Internet Sehat Untuk Anak. Warga ikut meramaikan kampanye internet sehat untuk anak saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta, Ahad (31/7). Demi mengampanyekan sosial media yang sehat bagi anak-anak, Facebook membuat program bernama | Republika/ Wihdan

Inovasi

Beda Tipis-Tipis Adiksi Medsos dan Narkoba

Penggunaan medsos yang berlebih bisa menurunkan performa di sekolah dan juga pekerjaan.

Media sosial (medsos) saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang pada era digital. Selain dapat menjadi sarana bersosialisasi hingga mempromosikan usaha, medsos juga dapat menjadi sumber hiburan yang menarik. Sayangnya, penggunaan medsos yang berlebih bisa membawa dampak buruk bagi pengguna.


Di Indonesia, misalnya, laporan digital 2023 mengungkapkan bahwa ada 167 orang di Indonesia yang menggunakan media sosial. Rata-rata waktu yang mereka habiskan untuk mengakses medsos adalah sekitar tiga jam 18 menit per hari.


Tren serupa juga ditemukan di berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS). Warga AS umumnya menghabiskan hampir 2,5 jam per hari untuk mengakses media sosial. Durasi tersebut bahkan bertambah dua kali lipat pada kelompok usia remaja.

 

"Adiksi media sosial saat ini belum diakui dalam panduan diagnostik kami, tetapi kami melihat adanya pertumbuhan penggunaan media sosial," ujar psikolog klinis dan direktur edukasi dari SimplePractice, Lindsay Oberleitner, seperti dilansir FoxNews pada Rabu (16/8/2023).


"Kecanduan" medsos atau penggunaan medsos yang problematik dan berlebih bisa memunculkan gejala yang mirip dengan perilaku kecanduan dan gangguan penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi, gejala yang ditimbulkan oleh penggunaan medsos berlebih berada pada level yang lebih ringan.


Seperti halnya perilaku kecanduan, penggunaan medsos yang problematik bisa menghambat seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Penggunaan medsos yang berlebihan atau problematik juga bisa menunjukkan gejala seperti menarik diri dari interaksi sosial, acara tatap muka, hingga aktivitas yang sebelumnya disukai.


Pengguna medsos yang berlebih juga dapat merasakan kesulitan yang sangat hebat ketika tidak bisa mengakses platform favoritnya. Selain itu, pengguna yang sudah kecanduan akan sulit melepaskan diri dari medsos dan terus menggunakan platform tersebut meski mereka menyadari bahwa perilaku tersebut membawa dampak buruk.

Pengguna Medsos Indonesia - (republika)

  ​


"Sebagai contoh, seseorang menyadari bahwa waktu yang mereka habiskan di media sosial mengganggu performa sekolah atau kerja mereka, tetapi mereka tidak membuat batasan waktu untuk menggunakan media sosial," kata Oberleitner.


Sebagian pengguna yang kecanduan mungkin akan berusaha untuk membuat batasan waktu untuk mengakses media sosial. Akan tetapi, biasanya upaya ini tak membuahkan hasil. Terkadang, kecanduan medsos juga bisa membuat hubungan antara pengguna dengan orang lain ikut terganggu.


Oberleitner menambahkan, penggunaan medsos yang berlebih bisa menurunkan performa di sekolah dan juga pekerjaan. Selain itu, perilaku ini bisa memunculkan perasaan terisolasi dan kesepian.


Orang-orang yang menggunakan medsos secara berlebih juga bisa memiliki citra diri yang negatif. Tak jarang, mereka mengeluhkan kesulitan tidur, gangguan makan, dan peningkatan gejala depresi serta kecemasan.

Medsos yang Mengadiksi - (Republika)

  ​


"Secara luas, dalam gangguan adiksi, ada pola kehilangan kontrol atas diri sendiri, penggunaan yang kompulsif, konsekuensi negatif terhadap fungsi pribadi dan interpersonal, serta keinginan untuk menggunakan yang intens," ujar Oberleitner.


Menurut Oberleitner, perilaku penggunaan media sosial yang berlebih atau problematik lebih banyak ditemukan pada kelompok usia muda. Ironisnya, dampak negatif dari penggunaan media sosial berlebih di usia muda bisa membawa pengaruh signifikan terhadap perkembangan otak. "Penggunaan media sosial berlebih bisa mengganggu perkembangan dari area-area ini," katanya. 


Selain usia muda, kelompok lain yang lebih rentan terhadap penggunaan media sosial berlebih adalah individu dengan gangguan kecemasan dan kesepian. Kelompok lain yang juga rentan melakukan penggunaan media sosial berlebih adalah individu dengan impulsivitas tinggi.


Kiat Detoks


Tak ada satu cara yang efektif untuk semua orang dalam hal menghentikan perilaku menggunakan media sosial yang berlebihan. Namun, secara umum, Oberleitner mengatakan, perilaku ini bisa diredam dengan mengombinasikan sejumlah pendekatan.


Salah satu upaya yang biasa dilakukan adalah menghentikan sepenuhnya penggunaan media sosial. Setelah itu, pengguna diperbolehkan untuk mulai menggunakan media sosial kembali secara bertahap dan secukupnya, misalnya, 30 menit setelah makan malam.


Saat menghentikan penggunaan media sosial sepenuhnya, gawai-gawai yang biasa digunakan oleh pengguna yang kecanduan bisa disembunyikan untuk sementara waktu. Mereka juga dapat menghapus beragam aplikasi media sosial dari gawai yang dipakai oleh pengguna yang kecanduan.


Seperti dalam kasus adiksi lain, penting untuk mengenali pemicu yang kerap mendorong pengguna untuk menggunakan media sosial secara berlebih. Setelah mengenali pemicu tersebut, pengguna dianjurkan untuk menghindari pemicu tersebut. 

 

 
Dampak negatif penggunaan media sosial berlebih di usia muda, bisa membawa pengaruh signifikan terhadap perkembangan otak.
 
LINDSEY OBERLEITNER, Psikolog klinis dan direktur edukasi dari SimplePractice. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Selebritas Medsos

Pada pundak para selebritas medsos ini ada berjuta peluang meraih pahala.

SELENGKAPNYA

Begini Penampakan Thread App Medsos Baru Buatan Meta

Threads masih menjadi platform yang sangat sederhana dan tidak memiliki banyak fitur seperti Twitter.

SELENGKAPNYA

Jempol, Medsos, dan Karier yang Terhambat

Medsos checking saat ini, memang kerap menjadi salah satu tahapan seleksi untuk rekrutmen pekerjaan.

SELENGKAPNYA