Hikmah
Nasihat di Balik Kemarau
Saling menasihati dan mengajak kembali pada Allah SWT dengan tobat dan istighfar.
Oleh AHMAD RIFAI
Selain memuat perintah dan larangan, Alquran juga menyajikan kisah. Allah SWT telah memastikan dalam setiap kisah terdapat beragam ibrah dan pelajaran. Tentu saja bagi mereka yang menadabburi dan merenungkannya.
Di antara kisah yang mendominasi Alquran adalah kisah para nabi dengan kaumnya. Para nabi diutus untuk memberi peringatan dan kabar gembira. Dari setiap kisah, ada pesan yang sama dan begitu berharga.
Melalui kisah para nabi, kita diingatkan bahwa siapa saja yang tidak mengindahkan peringatan para nabi akan berhadapan dengan peringatan dalam bentuk yang lain berupa musibah.
Musibah bentuknya beragam. Bisa musibah yang bersifat duniawi, seperti kekeringan, banjir, gempa bumi, dan lainnya. Bisa juga musibah yang berhubungan dengan urusan akhirat kita, seperti tidak nikmat dalam beribadah, berat menjalankan perintah, mudah melakukan larangan.
Bagi seorang Muslim apapun bentuknya, musibah adalah pelecut untuk segera muhasabah. Mengevalusi diri layaknya seorang pedagang yang sedang mengalami kerugian.
Bagi seorang Muslim apapun bentuknya, musibah adalah pelecut untuk segera muhasabah. Mengevalusi diri layaknya seorang pedagang yang sedang mengalami kerugian.
Sebab terbesar musibah adalah dosa dan maksiat yang kita lakukan. Baik musibah sifatnya pribadi ataupun yang bersifat umum yang menimpa banyak orang.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman yang artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di bumi disebabkan oleh ulah tangan manusia.” (QS ar-Rum: 41).
Ayat di atas mengajarkan kita untuk selalu menyadari adanya keterkaitan erat antara musibah dan perilaku menyimpang manusia.
Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah SAW seketika raut wajahnya tampak sangat ketakutan. Para perawi merekam jika Nabi SAW saat itu mondar-mandir dan meminta segera mengumpulkan kaum muslimin agar melaksanakan shalat. Selesai shalat, Nabi SAW berkhutbah dan mengajak kaum muslimin untuk bertobat kepada Allah SWT.
Sikap serupa juga diperlihatkan oleh Umar bin Khattab. Ketika terjadi gempa di Madinah, khalifah yang kedua ini sangat ketakutan. Nabi SAW mengulitmatum penduduk Madinah, sekiranya musibah ini kembali ia tidak akan tinggal bersama mereka.
Umar sangat memahami penyebab musibah itu adalah dosa dan maksiat. Ia juga mengerti, jika Allah SWT memberikan peringatan kepada para pelaku maksiat melalui musibah, dampaknya bisa dirasakan oleh semua orang. Termasuk oleh orang-orang yang saleh.
Setiap kita berkepentingan untuk meredam dan mengerem setiap bentuk dosa yang mengemuka di publik.
Itulah sebabnya setiap kita berkepentingan untuk meredam dan mengerem setiap bentuk dosa yang mengemuka di publik. Dengan saling menasihati dan mengajak kembali pada Allah SWT dengan tobat dan istighfar.
Dalam Alquran, Allah SWT menjamin tak akan menurunkan azab dan musibahnya jika penduduk suatu negeri senantiasa sibuk dengan tobat dan istighfar.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan Allah tidak akan mengazab mereka sedangkan engkau berada di tengah-tengah mereka dan Allah tidak akan mengazab mereka jika mereka senantiasa beristighfar.” (QS al-Anfal: 33).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Peran Penting Imam Ghazali untuk Tasawuf
Imam al-Ghazali berjasa dalam menjadikan tasawuf sebagai ilmu yang kian diterima luas umat Islam.
SELENGKAPNYABiografi Fakhruddin ar-Razi
Kepakaran ar-Razi merentang mulai dari kedokteran, matematika, hingga fikih dan tafsir.
SELENGKAPNYASiapa di Balik Penjajahan Israel dan Perlawanan Palestina?
Sejumlah tokoh kunci memainkan perang dalam penjajahan Israel dan perlawanan Palestina.
SELENGKAPNYA