Ilustrasi bisnis e-grocery | Google

Iqtishodia

Kunci Sukses Menjalankan Bisnis E-Grocery

Penting bagi penyedia layanan e-grocery untuk memastikan ketersediaan produk yang sering dicari konsumen

OLEH Hardiana Widyastuti (Dosen Departemen Manajemen IPB), Ajeng Fakhira Helmelia, Navila Amira Dewi (Mahasiswa Departemen Manajemen IPB) 

 

Dalam era digital, perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan pada cara manusia berinteraksi dengan produk dan jasa. Salah satu bidang yang paling signifikan dipengaruhi oleh perkembangan digital adalah bisnis retail, terutama dalam bentuk e-grocery. E-grocery, yang berfokus pada penjualan produk groceries secara daring, telah menjadi sangat populer di kalangan masyarakat urban.

E-grocery adalah layanan belanja online yang memungkinkan konsumen untuk memesan produk groceries dan kebutuhan sehari-hari secara online dan menerima pengiriman di rumah. Dengan adanya aplikasi, konsumen dapat membeli produk groceries secara mudah dan efisien, tanpa perlu meninggalkan rumah.

Dalam beberapa tahun terakhir, e-grocery telah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat di Indonesia, dengan nilai pasar yang diperkirakan mencapai 6 miliar dolar AS pada 2025. Pertumbuhan ini disebabkan oleh perubahan perilaku berbelanja masyarakat yang semakin akrab dengan teknologi dan gaya hidup digital. 

Layanan e-grosir menyediakan platform yang nyaman bagi konsumen untuk membeli barang-barang penting secara daring, memungkinkan mereka untuk mengirimkan produk mereka langsung ke depan pintu mereka, sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada alat transportasi pribadi. Selain itu, pemanfaatan teknologi mutakhir dalam operasi e-grosir dapat menyebabkan peningkatan efisiensi pengiriman, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan konsumsi energi dan pengurangan emisi gas rumah kaca yang terkait dengan proses pengiriman.

Layanan e-grosir menyediakan platform yang nyaman bagi konsumen untuk membeli barang-barang penting secara daring

 

Akibatnya, e-grosir muncul sebagai solusi yang layak dan berkelanjutan yang melayani permintaan konsumen secara efektif sambil juga menjunjung tinggi keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan. Integrasi layanan e-grosir ke pasar merupakan langkah signifikan menuju pencapaian pendekatan yang lebih sadar lingkungan dan ramah konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Perkembangan pesat perusahaan e-grocery di Indonesia terjadi karena tingginya permintaan akan kebutuhan pokok dan pergeseran perilaku berbelanja di kalangan masyarakat. Melalui layanan ini, pengguna dapat dengan mudah memesan berbagai bahan makanan sehari-hari, termasuk buah-buahan dan sayuran, menggunakan aplikasi yang disediakan. Pesanan tersebut kemudian diantarkan langsung ke pintu rumah pelanggan dalam waktu yang ditentukan, yang dikenal sebagai on-demand.

Saat ini, layanan e-grosir masih tersedia, terutama di wilayah kota besar seperti Jabodetabek di Indonesia. Dalam konteks ini, pola konsumsi e-groceries dapat dilihat sebagai bagian dari perubahan perilaku belanja yang lebih besar, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kemajuan teknologi, perubahan gaya hidup, dan dinamika sosial.

Perilaku konsumen e-groceries saat ini menunjukkan beberapa pola yang signifikan. Salah satu pola yang terlihat adalah kecenderungan konsumen untuk memesan produk dalam jumlah yang lebih besar dalam satu transaksi. Kebiasaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keinginan untuk menghemat ongkos kirim dan mendapatkan diskon yang lebih besar dengan membeli dalam jumlah yang lebih banyak.

Penggunaan e-groceries juga dipengaruhi oleh faktor waktu. Sebelum pandemi Covid-19, konsumen cenderung memilih untuk berbelanja di pasar atau supermarket pada pagi hari, tetapi dengan adanya pandemi, kebiasaan ini telah berubah, dan konsumen lebih memilih untuk berbelanja secara daring.

Berbagai faktor diyakini berperan dalam membentuk tingkat kepercayaan konsumen dalam belanja daring

 

 

Namun, pada pascapandemi, pemanfaatan layanan e-grocery mengalami penurunan yang disebabkan oleh tren berkurangnya praktik belanja daring. Pergeseran ini telah menyebabkan penurunan permintaan platform supermarket e-commerce di Indonesia, memaksa beberapa untuk menghentikan operasi.

Berbagai faktor diyakini berperan dalam membentuk tingkat kepercayaan konsumen dalam belanja daring, meliputi penilaian mereka tentang risiko terkait, serta persepsi mereka mengenai keuntungan dan kenyamanan yang ditawarkan, yang semuanya dapat memengaruhi kecenderungan mereka untuk terlibat dalam transaksi bahan makanan melalui internet.

Setelah mengumpulkan data dari 160 responden di Jabodetabek, terlihat bahwa perempuan usia 17-25 tahun mendominasi pengguna e-grocery. Mayoritas dari mereka belum menikah dan tinggal di Jakarta.

Sebagian besar adalah lulusan sarjana yang bekerja di sektor swasta atau mahasiswa. Pengeluaran bulanan mereka untuk groceries melebihi Rp 500.000, dengan mayoritas menggunakan layanan e-grocery selama 1-2 tahun, berbelanja mingguan, dan mendapatkan informasi melalui Instagram.

Evaluasi terhadap risiko yang dirasakan terhadap kepercayaan menunjukkan bahwa persepsi negatif terhadap risiko saat melakukan pembelian daring tidak berdampak pada kepercayaan konsumen. Ini karena konsumen telah memiliki pemahaman tentang risiko yang terkait dengan berbelanja daring, sehingga mereka tidak terlalu memperhatikan risiko tersebut dan tetap tertarik untuk menggunakan layanan e-grocery.

Selain itu, analisis terhadap kemudahan penggunaan terhadap kepercayaan menunjukkan bahwa persepsi kemudahan yang dirasakan oleh konsumen dapat meningkatkan kepercayaan mereka dalam berbelanja online. Kemudahan penggunaan aplikasi yang ditawarkan oleh layanan e-grocery, seperti mudah dipahami dan fitur-fitur yang sederhana, sangat memengaruhi kepercayaan konsumen saat mereka berbelanja kebutuhan grocery melalui layanan tersebut.

Evaluasi terhadap kegunaan yang dirasakan terhadap kepercayaan menunjukkan bahwa kepercayaan dapat bertindak sebagai perantara atas pengaruh persepsi manfaat konsumen dalam menggunakan layanan e-grocery. Ini mengindikasikan bahwa pandangan konsumen terhadap manfaat yang mereka rasakan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan mereka dalam berbelanja online.

Sementara itu, analisis terhadap kepercayaan terhadap niat pembelian online menunjukkan bahwa aspek keamanan, kenyamanan, keterbukaan informasi, dan kesetiaan terhadap layanan e-grocery dapat memengaruhi kepercayaan konsumen saat mereka ingin melakukan pembelian kebutuhan melalui platform e-grocery.

 

 

Penyedia layanan e-grocery disarankan untuk menyempurnakan proses registrasi agar lebih sederhana

 

Dari temuan tersebut, penyedia layanan e-grocery disarankan untuk menyempurnakan proses registrasi agar lebih sederhana dan efisien guna meningkatkan kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi. Selain itu, konsumen juga menganggap bahwa adanya beragam pilihan produk pada platform e-grocery sangat membantu mereka dalam mendapatkan barang yang sulit ditemukan secara offline. Oleh karena itu, penting bagi penyedia layanan e-grocery untuk memastikan ketersediaan produk-produk yang sering dicari konsumen dan menjaga kualitas produk agar memenuhi harapan konsumen.

Salah satu keunggulan yang menjadi nilai kompetitif bagi start-up e-grocery adalah kemampuan untuk mengatur pengiriman sesuai dengan preferensi waktu yang ditetapkan oleh konsumen dan menawarkan layanan one-day-service. Ini memungkinkan konsumen untuk mengetahui jadwal pengantaran pesanan mereka, yang dapat membangun kepercayaan dalam proses berbelanja dan memastikan produk yang diterima masih dalam kondisi segar.

Selain itu, penawaran harga yang bersaing dengan harga di toko offline juga menjadi faktor daya tarik yang dapat meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan e-grocery. Oleh karena itu, penyedia layanan e-grocery perlu memperhatikan strategi penentuan harga yang kompetitif, memperluas cakupan wilayah operasional, dan meningkatkan efektivitas dalam menjangkau konsumen.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat