Pasien pulih di Rumah Sakit Pusat No. 2 Baoding di kota Zhuozhou di Cina utara. | AP Photo/Dake Kang

Medika

Mengenal Mycoplasma Pneumoniae yang Kini Tengah Mewabah di Cina

Di Cina, mycoplasma memang menjadi kasus terbanyak pada kasus pneumonia.

Kasus pneumonia pada anak di berbagai rumah sakit Cina terus mengalami lonjakan yang signifikan sejak Mei 2023. Sebagian besar kasus pneumonia tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae pada paru-paru.


Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu kuman yang sering menyebabkan terjadinya "walking pneumonia" atau pneumonia berjalan. Pneumonia berjalan pada dasarnya merupakan istilah nonmedis untuk kasus-kasus pneumonia yang ringan dan tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sedangkan, istilah medis untuk kondisi ini adalah pneumonia atipikal, menurut American Lung Association.


Ahli epidemiologi dari University of Hong Kong, Benjamin Cowling, mengungkapkan, lonjakan infeksi pernapasan akut pada musim dingin merupakan hal yang biasa terjadi. Terlebih, aturan terkait penggunaan masker hingga jaga jarak sosial sudah sangat dilonggarkan sejak pandemi Covid-19 berakhir.

photo
Seorang pria yang menggunakan respirator untuk bernapas dibawa ke kendaraan ambulans oleh petugas medis, di Shanghai, Cina, 29 November 2023. Kementerian kesehatan Tiongkok mengatakan lonjakan penyakit pernapasan bukan disebabkan oleh virus baru, tetapi disebabkan oleh berbagai virus seperti influenza, rhinovirus, virus syncytial pernapasan, dan adenovirus. - (EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI)


Di beberapa negara, pemicu lonjakan kasus infeksi pernapasan akut pada musim dingin adalah infeksi respiratory syncytial virus (RSV) dan flu. RSV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Sedangkan di Cina, lonjakan kasus infeksi pernapasan akut yang terjadi saat ini umumnya disebabkan oleh infeksi Mycoplasma pneumoniae.


Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae biasanya dapat diobati dengan antibiotik bernama macrolides. Akan tetapi, ketergantungan berlebih terhadap obat-obatan ini bisa memicu resistensi obat pada bakteri Mycoplasma pneumoniae.


Mengacu pada studi, tingkat resistensi Mycoplasma pneumoniae terhadap macrolides di Beijing cukup tinggi, berkisar di angka 70-90 persen. Cowling mengatakan, resistensi obat dapat menghambat terapi pengobatan dan memperlambat proses pemulihan kasus pneumonia akibat infeksi Mycoplasma pneumoniae. Oleh karena itu, saat ini banyak kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae di Cina yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

photo
Pengunjung berbaris di dekat konter kasir di Rumah Sakit Pusat No. 2 Baoding di Kota Zhuozhou di Provinsi Hebei, Cina utara, pada Rabu, 21 Desember 2022.- (AP Photo)


"Resistensi inilah yang mungkin berkontribusi terhadap tingginya tingkat rawat inap untuk kasus pneumonia akibat infeksi M.pneumoniae tahun ini," ujar Cowling, seperti dilansir Nature, pada Kamis (30/11/23).


Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan, infeksi Mycoplasma pneumoniae bisa mengenai individu yang sama lebih dari sekali. Di sisi lain, hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi Mycoplasma pneumoniae.


Meski begitu, CDC mengungkapkan, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk melindungi diri dari risiko penularan Mycoplasma pneumoniae. Upaya pencegahan ini umumnya berkaitan dengan kebersihan diri. "Seperti kebanyakan kuman yang menginfeksi sistem pernapasan, Mycoplasma pneumoniae paling sering ditularkan melalui batuk dan bersin," ujar CDC.

photo
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh di SDN 033 Jalan Asmi, Kota Bandung, Selasa (11/1/2022). Untuk keamanan, di Kota Bandung PTM dibagi beberapa kelompok dengan batasan tertentu. Kelompok satu kapasitas 100%, kelompok dua kapasitas 75% dan Kelompok tiga kapasitas 50 persen, menyesuaikan dengan kapasitas sekolah terkait kesiapan prokesnya. - (Edi Yusuf/Republika)


Melalui laman resminya, CDC membagikan lima upaya pencegahan penyebaran Mycoplasma pneumoniae. Berikut ini adalah kelima upaya pencegahan tersebut:


1. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin.

2. Buang tisu ke tempat sampah sesaat setelah digunakan.

3. Bila tak memiliki tisu, tutup mulut dan hidung dengan siku bagian dalam atau lengan atas bagian dalam saat batuk dan bersin.

4. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun setidaknya selama 20 detik.

5. Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer beralkohol untuk membersihkan tangan.

 

Tak Perlu Panik

photo
Pengunjung berbaris di dekat konter kasir di Rumah Sakit Pusat No. 2 Baoding di Kota Zhuozhou di Provinsi Hebei, Cina utara, pada Rabu, 21 Desember 2022. (AP Photo)


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyebutkan, mycoplasma, bakteri penyebab utama wabah pneumonia pada anak-anak di Cina, merupakan bakteri umum yang mengakibatkan infeksi pernafasan sebelum Covid-19.

"Di Cina, mycoplasma memang menjadi kasus terbanyak pada kasus pneumonia. Mycoplasma itu bakteri, bukan virus, dan merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernafasan sebelum masa Covid-19," kata Imran dalam diskusi Kemenkes yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Ia menjelaskan, mycoplasma adalah penyebab umum influenza dan penyakit paru, dengan kejadian 8,6 persen dan berdasarkan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023 di Cina.

photo
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) kepada seorang balita saat imunisasi pneumonia gratis di Karawang, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya mencegah penyakit pneumonia atau paru-paru basah pada balita dengan program imunisasi PCV untuk menekan jumlah penderita pneumonia pada anak-anak di Jawa Barat. - (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

"WHO mendeteksi adanya sinyal pneumonia belum terdiagnosis, utamanya pada anak yang dipublikasikan di jurnal Promed pada 22 November 2023. Sebanyak tiga dari empat pasien didiagnosis terinfeksi mycoplasma, selain ada pengaruh lainnya seperti SARS-COV dan influenza," ujar dia.

Imran menjelaskan, patogen ini memiliki periode inkubasi dan penyebaran yang cukup lama sehingga bisa disebut sebagai pneumonia berjalan atau walking pneumonia. "Jadi, agak berbeda dengan Covid-19, kalau Covid-19 waktu inkubasinya pendek, mycoplasma ini cukup lama. Di Cina, paling banyak muncul pada anak-anak dan utamanya muncul pada saat perubahan ke musim panas," katanya.

Ia juga menjelaskan, terjadi peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak di Cina yang disebabkan bakteri Mycoplasma pneumoniae sejak Mei 2023, juga dari respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza sejak Oktober 2023, di mana saat ini sudah terjadi penurunan. "Di Cina, peningkatan pneumonia terjadi pada tiga hingga lima tahun ke belakang dan berdasarkan penelitian di sana, adenovirus dan RSV menjadi penyebab beberapa tahun terakhir," katanya.

photo
Seorang pria berkursi roda dibantu di Rumah Sakit Zhuozhou di kota Zhuozhou di provinsi Hebei, Tiongkok utara, pada Rabu, 21 Desember 2022. - (AP Photo)

Meski bakteri mycoplasma belum terdeteksi di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes, terjadi peningkatan tren pneumonia secara umum di beberapa wilayah provinsi setelah pandemi Covid-19. "Setelah pandemi selesai, masyarakat yang sakit sudah mulai datang lagi ke fasilitas kesehatan dengan gejala-gejala mirip Covid-19, seperti influenza dan segala macam. Trennya memang di semua provinsi terlihat ada peningkatan," ujar Imran.
 

Berdasarkan data rutin yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PM) Kemenkes, selama Januari hingga September 2023, secara nasional Jawa Tengah adalah provinsi yang paling tinggi mengalami kejadian infeksi saluran pernapasan (ISPA), baik di puskesmas maupun rumah sakit (lebih dari 2.5 juta kasus), kemudian disusul Jawa Barat (lebih dari dua juta kasus), dan DKI Jakarta (lebih dari satu juta kasus).

"Dilihat dari kasus pneumonia, jadi beda ya ISPA dengan pneumonia, kalau pneumonia itu penyakit yang sudah masuk ke paru-parunya, di sini yang paling banyak adalah Jabar, dan secara tren, ini tampak tinggi di awal tahun, kemudian berangsur angsur menurun, sampai Oktober-November 2023 ini paling rendah jumlahnya dari bulan-bulan sebelumnya," katanya.
 

"Kemudian kalau kita lihat insidennya, insiden ini per 100 ribu orang, yang paling tinggi insidennya adalah DKI Jakarta, baik ISPA maupun pneumonia dan peningkatan ini terjadi saat polusi udara tinggi sekitar bulan September-Oktober," ujar dia.

Imran menegaskan, terkait pengawasan atau surveilans, penyakit-penyakit pneumonia dan ISPA, Kemenkes telah melakukan pemantauan lanjutan influenza like illness (ILI), yakni surveilans untuk kasus-kasus yang punya gejala seperti influenza, sebagai kelanjutan dari surveilans dari Covid-19.

 

 
Terjadi peningkatan tren pneumonia secara umum di beberapa wilayah provinsi setelah pandemi Covid-19.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat