Kritik di media sosial (ilustrasi) | Freepik/Pikisuperstar

Gaya Hidup

Tipe Pengguna Media Sosial dan Ragam Perilakunya

Masing-masing dari empat jenis penggunaan media sosial berkorelasi dengan kepribadian dan perilaku.

Saat ini, media sosial telah menjadi bagian dari dinamika kehidupan. Garis batas antara media sosial dan dunia nyata pun kian samar akibat tingginya interaksi di ruang maya. 

Pengguna media sosial ternyata terbagi dalam empat kategori dan masing-masing dikaitkan dengan kepribadian dan perilaku. Ini terungkap berdasarkan penelitian seorang psikolog dari Washington University, St Louis, Amerika Serikat (AS).

Para peneliti merancang model "skala penggunaan media sosial" berdasarkan empat cara orang berinteraksi dengan media sosial, yakni berbasis keyakinan, berbasis konsumsi, berbasis gambar, atau berbasis perbandingan.

Medsos yang Mengadiksi - (Republika)


Melansir dari Cosmos Magazine, Selasa (31/10/2023), studi ini dipublikasikan di jurnal assessment. Dalam mengembangkan model tersebut, para peneliti melakukan tiga studi terpisah yang pada akhirnya mempersempit 17 aktivitas media sosial dan empat jenis pengguna tersebut.

“Media sosial akan tetap ada, jadi memperjelas cara orang menggunakan media sosial dan meningkatkan kesadaran akan temuan ini merupakan langkah pertama yang penting, termasuk untuk membantu orang memahami bagaimana mereka dapat menghindari aspek negatif dari jejaring sosial dan terlibat dalam penggunaan media sosial yang lebih sehat,” kata peneliti dan penulis studi, Alison Tuck.

Studi pertama dirancang untuk membuat daftar lengkap aktivitas media sosial. Para peneliti meminta 176 mahasiswa yang berusia 18 hingga 23 tahun untuk menghabiskan tiga menit menggunakan media sosial mereka di satu atau lebih situs, termasuk Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, Reddit, Tumblr, dan LinkedIn.

Pengguna Medsos Indonesia - (republika)


Kemudian, para peneliti menanyakan kepada mereka untuk menulis deskripsi terbuka tentang aktivitas dan kesenangan mereka. Contohnya mencakup aktivitas objektif yang menambahkan aspek subjektif atau emosional jika memungkinkan, seperti "membaca konten berita yang menurut saya menjengkelkan".

Dari daftar awal yang berisi 45 jenis aktivitas media sosial yang representatif, termasuk "membaca berita" atau "mengunggah gambar", para peneliti menyempurnakan daftar tersebut menjadi 31 aktivitas untuk studi kedua.

Dalam studi kedua, 311 peserta baru yang berusia 18 hingga 23 tahun diminta untuk menilai seberapa sering mereka terlibat dalam 31 aktivitas ini selama pekan sebelumnya dengan frekuensi penggunaan diukur dalam skala dari tidak pernah (1) hingga setiap jam atau lebih (9), dan tingkat kenikmatan mereka menggunakan media sosial.

photo
Foto ilustrasi menunjukkan aplikasi media sosial Threads (kiri) dan akun Twitter Elon Musk di Los Angeles, California, AS, Kamis (67/2023). Meta meluncurkan aplikasi barunya, Threads, yang berfungsi sebagai pendamping Instagram dan merupakan pesaing langsung Twitter milik Elon Musk. - (EPA-EFE/ETIENNE LAURENT)


Para peserta dalam studi kedua juga menyelesaikan 10 survei kepribadian dan perilaku, mengukur ciri-ciri seperti harga diri, ketakutan akan evaluasi negatif, depresi, dan kecemasan sosial. Dengan menggunakan analisis faktor, sebuah teknik statistik yang membantu mengungkap pola-pola umum dalam kumpulan data yang besar, para peneliti mengidentifikasi empat kategori utama penggunaan media sosial.

Keempatnya ialah kategori berbasis keyakinan, berbasis konsumsi, berbasis gambar, dan berbasis perbandingan. Studi ketiga dirancang untuk menguji temuan tersebut.

Para peneliti menguji struktur empat faktor dengan kelompok baru yang terdiri atas 397 peserta yang berusia 18 hingga 22 tahun, menggunakan proses penilaian yang sama seperti penelitian kedua. Itu mencakup kuesioner tambahan tentang frekuensi penggunaan media sosial, promosi diri individu, kecemasan sosial, jaminan sosial, dan kepuasan hidup.

Hasil penelitian ketiga menegaskan model penilaian empat faktor yang sudah sesuai. “Data kami menunjukkan bahwa jenis penggunaan ini merupakan konstruksi yang berbeda, masing-masing terkait dengan sifat uniknya sendiri,” kata Tuck.

photo
Budayakan bijak bermedsos. - (Dok Republika/Abdan Syakura)


Hasilnya menunjukkan, masing-masing dari empat jenis penggunaan media sosial berkorelasi dengan kepribadian dan perilaku. Penggunaan media sosial berbasis gambar berfokus pada aktivitas yang berkaitan dengan menampilkan citra positif dan bagaimana seseorang dipandang oleh orang lain.

Tipe ini dikaitkan secara positif dengan keinginan untuk menampilkan diri dan memberikan kesan yang baik, terkait dengan kesejahteraan sosial dan emosional yang lebih buruk, seperti narsisme dan depresi.

Penggunaan media sosial berbasis perbandingan, aktivitas yang melibatkan membandingkan diri sendiri dengan orang lain atau masa lalu, dikaitkan dengan kesejahteraan sosial dan emosional yang lebih buruk. Misalnya, kekhawatiran mengenai penampilan fisik dan ketakutan akan evaluasi negatif.



Penggunaan media sosial berbasis keyakinan, berbagi atau memperkuat opini dan keyakinan negatif pada suatu topik, dikaitkan dengan kesejahteraan sosial dan emosional yang lebih buruk, seperti depresi yang lebih besar, mencari konten yang menjengkelkan secara emosional, serta rendahnya tingkat keramahan dan kesadaran.

“Selain itu, penggunaan media sosial berbasis keyakinan ini secara unik dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap kebosanan dan kecenderungan untuk terlibat dalam drama,” tulis para penulis.

Sementara itu, penggunaan media sosial berbasis konsumsi penggunaan media sosial untuk mengonsumsi konten yang menghibur. Tipe tersebut dikaitkan dengan kesejahteraan emosional yang lebih baik, seperti keramahan dan harga diri, dan kenikmatan tertinggi terhadap media sosial.


 
Studi ini memperjelas cara orang menggunakan media sosial
 
ALISON TUCK, Peneliti dan penulis studi
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mengenali Jebakan Mitos Menyesatkan tentang Makanan di Media Sosial

Sejatinya, makan sehat tak perlu merusak keuangan seseorang.

SELENGKAPNYA

Menyoal Konten Eksploitasi Kemiskinan di Medsos

Konten kreator dengan segala kreativitasnya juga harus bijak dalam menciptakan konten.

SELENGKAPNYA