Petugas Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi menyemprotkan cairan disinfektan di Masjid Agung Cimahi Utara, Jawa Barat, Selasa (17/3/2020). | ANTARA FOTO

Khazanah

Korona, Spiritualitas, dan Ikhtiyar

Ikadi juga mengimbau umat Islam untuk tetap berikhtiar agar tidak tertular Korona

JAKARTA -- Di tengah mewabahnya penyakit virus korona baru (Covid-19), umat Islam diimbau untuk tidak melupakan upaya-upaya spiritual. Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof KH Achmad Satori Ismail, misalnya, mengajak umat Islam untuk bermuhasabah. Sebab, di antara pemicu munculnya bencana, musibah, dan wabah adalah dosa dan kezaliman manusia.

"Momentum ini harus dimanfaatkan untuk muhasabah, evaluasi, dan introspeksi diri, memperbaiki diri, banyak beristighfar dan bertobat kepada Allah," ujar Kiai Satori dalam tazkirah (peringatan) Ikadi yang diterima Republika, Rabu (18/3).

Ikadi menerbitkan tazkirah tersebut untuk mengamalkan firman Allah yang tertuang dalam Alquran yang artinya, "Dan berilah peringatan (tazkirah) karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (QS adz-Dzaariyaat [51]: 55).

Selain mengajak untuk bermuhasabah, dalam tazkirah tersebut Ikadi juga mengimbau umat Islam untuk tetap berikhtiar agar tidak tertular Covid-19. Menurut dia, umat Islam hendaknya mengobati diri dengan meminum madu atau mengonsumsi kurma serta tidak keluar-masuk ke tempat wabah penyakit sebagaimana yang disampaikan hadis Nabi Muhammad SAW.

"Melakukan ikhtiar dan berbagai upaya untuk menghindarkan diri dari risiko penularan Covid-19, seperti menunda kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak, menghindari tempat keramaian," ucap Kiai Satori.

Kiai Satori menambahkan, Ikadi juga mengajak umat Islam menjalankan Pola Hidup Sehat dan Islami (PHSI), meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, serta membentengi diri dengan banyak beribadah, berzikir, dan berdoa.

"Semoga Allah Ta'ala melindungi umat dan bangsa Indonesia dari musibah dan wabah virus korona dan penyakit berbahaya lainnya serta menganugerahkan kepada kita semua keselamatan di dunia dan di akhirat," katanya.

Imbauan untuk melakukan upaya spiritual juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung. "Kalau kita merujuk pada hadis dan Alquran, justru untuk kesembuhan itu ada (melalui) usaha-usaha spiritual, (misalnya) memperbanyak membaca Alquran, memperbanyak sedekah, memperbanyak amal kebaikan, maka dengan begitu akan ada anugerah kesehatan, ini adalah ajaran dari agama Islam," kata Ketua MUI Kota Bandung KH Miftah Farid kepada Republika, Rabu (18/3).

Kiai Miftah melanjutkan, MUI Kota Bandung juga mengimbau umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Kedua, percayakan pengurusan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit ini kepada ahlinya, dalam hal ini adalah para ahli kesehatan, dokter, dan lain lain," tutur dia.

Kemudian, Kiai Miftah juga mengajak masyarakat Muslim untuk tidak panik. "Karena panik tidak menyelesaikan masalah, tetapi cukup memperbanyak doa, istighfar, tetapi juga jangan sombong, tetap ikhtiar dan berusaha," ungkap dia.

Kiai Miftah juga menjelaskan, MUI Kota Bandung memberi kebebasan kepada setiap pengurus masjid untuk memutuskan menggelar shalat Jumat atau tidak, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan. Dia merujuk pada Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadinya Wabah Covid-19.

Fatwa MUI ini, imbuh Kiai Miftah, memberikan penjelasan bahwa pelaksanaan shalat Zhuhur di rumah sebagai pengganti shalat Jumat dilakukan dalam situasi yang kritis dan membahayakan. "Tetapi, bagi daerah yang menurut para ahli masih memungkinkan berkumpul untuk shalat Jumat, maka tetap melaksanakan shalat Jumat," katanya.

Karena itu, keputusan menggelar shalat Jumat dikembalikan kepada dewan kemakmuran masjid (DKM) masing-masing. Mereka sebagai pengurus masjid harus menilai kondisi lingkungan dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat