Pengunjung berwisata di Pantai Lagoon, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Manajemen Taman Impian Jaya Ancol membagikan 20.000 tiket gratis untuk berwisata di kawasan Ancol dalam rangka memeriahkan bulan kasih sayang. | Republika/Putra M. Akbar

Safari

Perkuat Konsep Berkelanjutan di Aplikasi Perjalanan

Wisatawan terus mencari cara dalam mengurangi dampak perjalanan terhadap lingkungan.

Salah satu sektor yang perlahan bangkit setelah pandemi adalah pariwisata. Pariwisata dinilai masuk dalam salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia.

Pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya keterlibatan platform perjalanan seperti Traveloka. Kehadiran Traveloka sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Hal tersebut diungkapkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh PwC Indonesia berjudul Traveloka Impact Study.

Studi itu menyebut, Traveloka dinilai membuat pertumbuhan ekonomi pascapandemi, penciptaan lapangan pekerjaan, aspek berkelanjutan, dan mendorong lahirnya inovasi. Berdasarkan survei internal pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan, ditemukan 88 persen pengguna yang disurvei di Indonesia menghargai pilihan untuk mengimbangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka.

photo
Pekerja membangun ulang tembok benteng yang menempel sisa bangunan Plengkung Madyasura atau Plengkung Buntet di Jalan Mantrigawen, Yogyakarta, Selasa (22/8/2023). Dahulu Plengkung Madyasura menjadi pintu gerbang utama menuju kediaman putra mahkota Keraton Yogyakarta. Namun, plengkung yang tinggal sisa-sisa ini rusak karena serbuan Inggris pada 1812 yang disebut Geger Sepehi. Gerbang ini sempat ditutup oleh Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, dikenal sebagai Plengkung Buntet. Meskipun ada pemugaran pada 1830-an, bentuk asli plengkung tidak dikembalikan. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Selain itu, 80 persen responden mengatakan cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan. Oleh karena itu, Traveloka memasukkan opsi pemfilteran berlabel Sustainable Tourism dalam aplikasinya yang disertifikasi oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

President Traveloka Caesar Indra mengatakan ini bisa dilihat dari pengguna muda yang mencari opsi ramah lingkungan saat berpergian. “Mereka mencari berbagai cara dalam mengurangi dampak perjalanan terhadap lingkungan. Misalnya, hal-hal seperti hotel yang menerapkan praktik berkelanjutan dalam operasinya,” kata Caesar di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023).

Sayangnya, Caesar melihat di Indonesia masih kurang adanya hotel yang memenuhi syarat tersebut. Ini membuat Traveloka sebagai platform perjalanan bekerja sama dengan organisasi yang diakui secara global untuk mendukung banyak inisiatif.

Misalnya, pelatihan untuk beberapa hotel di kawasan Asia Tenggara. Upaya itu dilakukan guna meningkatkan kesadaran dan membantu menerapkan sistem praktik keberlanjutan. Nantinya hotel akan mendapatkan sertifikat yang bisa dicantumkan pada platform.

“Hotel yang sudah mendapat sertifikat bisa menjadi pilihan bagi wisatawan. Saat ini tidak banyak hotel yang sudah tersertifikasi sehingga ini menjadi tantangan kami,” ujarnya.

photo
Wisatawan menyewa kuda wisata di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Kamis (1/6/2023). Libur panjang Hari Lahir Pancasila dan Hari Raya Waisak menjadi peluang bagi warga untuk berwisata ke Yogyakarta. Pantai Parangtritis masih menjadi salah satu tujuan utama wisatawan untuk menghabiskan waktu saat senja. Kepadatan wisatawan di Yogyakarta diprediksi terjadi hingga Ahad (4/6/2023) mendatang. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Caesar menyebut pihaknya sedang mencoba untuk memungkinkan pengguna berkontribusi pada pariwisata keberlanjutan. Misalnya, saat ini pihaknya sedang menguji sebuah fitur yang memungkinkan pengguna terlebih dulu mengetahui emisi karbon dari perjalanan mereka dan mengurangi jejak karbon.

Jika uji coba itu sukses, mereka akan memperluasnya ke lebih banyak pasar selain di Singapura. “Ini adalah beberapa langkah kecil yang dapat kami gunakan untuk mengurangi dampak lingkungan perjalanan. Namun, jalan yang harus ditempuh masih panjang. Para pemangku kepentingan industri harus mengambil bagian di dalamnya dan mewujudkan semua ini,” ujar dia.

Direktur PwC Indonesia Julian Smith mengatakan, penting untuk memerangi perubahan iklim. Dia melihat kebijakan Pemerintah Indonesia berfokus pada transisi energi yang berkeadilan. “Jadi, mengurangi emisi karbon, tapi pada saat yang sama memastikan bahwa dampak sosial dari pengurangan emisi karbon dapat dikelola,” kata dia.

Sejak pandemi berlangsung, frekuensi perjalanan bisnis juga ikut menurun. Ini membuat masyarakat harus beralih ke aktivitas daring. Meski begitu, tetap ada cara untuk mengurangi emisi karbon sambil dapat melakukan perjalanan secara ramah lingkungan.

“Untuk negara seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan, tidak ada alternatif lain selain perjalanan udara. Oleh karena itu, perjalanan udara akan terus penting bagi pembangunan Indonesia yang baik,” kata dia.

Dominasi Anak Muda

Pascapandemi, Traveloka mengamati perubahan dalam cara masyarakat Indonesia menikmati perjalanan. Sebelumnya, mereka melihat perjalanan disukai dalam bentuk kelompok besar. Ini berbeda dengan kondisi sekarang saat kelompok kecil paling disukai, kurang dari sepuluh orang. Menurut temuan, kelompok itu biasanya terdiri dari teman atau keluarga.

Selain itu, juga terlihat peningkatan jumlah wisatawan perempuan dan peningkatan jumlah wisatawan Gen Z. Mereka tampaknya menikmati kebebasan setelah pandemi dengan mendapatkan inspirasi dari media sosial.

Peningkatan jumlah juga diiringi dengan situasi seperti respons pada beberapa konser dari artis besar. “Respons konser Taylor Swift dan Coldplay yang akan datang merupakan contoh dari peluang yang tersedia," ujar Caesar. 

Traveloka, dia melanjutkan, akan terus memainkan peran penting dalam membantu para pemangku kepentingan industri. Termasuk, membantu mereka beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan tren baru serta memberikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh wisatawan,” kata Caesar. 

 

 
Untuk negara seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan, tidak ada alternatif lain selain perjalanan udara.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jelajah Wisata Berkonsep Sport Tourism, Dijamin Seru

Bersepeda adalah salah satu kegiatan komunitas yang terbentuk semasa pandemi dan masih berlangsung hingga saat ini.

SELENGKAPNYA

Deretan Inspirasi Liburan Seru, Dijamin Berkesan

Bagi yang menyukai liburan dengan petualangan menantang, Maroko bisa menjadi pilihan yang cukup tepat.

SELENGKAPNYA

Panduan Lengkap Berwisata Aman di Benua Biru

Untuk memberikan ketenangan pikiran kepada keluarga di rumah, kirimkan pesan kepada mereka setiap hari.

SELENGKAPNYA

Kulik-Kulik Gaya Liburan Para Gen Z

Wisata alam, seperti gunung dan pantai masih jadi pilihan utama.

SELENGKAPNYA