Pupuk Kekuatan Tulang Sejak Dini | republika

Medika

Osteoporosis yang Diam-diam Mematikan

Proses penurunan kepadatan dan kekuatan tulang ini umumnya terjadi tanpa gejala,

Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk mempertahankan kepadatan tulang terus menurun. Dengan 206 tulang yang menopang tubuh, kepadatan dan kekuatan tulang manusia mencapai puncaknya pada akhir usia 20-an, sebelum akhirnya mulai menurun secara bertahap ketika memasuki usia 35 tahun. 

Dalam sekitar lima tahun ketika menopause, perempuan dapat kehilangan 10-30 persen kepadatan tulangnya. Sementara pria dapat mengalami penurunan kepadatan tulang seiring menurunnya hormon testosteron pada rentang usia 60-65 tahun.

Proses penurunan kepadatan dan kekuatan tulang ini umumnya terjadi tanpa gejala hingga suatu hari terjadi patah tulang. Inilah yang membuat osteoporosis. Itu adalah kondisi tulang yang lemah dan rapuh akibat penurunan kepadatan tulang atau dijuluki sebagai “silent disease”.

photo
Sambut Hari OsteoporosisSejumlah warga melakukan pemeriksaan tulang gratis di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Ahad (21/10). Dalam rangka menyambut hari Osteoporosis Nasional, produsen susu kesehatan melakukan bakti sosial pemeriksaan tulang dan mencanangkan kampanye Indonesia Bergerak - 2 Minggu demi esok lebih baik - (Republika/Adhi.W)

Hal yang mengkhawatirkan, osteoporosis berkontribusi terhadap sekitar 8,9 juta kejadian patah tulang setiap tahunnya. Sehingga berpotensi merampas kemandirian dan kebebasan bergerak seseorang.

Merujuk data dari Kementerian Kesehatan RI, tingkat risiko osteoporosis mencapai angka 19,7 persen, artinya dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Angka ini lebih tinggi bagi perempuan, dengan satu dari tiga perempuan berisiko terkena osteoporosis.

Sejumlah langkah pencegahan sebagai berikut bisa diterapkan untuk menjaga kualitas hidup seiring bertambahnya usia, dikutip dari rilis pers Anlene, Sabtu (11/11/2023).

 

photo
Pasien Covid-19 berjemur matahari ketika sedang menjalani isolasi di Ruang Karantina Darurat Covid-19 di Kantor UPAS Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rabu (7/7). Unit Pengelola Angkutan Sekolah (Upas) Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan ruang karantina darurat bagi pasien OTG COVID-19. Ruangan ini selain dimanfaatkan untuk pegawai yang terpapar juga bisa digunakan warga sekitar sambil menunggu rujukan ke rumah sakit. Prayogi/Republika. - (Prayogi/Republika.)

1. Mulai dengan Nutrisi Lengkap

Salah satu penyebab utama osteoporosis adalah kurangnya nutrisi yang cukup, terutama kalsium, vitamin D, dan protein, yang penting untuk kesehatan tulang. Namun, banyak orang Indonesia tidak mengonsumsi cukup makanan padat gizi seperti produk susu, yang merupakan sumber makanan yang kaya nutrisi.

Dokter dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, mengatakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah osteoporosis adalah memastikan tubuh mendapatkan cukup nutrisi yang mendukung kesehatan tulang, seperti kalsium, vitamin D, dan protein.

Nutrisi-nutrisi ini membantu tulang tetap kuat dan padat serta mencegah kehilangan massa dan struktur. “Konsumsi makanan yang beragam secara teratur, hindari merokok dan minuman beralkohol, dan kita dapat melindungi tulang kita dari osteoporosis dan menikmati hidup yang sehat dan aktif,” kata dr Putra.

 

photo
Sejumlah santri berlatih bola basket di GOR Ponpes Al Zaytun, Gantar, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023). Selain kegiatan belajar mengajar, santri dan santriwati di Ponpes Al Zaytun juga mengikuti berbagai kegiatan lain seperti berlatih olahraga dan berlatih seni budaya. - (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

2. Olahraga dan Bergerak Aktif

Olahraga dan bergerak secara aktif dapat meningkatkan fungsi fisik, keseimbangan, fleksibilitas, dan postur tubuh, yang dapat mengurangi risiko jatuh dan cedera. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan massa tulang hingga 40 persen sehingga mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang.

Olahraga teratur, dapat merangsang tulang untuk tumbuh lebih kuat dan padat. Jumlah olahraga yang dibutuhkan untuk mencegah osteoporosis dapat bervariasi tergantung pada usia, kesehatan, dan kepadatan tulang masing-masing individu. 

Tetapi sebagai panduan umum, individu dapat menggabungkan aktivitas aerobik intensitas sedang seperti berjalan cepat, dengan olahraga resistance seperti naik turun tangga, dan olahraga fleksibilitas, seperti yoga dan peregangan. Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan perubahan signifikan dan ingatlah untuk mulai perlahan-lahan dan meningkatkan intensitas dan durasi latihan secara bertahap.

3. Mulai dari Sekarang

Banyak orang mengira bahwa orang dewasa dan kelompok usia senior tak bisa lagi mencegah osteoporosis. Padahal, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah pengeroposan tulang.

Pertama dan yang paling utama, pastikan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup melalui kombinasi makanan dan paparan sinar matahari pagi. Perlu diingat bahwa dengan bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk menyerap gizi dari makanan akan berkurang. Karena itu, orang dewasa dianjurkan untuk mendapatkan tambahan kalsium dan vitamin D melalui konsumsi susu.

Orang dewasa dengan faktor risiko atau yang sudah berusia di atas 65 tahun juga direkomendasikan untuk melakukan skrining kesehatan tulang setidaknya sekali, misalnya melalui uji kepadatan tulang. Seperti namanya, tes ini mengukur tingkat kepadatan dan kekuatan tulang untuk mengetahui kemungkinan terjadinya osteoporosis maupun fraktur. Dengan demikian, individu dapat memahami upaya pencegahan apa yang dapat mereka lakukan.

“Ketahuilah bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Hal ini tidak hanya akan membantu mencegah osteoporosis, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara umum dan memungkinkan Anda untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri,” kata dr Putra.

 

 

 
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah osteoporosis adalah memastikan tubuh mendapatkan cukup nutrisi yang mendukung kesehatan tulang
 
DR BAGUS PUTU PUTRA SURYANA, Dokter dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI). 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat