
Kabar Utama
Pemerintah Siapkan Stimulus Baru
Proses produksi di Cina sedang mengalami kendala.
JAKARTA – Pemerintah akan menerbitkan paket stimulus kedua untuk menekan dampak negatif penyebaran virus korona terhadap perekonomian Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, stimulus tersebut akan mendukung kinerja industri dari sisi suplai.
Sri mengatakan, wabah virus korona sudah menghambat proses produksi di Cina. Berdasarkan data yang disampaikan Biro Statistik Nasional Cina, Purchasing Managers’ Index (PMI) Cina berada di rekor terendah 36,6 pada Februari 2020. Angka itu turun drastis dibandingkan dengan Januari 2020 yang masih menyentuh 50,0. Bahkan, subindeks produksi manufaktur berada di level 27,8 pada Februari 2020 setelah berada di titik 51,3 pada Januari 2020.
Menurut Sri, angka-angka itu menunjukkan proses produksi di Cina sedang mengalami kendala. "Artinya, kita harus siapkan diri kemungkinan terjadinya disrupsi produksi," ujar Sri ketika ditemui di gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta, Rabu (4/3).
Berkaca dari kondisi itu, Sri menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kementerian/ lembaga untuk mengurangi semaksimal mungkin disrupsi dari sisi suplai, misalnya melalui relaksasi di sektor perdagangan. Arus impor barang yang selama ini harus melewati sejumlah rangkaian prosedur akan direlaksasikan atau disimplifikasi.
Sri belum menyebutkan sektor-sektor yang akan mendapatkan fasilitas tersebut. Kemenkeu bersama Kementerian Perindustrian masih mendiagnosis sektor pengolahan mana yang terkena imbas paling besar.
Namun, ia menilai, industri elektronik, petrokimia, otomotif, hingga tekstil dan produk tekstil akan menjadi bidang yang paling terkena imbas. Sebab, daerah Wuhan yang menjadi titik awal penyebaran korona merupakan pusat produksi komponen sektor itu. "Kita harus formulasikan. Beberapa opsi sudah mulai kita kaji dan nanti pasti kita umumkan segera," kata Sri.
Relaksasi tersebut akan menjadi paket stimulus kedua, pelengkap dari paket sebelumnya yang menyasar sektor pariwisata dan konsumsi masyarakat. Sri memastikan, instrumen fiskal akan memainkan peran semaksimal mungkin dalam rangka mitigasi dampak negatif, baik di sektor produksi maupun konsumsi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, paket stimulus kedua sedang memasuki tahap finalisasi. Paket ini berisi sekitar delapan paket kebijakan dengan perincian empat paket terkait prosedural dan empat lainnya mengenai fiskal yang siap dikomunikasikan bersama Kemenkeu.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, aturan yang menyulitkan pelaku usaha untuk melakukan ekspor akan dihilangkan. "Impor juga. Apakah ada hal yang tidak perlu? Kita pangkas semua," ujarnya.
Meski begitu, ia mengatakan, pemerintah masih akan menyeleksi komoditas yang bisa mendapatkan fasilitas kemudahan ekspor maupun impor. Agus mengatakan, kebijakan memudahkan impor juga bisa berdampak negatif terhadap neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan (CAD).
Insentif wisata ditunda
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memutuskan untuk menunda pemberian insentif dan promosi pariwisata ke beberapa negara sampai wabah virus korona mereda dan suasana kembali kondusif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyampaikan, keputusan tersebut merupakan bentuk peninjauan kembali terhadap rencana promosi dan insentif sektor pariwisata.
“Kita sudah putuskan untuk menunda promosi dan insentif mendatangkan wisatawan mancanegara di negara-negara yang saat ini terkena dampak virus korona, seperti Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia, dan lain-lain, di mana sudah dilakukan kepada Cina sebelumnya,” kata Wishnutama dalam pernyataannya.
Menurut dia, hal itu dilakukan demi melindungi masyarakat Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga terus melakukan upaya maksimal untuk mencegah penularan Covid-19 meluas hingga menjadi wabah di dalam negeri.
“Hal ini tidak hanya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia, tapi juga kondusivitas ekosistem pariwisata Indonesia secara menyeluruh,” katanya. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.