ILUSTRASI Kaligrafi nama Nabi Muhammad SAW. Beliau wafat dalam usia 63 tahun lebih beberapa hari. | Republika/Agung Supriyanto

Kisah

Ketika Rasulullah Berpulang

Rasulullah SAW menghembuskan nafas terakhir di pangkuan istrinya, 'Aisyah.

Ada perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai tanggal persisnya momen Nabi Muhammad SAW berpulang ke rahmatullah. Sebagian menyatakan, 2 Rabiul Awal. Ada pula yang menyebut, 12 Rabiul Awal.

Yang jelas, umumnya para penulis sirah Nabawiyah menyepakati, Rasulullah SAW wafat pada hari Senin tahun ke-11 Hijriyah. Dan, jenazah beliau dimakamkan sehari kemudian.

Hari-hari dan detik-detik menjelang wafatnya al-Musthafa terekam dalam banyak sirah dan kitab hadis. Shahih Bukhari, misalnya, menuturkan riwayat dari Anas bin Malik.

Katanya, pada hari Senin subuh, kaum Muslimin melaksanakan shalat di Masjid Nabawi dengan diimami Abu Bakar ash-Shiddiq. Sebelumnya, Nabi SAW sendiri yang memberikan isyarat jelas bahwa ayahanda ummul mukminin 'Aisyah itulah yang menjadi imam kala beliau berhalangan.

Saat mereka sedang shalat, Nabi SAW menyingkap tabir kamar 'Aisyah--yang bersisian dengan ruangan tempat jamaah Nabawi. Beliau memperhatikan umatnya itu yang berbaris rapi dan tampak begitu khusyuk dalam shalat. Senyuman tergaris pada wajahnya yang mulia.

Gestur itu terasa oleh Abu Bakar dan kemudian seluruh jamaah. Mertua Rasulullah SAW tersebut mundur dan hendak bergabung dengan shaf di belakangnya karena mengira Nabi SAW akan keluar dari kamar 'Aisyah untuk mengimami shalat. Sementara, kaum Muslimin hampir batal dalam shalatnya, saking bergembira dengan keadaan Rasul SAW.

Namun, beliau memberikan isyarat dengan tangannya agar mereka tetap menyelesaikan shalat. Kemudian, Nabi SAW menurunkan tabir. Tetap berada dalam kamar 'Aisyah hingga matahari fajar menyingsing dan memasuki waktu dhuha.

photo
ILUSTRASI Rasulullah SAW wafat di Madinah pada tahun ke-11 Hijriyah. - (DOK PXHERE)

Ketika waktu dhuha hampir habis, Nabi SAW memanggil putrinya, Fatimah az-Zahra. Beliau lalu membisikan sesuatu kepadanya. Sang putri Rasulullah SAW pun menangis. Selanjutnya, sang ayahanda memanggilnya lagi dan membisikan sesuatu. Kali ini, Fatimah tersenyum bahagia.

'Aisyah menyaksikan momen itu dari tempat agak jauh. Sang ummul mukminin sempat bertanya kepada Fatimah, tetapi putri Nabi SAW tersebut menolak dengan halus. Barulah beberapa tahun sesudah Rasulullah SAW wafat, Fatimah mengungkapkan maksud tangis dan tawa itu.

Katanya kepada 'Aisyah, "Pada bisikan pertama (ketika itu), Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Jibril biasanya setiap tahun mengulang bacaan Alquran sebanyak sekali kepadanya, tetapi tahun itu Jibril melakukannya dua kali. Hal tersebut beliau yakini sebagai pertanda ajalnya yang telah dekat. Maka beliau berpesan kepadaku agar bertakwa dan bersabar karena beliau akan (meninggal) mendahuluiku.

Mendengar itu, aku menangis. Kemudian, beliau membisikkan kepadaku lagi. Beliau menambahkan bahwa akulah pemimpin wanita umat ini, dan akulah orang yang paling cepat menyusul beliau. Mendengar itu, aku tersenyum bahagia."

Saat berada dekat Rasulullah SAW itu, Fatimah melihat betapa sang ayahanda tercinta mengalami sakit yang amat berat. "Alangkah berat penderitaan Ayah!” ucapnya. Namun, Nabi SAW menjawab, ”Sesudah hari ini, ayahmu tidak akan menderita lagi.”

 
Sesudah hari ini, ayahmu tidak akan menderita lagi.
Rasulullah SAW kepada putrinya, Fatimah az-Zahra
 

Usai itu, Nabi SAW memanggil Hasan dan Husain, lalu mencium kedua cucunya, itu. Rasul SAW berpesan agar Muslimin bersikap baik kepada mereka. Lantas, dipanggilnya istri-istri beliau. Kepada para ummahatul mukminin, beliau memberikan nasehat dan peringatan.

Nabi SAW juga menyampaikan pesan kepada orang-orang Mukmin. Sabdanya,”(Perhatikanlah) shalat, dan budak-budak yang kalian miliki!” Wasiat ini beberapa kali diucapkannya.

Nyaris sepanjang hayatnya, Rasulullah SAW selalu sehat. Ya, pada momen menjelang wafatnya inilah untuk pertama kalinya beliau mengalami sakit. Banyak penulis sirah menyebut, penyakit yang beliau alami lantaran diracun seorang wanita Yahudi--yang pernah menghidangkan sebuah sajian kepada Nabi SAW.

"Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang kumakan ketika di Khaibar. Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut,” kata beliau.

Momen terakhir

Shahih Bukhari menukil pernyataan 'Aisyah: "Sesunguhnya, di antara nikmat-nikmat Allah yang dikaruniakan kepadaku adalah bahwa Rasulullah SAW wafat di rumahku, pada hari giliranku, dan di pangkuanku, serta Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat beliau wafat.

Ketika aku sedang memangku Rasulullah SAW, Abdurahman dan Abu Bakar masuk dan di tangannya terdapat siwak. Aku melihat Rasulullah SAW memandanginya sehingga mengertilah aku bahwa beliau menginginkan siwak itu. Aku bertanya ,’Kuambilkan siwak itu untukmu?’

Beliau memberi isyarat setuju dengan kepala. Maka kuambilkan siwak itu untuk beliau. Rupanya, siwak itu terasa keras bagi beliau, lalu kukatakan,’Kulunakkan siwak ini untukmu?’ Beliau mengangguk. Lantas, kulunakkan siwak itu.

Setelah itu, aku menyikat gigi beliau dengan sebaik-baiknya. Sementara, di hadapan beliau ada bejana berisi air. Beliau memasukan kedua tangannya ke dalam air itu, lalu mengusapkannya ke wajah seraya berkata, 'Laa ilaaha illa Allah. Sungguh, kematian itu ada sekaratnya.'”

photo
ILUSTRASI Makam Nabi Muhammad SAW di Madinah al-Munawarah, Arab Saudi.  - (DOK REP Tommy Tamtomo)

Sesudah bersiwak, Nabi SAW mengangkat kedua tangannya. Pandangannya mengarah ke langit-langit kamar. Bibirnya bergerak pelan, mengucapkan sesuatu.

'Aisyah mendengarkan apa-apa yang Rasulullah SAW katakan saat itu. "Beliau mengucapkan, 'Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan Kekasih yang Maha Tinggi. Ya Allah, Kekasih Yang Maha Tinggi."

Tiga kali kalimat yang terakhir itu diucapkannya. Hingga kemudian, tangan Nabi SAW jatuh terkulai. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un. Dalam usia 63 tahun lebih empat hari, Rasulullah SAW kembali kepada Sang Kekasihnya, Allah Ta'ala.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Dia yang Terakhir Menyentuh Jenazah Rasulullah SAW

Sahabat ini merupakan yang terakhir menyentuh jenazah Nabi Muhammad SAW di dalam lahad.

SELENGKAPNYA

Perjalanan Dongshin Park Menemukan Hidayah

Qari asal Korea Selatan ini menuturkan kisahnya dalam menemukan iman dan Islam.

SELENGKAPNYA

NU Tolak Sekolah Lima Hari karena Matikan Diniyah

Perpres No 21/2023 menjadi sinyal kuatnya dukungan pemerintah terhadap full day school.

SELENGKAPNYA