/2025). - (ist)

Hadir pula sejumlah representasi organisasi-organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, al-Washliyah, Persatuan Islam (Persis), al-Irsyad, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Wahdah Islamiyah, Mathlaul Anwar, al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Dewan Masjid Indonesia (DMI), DDII, IKADI, Ikatan Saudagar Muslim Indonesia, al-Khairat, 'Aisyiyah, Wanita Islam, Wanita Hidayatullah, BKMT, serta Ma'arif Institute.

Dalam pidatonya, Prof Din Syamsuddin menyampaikan rasa syukurnya. Forum ini berhasil mengeluarkan Deklarasi Madani Malindo yang mengandung Wawasan Madani. Ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap dunia kini yang mengalami kerusakan pada pelbagai sisi, ketakpastian, serta ketakteraturan.

"Wawasan ini telah terbukti dalam sejarah, baik pada zaman Nabi Muhammad SAW maupun era kejayaan Islam antara abad kesembilan hingga ke-11 Masehi. Perwujudannya pada masa modern menuntut upaya kontekstualisasi dan reaktualisasi dengan memadukan antara tradisi dan modernitas," ujar guru besar ilmu politik Islam global UIN Syarif Hidayatullah ini, dikutip Republika dari keterangan tertulis, Ahad (24/8/2025).

Menurut Din, dunia Islam harus tampil dengan strategi peradaban baru, yakni peradaban madani (al-hadharat al-madaniyyah). Perumusan Wawasan Madani pun, sambungnya, akan dikukuhkan dalam forum Madani Malindo II di Jakarta pada tahun depan.

"Alhamdulillah, Madani Malindo I berlangsung sukses. Paling tidak, telah mempertemukan kaum cendekiawan dari dua negeri serumpun dalam jalinan silaturahmi dan silatulfikri yang positif-konstruktif," ujar Din.

Seluruh hadirin forum ini berharap, kedua pemimpin negara yakni PM Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim dan Presiden RI Prabowo Subianto dapat menggerakkan dunia Islam ke arah kebangkitan dan kemajuan. Sebab, bukan hal yang tak mungkin bahwa bersinar kembalinya peradaban Islam dimulai dari Asia tenggara.

photo
Pertemuan perdana Madani Malindo di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (23/8/2025) hingga Ahad (24/8/2025). Turut hadir antara lain PM keempat dan ketujuh Malaysia, Mahathir Mohamad. - (ist)

Dalam kesempatan ini, para delegasi cendekiawan Muslim Indonesia secara tanpa rencana diundang untuk berkunjung ke kediaman Tun Mahathir Muhammad. Pada kesempatan pertemuan singkat itu, mereka mendapat pencerahan tentang potensi Indonesia dan Malaysia sebagai penggerak kebangkitan dunia Islam.

"Para pemimpin, tokoh umat Islam, khususnya di Indonesia dan Malaysia diharapkan dapat bersatu hati dan pikiran, serta menghilangkan sengketa dan syak wasangka di antara mereka," ujar Din mengungkapkan isi pesan Mahathir Mohamad kepada para delegasi RI.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bertamu di Landhuis Familie Van Motman

Di taman rumah itu ada lonceng besar yang dulu  untuk mengumpulkan para buruh pribumi.

SELENGKAPNYA

Noel, dari Jokowi Mania Berakhir di KPK

Pada Pilpres 2024, Noel ikut 'arah angin' dengan membentuk Prabowo Mania 08.

SELENGKAPNYA

Selaksa Sejarah Suryakencana

Makanan di wilayah ini berharga cukup miring dengan rasa yang tak kalah saing.

SELENGKAPNYA