
Internasional
Puluhan Warga Palestina Dibunuh Israel di Tepi Barat
Sebanyak 68 persen pusat kesehatan di Tepi Barat beroperasi sebagian.
TEPI BARAT – Sebanyak 34 warga Palestina dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat sepanjang tahun ini. Hal itu mengindikasikan makin brutalnya serangan Israel ke Tepi Barat, utamanya wilayah Jenin belakangan.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB telah merilis pembaruan situasi mengenai kondisi kemanusiaan di Tepi Barat yang diduduki. Serangan militer Israel dan serangan pemukim meningkat dalam beberapa hari terakhir.
OCHA mengatakan, pasukan Israel telah membunuh 34 orang, termasuk enam anak-anak, dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki sepanjang tahun ini. Dua belas korban syahid dalam operasi Israel yang sedang berlangsung di Jenin, yang juga melukai sedikitnya 50 orang, termasuk melalui serangan udara.
Kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat telah melukai sedikitnya 17 warga Palestina, termasuk dua anak-anak, dalam seminggu terakhir saja. Pos pemeriksaan baru Israel dan pembatasan perjalanan di wilayah pendudukan menghambat perdagangan dan memutus akses ke fasilitas kesehatan.

Saat ini, 68 persen pusat kesehatan di Tepi Barat beroperasi tidak lebih dari dua hingga tiga hari dalam seminggu, sementara rumah sakit hanya beroperasi dengan kapasitas 70 persen.
Pasukan Israel masih terus melakukan operasi militer di Jenin, Tepi Barat pada Jumat (24/1/2025). Sementara pejuang Palestina melakukan perlawanan dengan alat peledak dan kontak senjata.
Aljazirah Arabia melaporkan bahwa pejuang Palestina telah menargetkan pasukan Israel dengan alat peledak di Jalan Nazareth di kota Jenin. Bentrokan bersenjata juga terjadi antara pejuang Palestina dan pasukan keamanan Otoritas Palestina di kota Yabad, sebelah barat Jenin, menurut Aljazirah Arab. Pasukan keamanan dilaporkan memukuli sejumlah pejuang Palestina setelah menangkap mereka.
Pada Kamis malam, pasukan Israel menyerbu Azzun, menyerbu pintu masuk utara kota tersebut, yang terletak di sebelah timur Qalqilya di Tepi Barat yang diduduki. Kantor berita WAFA melaporkan bahwa pasukan Israel menggerebek beberapa rumah, namun tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Sementara itu, ketika operasi Israel di Jenin berlanjut, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan lima warga Palestina terluka di kamp pengungsi dalam beberapa jam terakhir.

Militer Israel juga terus membakar rumah-rumah di Jenin. Pejabat setempat mengatakan pasukan Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi paksa di kamp tersebut, meskipun militer Israel membantah mengeluarkan perintah tersebut.
Setidaknya 12 warga Palestina telah syahid sejak Israel melancarkan operasi skala penuh setelah gencatan senjata di Gaza mulai berlaku.
Warga Palestina di kamp pengungsi Jenin terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah menerima perintah evakuasi paksa melalui drone dan pengeras suara di Jeep, namun pemerintah Israel membantah mengeluarkan perintah tersebut.
Militer Israel telah memasang beberapa penghalang jalan di wilayah tersebut dan, ketika orang-orang melarikan diri, mereka diperiksa dan beberapa diantaranya ditahan. Itu termasuk perempuan dan anak-anak serta laki-laki.

Petugas medis mengatakan sulit untuk mengevakuasi orang-orang yang terluka karena penghalang jalan ini dan ada orang-orang yang ditembak oleh militer Israel dan mengalami pendarahan di jalanan. Serangan semacam ini semakin meningkat dalam ukuran dan skala di Tepi Barat sejak dimulainya agresi Israel di Gaza.
Ahmed Hawashin berada di kamp pengungsi Jenin ketika militer Israel menggerebeknya pada hari Selasa. Ketika suara drone dan pesawat tempur Israel yang menyerang kamp semakin keras, Hawashin meninggalkan rumahnya. “Ketika kondisinya memburuk, kami berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya,” katanya.
Saat serangan semakin dekat, dia teringat saat dia terjebak di area yang menyusut bersama puluhan orang lainnya yang mencari keselamatan.
Mereka kemudian memutuskan untuk mencoba keluar dari kamp pengungsi melalui gerbang barat meskipun terjadi pertempuran di sekitar mereka. “Kami mulai berjalan kaki, tetapi banyak di antara mereka yang berusia lanjut atau cacat,” katanya.
BREAKING: Israeli forces besiege a house and target it with a shoulder-launched missile in the town of Qabatiya, south of Jenin. pic.twitter.com/MX75QxXQxd — Quds News Network (QudsNen) January 24, 2025
Mereka berjalan beberapa kilometer sebelum menemukan pos pemeriksaan Israel dan ambulans Bulan Sabit Merah ditempatkan di gerbang barat, katanya.
Wakil Gubernur Jenin Mansour al-Saadi mengatakan kampanye militer Israel yang sedang berlangsung di kamp pengungsi bisa menjadi “pengulangan apa yang terjadi di Jalur Gaza utara, sebuah kampanye pemusnahan sistematis”.
Berbicara kepada kantor berita Anadolu, al-Saadi mengatakan pasukan Israel telah memblokir empat pintu masuk ke kota Jenin dan kamp tersebut, mencegah masuk dan keluar.
Dia memperingatkan bahwa pembongkaran bangunan dan rumah yang sedang berlangsung di tengah kamp menunjukkan bahwa pasukan Israel berencana melakukan invasi besar-besaran.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pihaknya menganggap operasi Israel yang sedang berlangsung di Jenin sebagai “pelanggaran menyolok terhadap hukum kemanusiaan internasional dan hak asasi manusia”.
Mereka menyerukan komunitas internasional untuk “memikul tanggung jawabnya dalam menghadapi pelanggaran-pelanggaran ini” dan bekerja untuk memastikan perlindungan penuh terhadap warga sipil.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pertempuran di Jenin Kian Sengit
Faksi perlawanan Palestina menyergap tentara penjajah.
SELENGKAPNYAIsrael Teruskan Penyerangan ke Jenin
Faksi-faksi Palestine menyerukan perlawanan di Jenin.
SELENGKAPNYADikepung IDF dan PA, Pejuang Jenin Melawan
Tiga tentara IDF terkena bom pejuang Palestina.
SELENGKAPNYA