Imam Ghazali memiliki julukan Hujjatul Islam. | DOK WIKIPEDIA

Mujadid

Peran Penting Imam Ghazali untuk Tasawuf

Imam al-Ghazali berjasa dalam menjadikan tasawuf sebagai ilmu yang kian diterima luas umat Islam.

Tasawuf sebagai ilmu mencapai kemapanannya terjadi di tangan Imam al- Ghazali. Abdul Kadir Riyadi dalam buku Arkeologi Tasawuf menjelaskan, sosok yang bergelar Hujjatul Islam berhasil menciptakan sayap bagi ilmu ini sehingga mampu terbang lebih tinggi.

“Sayap” yang dibuat al-Ghazali untuk tasawuf ada sepasang, yakni terdiri atas fikih dan filsafat. Adapun "raga"-nya adalah tarekat. "Indra penglihatan"-nya adalah wahyu Illahi. "Kedua telinga"-nya adalah logika penalaran. "Kaki-kakinya yang kokoh" adalah syariat.

Al-Ghazali menapaki jejak intelektual yang panjang. Mulanya, dia sendiri asyik berfilsafat. Namun, ketika masuk lebih dalam, dia menemukan ada kerancuan di dalam bidang itu sehingga mengoreksi pendapat sejumlah filsuf dalam beberapa poin.

Beberapa di antaranya adalah pendapat para filsuf tentang “keabadian alam". Dalam Tahafutul Falasifa, al-Ghazali mengoreksi argumentasi ini dengan mengingatkan bahwa derajat Allah selalu yang tertinggi. Bahwa tidak ada yang abadi selain Zat Yang Mahatinggi. Allah sudah ada sejak alam belum diciptakan. Jadi, tidak benar jika ada yang berpendapat bahwa alam muncul dengan sendirinya.

photo
Buku Tahafutul Falasifa karya Imam al-Ghazali telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Salah satunya, bahasa Indonesia. - (dok perpus prov Jawa Timur)

Al-Ghazali menyatakan, seseorang harus menguasai gagasan para filsuf sebelum menolak ide-ide mereka. Tahafut disusun menjadi 20 bab.

Isi bab tersebut, antara lain, menyangkal doktrin prakeabadian dunia, menyangkal doktrin kekekalan setelah mati, menampilkan dalih atas dua pernyataan; Tuhan pencipta dunia versus dunia adalah ciptaan Tuhan, ketidakmampuan filsuf membuktikan keberadaan Sang Pencipta, menyangkal alasan bahwa langit bergerak, menyangkal doktrin bahwa surga adalah jiwa yang tahu fakta-fakta, dan menyangkal penolakan kebangkitan tubuh dan kenikmatan surga atau penderitaan neraka yang menyertainya.

Dari filsafat, sang Hujjatul Islam kemudian memasuki ranah tasawuf. Ini diceritakannya panjang lebar dalam bukunya yang semi-autobiografi, Al-Munqidz minad Dhalal. Dalam kitab itu, tergambar betapa tingginya rasa ingin tahu sang imam. Dia tak puas hanya dengan mendengar tasawuf dari mulut ke mulut.

Kehidupan mapan yang sudah dijalani ditinggalkannya. Dia tanggalkan jabatan sebagai kepala Universitas Nizamul Muluk Baghdad yang sangat terkenal di zamannya. Dari situlah pengembaraan spiritualnya bermula. Mata batinnya semakin tajam melihat realitas sehingga menyingkap perasaan batin dan sisi terdalam manusia yang selama ini tidak diketahui banyak orang.

 
Tradisi tasawuf kemudian tumbuh dan kemudian dikembangkan oleh banyak ulama berikutnya. Sedangkan tradisi falsafah menepi ke Andalusia dan wilayah Persia.
   

Dari al-Ghazali, tradisi tasawuf kemudian tumbuh dan kemudian dikembangkan oleh banyak ulama berikutnya. Sedangkan tradisi falsafah menepi ke Andalusia dan wilayah Persia. Sang Hujjatul Islam juga dinilai mampu meyadarkan para sufi akan pentingnya tarekat sebagai penyangga paling penting bagi tasawuf.

Tradisi olah batin ini tanpa tarekat adalah ibarat jiwa tanpa badan. Menurut Abdul Kadir, al-Ghazali telah menegaskan, nutrisi tasawuf hanya didapat melalui tarekat. Karena itu, mendirikan tarekat adalah jalan paling strategis untuk membesarkan dan merawat ilmu ini.

Ajakan ini disambut oleh para sufi, termasuk Abu Hasan Ali as-Syadzili, Abdul Qadir al-Jilani, dan Abu Najid Suhrawardi. Mereka kemudian segera mendirikan tarekat. Setelah 50 tahun sejak wafatnya al-Ghazali, tarekat sudah berkembang di hampir seluruh belahan dunia Islam.

Sayangnya, dalam perkembangnya tasawuf kemudian lebih sering diidentikkan dengan tarekat. Bila sudah demikian, nuansa ilmiahnya cenderung tidak tampak atau bahkan hilang. Padahal, tasawuf dan tarekat itu berbeda walau terkesan menyatu.

Penekanan pada ihsan

Agama terdiri atas tiga unsur penting, yakni Islam, iman, dan ihsan. Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadis sahih yang populer. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW didatangi seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan padanya. Tambahan pula, tidak seorang pun dari para sahabat Nabi SAW yang mengenalnya.

Kemudian, pria misterius itu langsung duduk menghadap Rasulullah SAW. Tiap kali dirinya bertanya perihal Islam, iman dan ihsan, Nabi SAW menjawabnya dengan lugas. Yang mengherankan para sahabat, tiap beliau selesai menjawab, maka orang itu menyatakan, “Engkau benar.”

photo
ILUSTRASI Ihsan berarti seseorang beribadah seolah-olah melihat Allah. Dan bila tidak demikian, maka yakinlah bahwa sungguh Allah Mahamelihat. - (ANTARA FOTO)

Lantas, Rasulullah SAW bertanya kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?"

"Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui," jawab Umar.

“Itulah Jibril, datang untuk mengajarkan agama kepada kalian."

Pokok mengenai ihsan dapat ditemukan dalam ilmu tasawuf. Sebab, sasarannya adalah akhlak, budi pekerti, batin yang bersih, bagaimana menghadapi serta menjadi dekat (muraqabah) dengan Tuhan. Di samping itu, tasawuf berfokus pada membuang kotoran yang terdapat dalam hati yang mendinding (menjadi hijab) antara hamba dan Rabbnya.

Sebab, sebagaimana sabda Rasul SAW, ihsan didefinisikan sebagai “beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Walaupun seorang hamba tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat."

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Seruan Gencatan Senjata Bergema dari Hollywood

Lebih dari 5.000 orang telah terbunuh dalam satu setengah pekan terakhir.

SELENGKAPNYA

Pilpres, Bukan untuk Berjatuhan di Jalan Dakwah

Masing-masing kandidat ada representasi kekuatan Islam.

SELENGKAPNYA

Biografi Fakhruddin ar-Razi

Kepakaran ar-Razi merentang mulai dari kedokteran, matematika, hingga fikih dan tafsir.

SELENGKAPNYA