Sejumlah warga dari Komunitas Sudah Dong membentangkan poster-poster berisikan ajakan tidak melakukan | ANTARA FOTO

Inovasi

Penindasan di Dunia Maya, Efek Beracun Interaksi Daring

Penindasan di dunia maya telah menjadi isu global yang sangat meresahkan.

Fenomena penindasan di dunia maya terhadap remaja kembali menjadi sorotan karena dampak negatif dari interaksi daring. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Medicine, internet ternyata menjadi panggung bagi penindasan kepada korban remaja.

Sebuah studi observasional telah menghadirkan informasi dari survei terhadap sekelompok remaja di Rumania. Penulis utama dari penelitian ini, Reka Borka Balas, yang berafiliasi dengan Universitas Kedokteran, Farmasi, Sains, dan Teknologi Târgu Mureș, Romania, menjelaskan, penindasan di dunia maya telah menjadi isu global yang sangat meresahkan, terutama di kalangan remaja.

Dampak psikologis yang ditimbulkan pun sangat negatif. Penelitian berbasis kuesioner daring yang melibatkan 316 remaja, dihadirkan untuk mengidentifikasi sejauh mana penindasan di dunia maya tersebar di Rumania. Penelitian ini mengevaluasi dampak-dampak sosial dan psikologisnya, serta menganalisis faktor-faktor yang mungkin membuat remaja rentan menjadi korban penindasan tersebut.

photo
Remaja dan Kesehatan Mental - (Republika)

Hasil dari studi ini mengungkapkan beberapa hal penting tentang penindasan di dunia maya pada remaja. Mayoritas korban penindasan ini mengalami tindakan tersebut melalui platform seperti, Facebook (75 persen), Instagram (41 persen), dan dalam konteks bermain gim daring (18 persen).

Hampir setengah dari responden mengaku pernah menjadi korban penindasan, dengan remaja perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi daripada remaja laki-laki. “Lebih dari setengah (53 persen) dari korban penelitian kami mendapatkan dukungan dari orang lain," kata Balas dan rekannya dalam laporan penelitian ini, dilansir Medical Xpress, Senin (28/8/2023).

Seluk-beluk Penemuan

Studi ini menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang sehat, terutama di lingkungan rumah. Temuan mengejutkan bahwa remaja yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk melakukan penindasan di dunia maya, dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga yang lebih stabil.

Menariknya, penelitian ini juga menunjukkan korelasi statistik antara konsumsi berbagai substansi, seperti kopi, obat-obatan, rokok, alkohol, dan minuman energi dengan perilaku agresif. Data juga mengindikasikan bahwa remaja laki-laki cenderung lebih terlibat dalam tindakan penindasan daripada remaja perempuan.

Selain itu, studi ini menunjukkan bahwa remaja dengan kepribadian introvert cenderung lebih sedikit menjadi korban penindasan di dunia maya (delapan persen) dibandingkan dengan remaja yang lebih ekstrovert (34 persen). Meskipun sebagian besar korban penindasan yang disurvei (59 persen) tidak tahu siapa pelaku penindasan, hampir 23 persen dapat mengidentifikasi pelaku sebagai kenalan, 11 persen sebagai pacar, dan delapan persen sebagai teman sekelas.

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa mereka yang tidak menjadi korban memiliki lebih sedikit teman yang mengalami penindasan di dunia maya (22 persen). Studi ini juga menemukan bahwa korban memiliki kemungkinan 2.100 kali lebih tinggi untuk memiliki teman yang juga menjadi korban penindasan.

Penelitian ini menyatakan bahwa dampak penindasan di dunia maya tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh pelaku. Nyatanya, hampir lima persen responden merasa sangat menyesal atas peran mereka dalam tindakan tersebut.

Hasil survei juga menemukan bahwa remaja yang menjadi korban penindasan di dunia maya memiliki peluang lima kali lebih besar untuk melakukan penindasan terhadap orang lain dibandingkan dengan remaja yang tidak pernah menjadi korban. Walaupun 66 persen responden setuju bahwa penindasan di dunia maya dan kekerasan fisik memiliki tingkat keseriusan yang sama, 23 persen berpendapat bahwa penindasan di dunia maya lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan kekerasan fisik.

Perundungan di Ruang Maya - (Republika)

  ​

Sebanyak 11 persen peserta survei, bahkan menganggap penindasan di dunia maya lebih buruk daripada kekerasan fisik. Sementara lebih dari 47 persen responden menolak dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental, sejumlah besar korban merasakannya.

Lebih dari 30 persen responden melaporkan perasaan kesal, hampir dari empat persen mengalami masalah insomnia, dan hampir dari delapan persen mengalami gejala depresi. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa dukungan dari keluarga dan sekolah memiliki dampak signifikan dalam mengurangi efek buruk dari penindasan di dunia maya pada remaja.

Sayangnya, strategi semacam ini jarang diadopsi oleh para korban penindasan di dunia maya. "Dampak penindasan di dunia maya terhadap emosi dan kesejahteraan remaja mencakup gejala somatik, depresi, dan stres,” ujat Balas dan rekan penulisnya.

Penelitian ini menyarankan orang tua dan guru diharapkan mendorong dialog mengenai penindasan di dunia maya. Hal ini diharapkan dapat membantu remaja menemukan strategi efektif untuk menghadapi situasi semacam ini, serta mengembangkan empati, keterampilan komunikasi, dan sosial. 

 

 

 
Dampak penindasan di dunia maya terhadap emosi dan kesejahteraan remaja mencakup gejala somatik, depresi, dan stres. 
 
REKA BORKA BALAS, Peneliti dari Universitas Kedokteran, Farmasi, Sains, dan Teknologi Târgu Mureș, Romania. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Beda Tipis-Tipis Adiksi Medsos dan Narkoba

Penggunaan medsos yang berlebih bisa menurunkan performa di sekolah dan juga pekerjaan.

SELENGKAPNYA

Tawuran Gaya Baru Dipicu Medsos

Penangkapan remaja bersenjata tajam yang hendak tawuran makin marak.

SELENGKAPNYA

Jatuh Bangun Membesarkan Anak di Dunia Serbamaya

Untuk memastikan anak siap, orang tua dan guru memerlukan pelatihan dan pendidikan yang benar.

SELENGKAPNYA

Jempol, Medsos, dan Karier yang Terhambat

Medsos checking saat ini, memang kerap menjadi salah satu tahapan seleksi untuk rekrutmen pekerjaan.

SELENGKAPNYA