
Kisah
Nalar Matematis Ali
Sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib, mampu menyelesaikan persoalan matematis nan rumit dengan jawaban yang bernas dan sederhana.
Ali bin Abi Thalib merupakan yang pertama memeluk Islam dari golongan anak-anak. Sepupu Nabi Muhammad SAW ini belum baligh ketika dengan mantap mengucapkan dua kalimat syahadat.
Kedekatannya dengan Rasulullah SAW tentu bukan hanya pada masa kecil. Malahan, dialah yang kemudian menikah dengan seorang putri Nabi, yakni Fatimah az-Zahra. Cucu-cucu Nabi SAW, Hasan dan Husain, lahir dari pasangan suami-istri tersebut.
Ali amat masyhur sebagai seorang sahabat Nabi SAW yang bukan hanya pemberani di medan jihad, melainkan juga alim dan berwawasan luas. Para penulis sirah menjulukinya “gurunya para guru fikih” serta “puncaknya orang-orang arif” (taj al-‘arifin).
Bahkan, Ali bin Abi Thalib juga unggul dalam menguasai matematika. Mengutip Husain Heriyanto dalam Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam (2011), sosok khalifah keempat itu menjadi tempat bertanya banyak sahabat dan kalangan tabiin. Malahan, orang-orang yang dengki kepadanya pun kerap bertanya kepada Ali meskipun tujuannya hanya untuk mengetesnya. Akan tetapi, jawaban-jawaban yang disampaikan sang pemilik Pedang Dzu al-Fiqar justru membuat mereka terkagum-kagum.
Dikisahkan, sebelum meninggal dunia seorang pendeta Yahudi berwasiat kepada muridnya agar dia menemukan orang yang bergelar “pintunya kota ilmu.” Jika bertemu, si murid diharuskan bertanya tentang satu soal yang belum bisa terjawab hingga saat itu.
“Wahai muridku, tanyakanlah kepadanya, bilangan mana yang habis dibagi satu sampai 10. Kalau memang dia berhasil menjawabnya, sungguh benarlah dirinya sebagai ‘pintunya kota ilmu.’ Namun, bila dia tak mampu menjawab, menjauhlah darinya dan terus cari siapa pemilik sesungguhnya gelar itu,” demikian pesan pendeta Yahudi tersebut,
Setelah gurunya wafat, murid tersebut berkelana dari satu daerah ke daerah lain. Begitu sampai di Madinah, ia pun menggali informasi dari penduduk setempat. Mereka menyatakan, sosok yang berjulukan “pintunya kota ilmu” adalah Ali bin bin Abi Thalib, sedangkan “kota ilmu” itu sendiri merupakan Nabi Muhammad SAW.

Si murid segera menemui Ali. Maka diajukanlah pertanyaan titipan mendiang gurunya itu. Ternyata, sang sepupu Nabi dengan cepat dan mudah menjawab persoalan tersebut.
“Kalikanlah jumlah harimu dalam sebulan dengan jumlah bulanmu dalam setahun, dan dengan jumlah harimu dalam sepekan,” tutur sang Asadullah (Singa Allah).
Artinya, si penanya diminta melakukan operasi matematika: 30x12x7. Hasilnya, 2520. Faktanya, itulah bilangan terkecil yang dapat dibagi habis bilangan satu sampai 10.
Murid Yahudi itu pun terkejut sekaligus terpesona. Pada saat itu pula, ia menyatakan diri memeluk Islam. Hingga akhir hayatnya, lelaki tersebut merupakan salah seorang pengikut Ali yang paling setia.
Dalam istilah sekarang, menurut Heriyanto, pertanyaan yang diajukan kepada Ali bin Abi Thalib itu berkaitan dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Bilangan KPK adalah bilangan kelipatan terkecil dari persekutuan dua, tiga atau lebih bilangan. Bilangan tersebut sangat berguna dalam operasi penjumlahan atau pengurangan pecahan, khususnya untuk menyamakan penyebut.
Sebagai contoh, untuk mengetahui penjumlahan antara 1/4 dan 1/6, perlu ditemukan terlebih dahulu KPK penyebutnya. KPK dari 4 dan 6 adalah 12. Maka, operasinya menjadi 3/12 plus 2/12 yakni sama dengan 5/12.
Mengapa Ali begitu tangkas dalam operasi ilmu pasti itu? Di samping nalarnya yang cemerlang, persoalan KPK tidaklah asing dalam fikih Islam. Umpamanya, soal hukum pembagian warisan (faraidh). Seorang hakim faraidh pasti menggunakan bilangan KPK. Tuntunan Alquran juga begitu jelas dalam perkara bagi-bagi warisan seorang Muslim atau Muslimah yang meninggal dunia.
Heriyanto mengatakan, yang menarik dari kisah Ali bin Abi Thalib di atas bukanlah semata kepakaran sahabat Rasul SAW itu dalam salah satu bidang matematika ini. Ali menjawab pertanyaan si murid Yahudi dengan bahasa sehari-hari yang orang Arab awam sekalipun dapat memahaminya. Bukankah semua orang mengetahui jumlah hari dalam sepekan, hari dalam sebulan, dan bulan dalam setahun?
Di sinilah antara lain letak sisi jenius Ali. Ia dapat memecahkan persoalan yang tampaknya cukup rumit dengan bahasa yang mudah dan logika yang jitu sehingga terungkaplah solusi.
Ia (Ali bin Abi Thalib) dapat memecahkan persoalan yang tampaknya cukup rumit dengan bahasa yang mudah dan logika yang jitu sehingga terungkaplah solusi.
Masih terkait KPK, dalam riwayat lain juga diceritakan kehebatan pahlawan Muslim ini. Suatu hari, tiga orang mengadu kepada Ali. Mereka memiliki 17 ekor unta yang hendak dibagi merata dengan masing-masing menerima 1/2, 1/3, dan 1/9 bagian. Pembagian itu tentunya sulit tanpa harus ada unta yang disembelih.
Ali lantas menyarankan agar seekor unta miliknya ditambahkan dalam perkara ini sehingga jumlahnya menjadi 18 ekor unta. Alhasil, tiap orang mendapatkan utuh masing-masing sembilan, enam, dan dua ekor unta. Semuanya berjumlah 17 ekor sehingga Ali mengambil kembali unta miliknya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Ketika Rasulullah Berpulang
Rasulullah SAW menghembuskan nafas terakhir di pangkuan istrinya, 'Aisyah.
SELENGKAPNYAKronologi Conjuring Universe, Supaya Nggak Bingung Ketika Nonton
Film-film di semesta Conjuring, digarap tidak secara urut.
SELENGKAPNYA