Prof Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin dan Abdul Mu | Republika/Zahrotul Oktaviani

Khazanah

Tafsir Islam dan Politik Ala Quraish Shihab

Politik dapat membawa manfaat dalam menghalangi kerusakan dan membawa pada kebaikan

Oleh ZAHROTUL OKTAVIANI

JAKARTA -- Pakar tafsir Alquran Prof Quraish Shihab kembali meluncurkan karya tulisnya di tengah perhelatan Islamic Book Fair (IBF) 2023 di Jakarta, Kamis (21/9/2023). Penulis Tafsir Al-Misbah tersebut merilis buku berjudul Islam dan Politik yang secara resmi diperkenalkan kepada masyarakt Indonesia.

Dalam pembukaan bukunya, Quraish Shihab terlebih dulu menjelaskan perihal apa itu Islam dan apa itu politik. Menurut mantan menteri agama tersebut, hal ini penting, untuk menjelaskan dulu apa yang dimaksud dengan kata itu."Orang berbeda pendapat, dalam mendefinisikan politik, bisa lahir perbedaan karena kita berbeda pendapat dalam mengartikan soal politik," ujar dia dalam kegiatan tersebut.

photo
Prof Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin dan Abdul Muthi hadir untuk seminar buku terbaru Prof. Dr. Quraish Shihab berjudul Islam dan Politik di Islamic Book Fair, Kamis (21/9/2023) - (Republika/Zahrotul Oktaviani)

Ketika berbicara soal Islam dan politik, ia mengajak semua orang untuk mengetahui dan memahami terlebih dulu makna dari dua kata tersebut. Dewasa ini, makna yang melekat pada Islam dan politik sudah berbeda dari yang sebenarnya. Ia lantas mengutip sebuah pernyataan yang menyebut, 'yang pertama ditanggalkan akhlaknya itu adalah politik, setelah itu ekonomi, lalu seks'. Namun, Islam tidak demikian.

Dalam politik ada yang namanya siasat, yang diambil dari kata sais atau pengendali. Orang yang berpolitik itu berarti mengendalikan sesuatu dan ada tujuannya. Untuk itu, dia menyebut politik dapat membawa manfaat dalam menghalangi kerusakan dan membawa pada kebaikan. "Dalam Islam, yang berpolitik harus tahu arahnya ke mana dan bagaimana mengendarainya, serta ada akhlaknya. Kalau tidak, dia tidak berpolitik," kata Quraish Shihab melanjutkan.

 
Dalam Islam, yang berpolitik harus tahu arahnya ke mana dan bagaimana mengendarainya, serta ada akhlaknya. Kalau tidak, dia tidak berpolitik
PROF QURAISH SHIHAB
 

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti menyebut buku yang ditulis oleh ulama kenamaan lulusan Al-Azhar, Kairo, itu berisikan bahasa yang mudah dipahami dan ide yang mengalir. Ada banyak misteri yang tidak ditemukan dalam kitab kajian keilmuan lainnya. "Sama seperti buku-bukunya yang lain, selalu ada yang baru. Ada berbagai hal yang tidak ditemukan dalam kajian keIslaman, termasuk di perguruan tinggi sekalipun. Banyak yang tidak tertulis dalam literatur dan Pak Quraish menuliskannya, lalu kita terhenyak," ujar dia.

Dalam buku tersebut, ujar Mu'ti, ayah dari Najwa Shihab ini disebut memberi penjelasan apa makna politik, makna Islam, serta hubungan antara keduanya. Saat ini, banyak orang berusaha memisahkan keduanya, tetapi Quraish Shihab malah menyatukannya. "Politik yang digambarkan sebagai makna keadaban. Politik yang sekarang mengalami distorsi makna dan pergeseran, yang membuat orang memandang politik sebagai sesuatu yang negatif," kata Abdul Mu'ti.

photo
Pedagang menyelesaikan pembuatan kaos alat peraga kampanye partai politik di salah satu kios di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (16/5/2023).Menjelang musim Pemilu serentak dan Pilpres 2024, sejunlah pedagang mengaku mengalami kenaikan jumlah permintaan hingga 40 persen. Dalam sekali pesanan, pedagang mampu mengerjakan hingga ribuan kaos dan ratusan kemeja dengan harga dibandrol sekitar Rp80rb hingga Rp150 rb. - (Republika/Thoudy Badai)


Abdul Mu'ti menjelaskan, tidak ada ruang dalam hidup yang lepas dari politik. Dia bahkan menyebut pembacaan Alquran juga didasari oleh kebijakan politik. "Ada beberapa lafaz Alquran yang penyelesaiannya karena politik. Jangan mengira Alquran itu lafaznya sama semua di antara sahabat," kata dia.

Di antara Abu Bakar, Umar dan Usman, disebut ada ikhtilaf di antaranya. Ia menyebut ada satu lafaz Alquran yang pembacaannya disepakati melalui keputusan politik. Selain itu, keputusan Usman memutuskan mushaf Utsmani yang juga dikenal dengan mushaf pemeritah pun merupakan keputusan politik. Ketika membaca dalam beberapa Qiraatul Quran, ada beberapa bacaan yang sahabat-sahabat Nabi tidak setuju, terutama Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas dituliskan memiliki bacaan-bacaan yang berbeda dari yang lain. Namun, karena dia bukanlah ketua tim yang ditunjuk oleh Utsman, maka yang dipakai adalah yang menjadi keputusan ketuanya. "Ada bagian dalam bacaan Quran, yang keputusannya agar umat tidak ikhtilaf terus-menerus, penyelesaiannya lewat jalur politik," kata Mu'ti.

 
Ada bagian dalam bacaan Quran, yang keputusannya agar umat tidak ikhtilaf terus menerus, penyelesaiannya lewat jalur politik
PROF ABDUL MU'TI Sekretaris Umum PP Muhammadiyah
 

Ia lantas memberikan penjelasan lanjutan akan buku baru dari Prof Quraish Shihab tersebut. Di dalamnya dibahas seputar makna khilafah, dalam kaitannya Nabi Adam dan Nabi Daud.Terdapat perbedaan makna antara Kholaif dan Khulafa. Ada khalifah yang maknanya adalah tanggung jawab umum bagi siapa saja atau public eligibility, tetapi ada juga khalifah yang melekat pada orang-orang tertentu, seperti Nabi Daud.

Dalam buku tersebut, ayah dari Najwa Shihab itu juga disebut memberi penjelasan apa makna politik, makna Islam, serta hubungan antara keduanya. Saat ini, Mu'ti menjelaskan, banyak orang berusaha memisahkan keduanya, tetapi Quraish Shihab malah menyatukannya.

photo
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (ketiga kanan) memberikan ucapan selamat kepada Ketua DPR periode 2019-2024 yang juga anaknya Puan Maharani (keempat kanan) disaksikan Wakil Ketua Muhaimin Iskandar (kanan) Sufmi Dasco Ahmad (kedua kiri), Rachmad Gobel (kiri) dan Suami Puan Maharani Hapsoro Sukmonohadi (kedua kiri) usai pelantikan dalam Rapat Paripurna ke-2 Masa Persidangan I Tahun 2019-2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama. - (ANTARA FOTO)

Politik, dalam buku ini, digambarkan sebagai makna keadaban. Sementara makna politik saat ini mengalami distorsi dan pergeseran, yang membuat orang memandang politik sebagai sesuatu yang negatif. "Setelah membeli dan membaca buku ini, akan menemukan pencerahan, visi baru soal Islam dan politik. Jangan menilai politik negatif, ia mulia karena tujuan dan alasannya yang mendatangkan kemuliaan dan kemaslahatan, kalau pelakunya berakhlak mulia," kata dia.

Di kesempatan yang sama, Lukman Hakim menyebut ada kekhasan Prof Quraish Shihab dalam buku tersebut. Hal ini sudah terlihat dari membuka daftar isinya. "Buku ini menurut saya berani, mencerahkan dan menggugah. Menjelaskan seputar relasi antara politik dan Islam. Buku ini akan sangat bermanfaat dan momentumnya sangat pas, menuju 2024 yang membutuhkan politik berkeadaban," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Memahat Mimpi di Indonesia demi Palestina

Amin al-Nawajha akan kembali ke Gaza setelah 13 tahun belajar di Indonesia.

SELENGKAPNYA

12 Ribu Guru Honorer P1 Batal Diangkat PPPK Tahun Ini

Seleksi PPPK 2023 hanya bisa mengakomodasi 50.248 formasi bagi pelamar P1.

SELENGKAPNYA

Hukum Pancung di Batavia

Tiang gantungan dipasang secara permanen di halaman gedung Balai Kota.

SELENGKAPNYA