FILE -Ikon Facebook dan WhatsApp terlihat di iPhone di Gelsenkirchen, Jerman, 15 November 2018. Ponsel enam aktivis hak asasi manusia Palestina terinfeksi spyware dari perusahaan sewaan peretas terkenal Israel, NSO Group, pada awal Juli. Pada tahun 2020, | AP/Martin Meissner

Inovasi

Pintar-Pintar Jaga Diri Ketika Menggunakan Whatsapp

Cara terbaik untuk menghindari penipuan WhatsApp adalah dengan berhati-hati terhadap pesan apa pun yang diterima

Whatsapp telah menjadi salah satu aplikasi seluler populer di seluruh dunia. Dengan penggunaannya yang luas, Whatsapp juga punya sisi gelap, yakni jadi medium ideal bagi para penjahat siber untuk melakukan penipuan.


Dikutip dari laman GizChina, Rabu (27/9/2023), memasuki 2023, darkweb diperkirakan menampung lebih dari 500 juta akun Whatsapp yang diretas. Itu menunjukkan besarnya ancaman yang ada bagi pengguna Whatsapp dan selalu ada risiko menjadi korban dari sejumlah hal berikut.


1. Phishing

Phishing termasuk bentuk penipuan paling umum di Whatsapp. Taktik emosional ini biasanya melibatkan peniruan identitas orang yang dikenal atau dipercayai, lantas menjebak dan membujuk untuk menyerahkan uang, seperti pesan 'darurat' dari anggota keluarga.


2. Donasi palsu

Bentuk lain dari penipuan di Whatsapp melibatkan pemanfaatan bencana alam atau kemalangan untuk mengeksploitasi emosi dan mengambil uang dari pengguna. Penipu bisa menyamar sebagai organisasi amal, baik sah maupun fiktif dan meminta bantuan keuangan.


3. Tipuan paket, survei, dan penghargaan

Metode lain, penipu bisa menyamar sebagai entitas terkenal seperti perusahaan telekomunikasi atau perusahaan ekspedisi untuk meminta pembayaran tertentu. Modus operandi ini juga dapat meluas ke penipuan berbasis SMS atau smishing.


Contohnya, penipu memberi tahu ada masalah mendesak, seperti paket tidak terkirim atau data hilang. Lantas, memberi tautan yang jika diklik akan mencuri data pribadi. Cara lain adalah tawaran hadiah, diskon, atau promosi. Namun, pengguna harus mengisi survei khusus yang ternyata disematkan perangkat lunak invasif.


4. Kode verifikasi

Jika ada pesan tiba-tiba dengan kode verifikasi yang tidak diminta, itu patut dicurigai dan jangan mengeklik tautan apa pun. Penipu mungkin juga menggunakan taktik rekayasa sosial untuk menanamkan rasa takut, yang menunjukkan bahwa akun Whatsapp telah diretas, lalu meminta kode akses tertentu.


5. Layanan memata-matai

Dalam kasus ini, penipu mengeksploitasi keingintahuan seseorang dengan menawarkan layanan, aplikasi, dan ekstensi yang memungkinkan untuk memata-matai Whatsapp orang lain. Saat sudah menggunakan layanan, justru informasi pribadi bisa dicuri atau ada kewajiban berlangganan.


6. Fitur berisiko

Jangan mudah percaya dengan versi Whatsapp yang dimodifikasi, seperti Whatsapp Pink atau Whatsapp Plus. Penyedia versi ini mungkin menghubungi pengguna melalui kontak atau laman unduhan. Namun, mengunduh versi itu dapat membuat perangkat lunak berbahaya mengambil kendali atas ponsel.


7. Catfishing

Dimulai dengan bertemu seseorang melalui aplikasi kencan, penipuan dengan modus catfishing juga bisa terjadi di Whatsapp. Istilah itu merujuk pada aktivitas memanipulasi dan memalsukan identitas untuk menipu dalam konteks romansa. Biasanya pelaku punya identitas fiktif untuk terlibat dalam percintaan digital, lalu memeras harta korban.

 

Minimalkan Risiko

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by WhatsApp (@whatsapp)


Ada berbagai ancaman penipuan yang bisa dialami pengguna Whatsapp. Sangat penting untuk mengetahui cara meminimalisasi risiko dan tetap aman dalam menggunakan layanan perpesanan tersebut sebagai berikut, dikutip dari laman GizChina, Rabu (27/9/2023).


1. Verifikasi identitas

Selalu berhati-hati dalam situasi yang tidak biasa. Jika seseorang yang dikenal tiba-tiba menghubungi dan meminta bantuan, luangkan waktu sejenak untuk memverifikasi identitasnya.

Apabila dia menolak ditelepon atau mengangkat panggilan video, ajukan pertanyaan pribadi yang hanya diketahui oleh dirinya yang sebenarnya. Untuk pesan yang diterima dari organisasi terkenal, kunjungi situs web resminya, gunakan mesin pencari untuk memverifikasi promosi, atau langsung hubungi entitas untuk mengautentikasi insiden dan identitas komunikator. Perlu diingat bahwa bank tidak meminta informasi pribadi melalui Whatsapp.


2. Berhati-hati terhadap tautan

Kemunculan tautan yang tidak diminta secara mendadak di pesan Whatsapp patut dicurigai. Sebaiknya, hindari mengeklik tautan yang dikirim oleh orang asing begitu saja. Jika menerima tautan tak terduga dari orang tepercaya, tanyakan tentang konten dan sumbernya sebelum mengekliknya.


3. Rahasiakan kode verifikasi

Jangan anggap sepele kode verifikasi Whatsapp, sebab itu adalah sesuatu yang sakral dan hanya untuk diri sendiri. Jangan pernah membagikan kode verifikasi kepada siapa pun, terutama jika pihak itu juga mencoba menakut-nakuti dengan dugaan bahwa akun diretas.


4. Pakai aplikasi resmi

Gunakan aplikasi resmi Whatsapp yang tersedia di platform unduhan tepercaya seperti Google Play Store dan App Store. Hindari mengunduh versi tidak resmi yang mengiming-imingi berbagai fitur tambahan, karena menggunakannya dapat menimbulkan kerentanan pada perangkat.


Selain itu, cara terbaik untuk menghindari penipuan Whatsapp adalah dengan berhati-hati terhadap pesan apa pun yang diterima dan informasi apa pun yang dibagikan. Jika menerima pesan mencurigakan dari seseorang yang tidak dikenal, sebaiknya langsung hapus.


Hal mencurigakan yang dimaksud bisa berupa tata bahasa dan ejaan yang buruk, konten dengan desakan urgensi, atau ancaman untuk melakukan sesuatu dengan cepat. Karena penjahat terus-menerus menemukan cara baru untuk menipu orang, ada baiknya terus melek informasi dengan mengikuti Whatsapp di media sosial atau mengunjungi situsnya.


Jangan pernah memberikan informasi pribadi kepada siapa pun melalui Whatsapp. Selain itu, berhati-hatilah dengan informasi yang dibagikan di profil maupun status WhatsApp.

Hindari membagikan alamat pribadi, nomor telepon, atau tanggal lahir. Sempatkan pula untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor pada akun Whatsapp untuk mempersulit penjahat siber mengambil alih akun.

Lapisan keamanan ekstra ini bisa diaktifkan dengan membuka "Pengaturan Whatsapp", pilih "Akun", dan klik "Verifikasi Dua Langkah". Pesan yang dicurigai sebagai penipuan bisa dilaporkan ke Whatsapp. Caranya, buka obrolan dengan penipu, ketuk tiga titik di pojok kanan atas, ketuk "Laporkan", dan pilih alasan yang sesuai untuk melaporkan obrolan tersebut. Pengguna juga dapat melaporkan penipuan di Whatsapp kepada pihak berwajib. 



 

 
Jangan mudah percaya dengan versi Whatsapp yang dimodifikasi. 
 
 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Buat Apa Grup WhatsApp Orang Tua Mahasiswa?

Dialog terbuka adalah kunci memahami dinamika pendidikan di era yang terus berkembang.

SELENGKAPNYA

Trik Rahasia, Cara Baca Pesan Whatsapp yang Dihapus Pengirim

Di Instagram, penerima tidak pernah diberi tahu tentang pesan yang dihapus.

SELENGKAPNYA