Manfaat memelihara kucing (ilustrasi) | Freepik/Pch.vector

Gaya Hidup

Manfaat Menjadi Pencinta Kucing Menurut Sains

Orang yang pernah memelihara kucing memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat serangan jantung.

Kucing adalah hewan peliharaan yang menggemaskan. Tingkah lucunya membuat banyak orang jatuh cinta pada hewan satu ini dan memutuskan memelihara mereka. Ternyata, memelihara hewan berbulu ini juga memiliki manfaat untuk diri kita loh. Menurut para ilmuwan, kucing juga dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan fisik dan mental kita.

 

1. Kesejahteraan

 

Dilansir dari Health Line, Senin (28/8/2023), menurut sebuah penelitian di Australia, pemilik kucing memang memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan. Berdasarkan kuesioner, mereka mengaku merasa lebih bahagia, lebih percaya diri, dan tidak terlalu gugup, serta bisa tidur, fokus, dan menghadapi masalah dalam hidup dengan lebih baik.

 

Mengadopsi kucing juga bermanfaat bagi anak-anak Anda. Dalam survei terhadap lebih dari 2.200 anak muda Skotlandia berusia 11 sampai 15 tahun, anak-anak yang memiliki ikatan kuat dengan kucingnya memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi. Semakin mereka terikat, semakin mereka merasa bugar, energik, dan penuh perhatian serta berkurangnya kesedihan dan kesepian dan semakin mereka menikmati waktu mereka sendiri, di waktu senggang, dan di sekolah.

 

Dengan kelakuannya yang menentang gravitasi dan postur tidurnya yang seperti yoga, kucing juga dapat membujuk kita keluar dari suasana hati yang buruk. Dalam sebuah penelitian terungkap, orang yang memiliki kucing dilaporkan mengalami lebih sedikit emosi negatif dan perasaan terasing dibandingkan orang yang tidak memiliki kucing. Faktanya, orang lajang yang memiliki kucing juga lebih jarang mengalami suasana hati yang buruk dibandingkan orang yang memiliki kucing dan pasangan. 

 

photo
Warga membawa kucingnya di dalam tas untuk disuntikan vaksin rabies di Kantor Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023). Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat terdapat 1.733 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada Juni 2023, yang meningkat sebanyak 206 kasus dari total 1.527 kasus pada Mei 2023. Namun DKI Jakarta masih tetap berstatus bebas rabies. - (Republika/Putra M. Akbar)

2. Stres

Dalam sebuah penelitian, para peneliti mengunjungi 120 pasangan menikah di rumah mereka untuk mengamati bagaimana mereka merespons stres dan apakah kucing dapat membantu. Dengan terhubung ke monitor detak jantung dan tekanan darah, orang-orang dihadapkan pada tantangan tugas yang berat, mengurangi tiga berulang kali dari angka empat digit, kemudian memasukkan tangan mereka ke dalam air es (di bawah 40 derajat Fahrenheit) selama dua menit. Orang-orang bisa duduk sendirian di sebuah ruangan, dengan hewan peliharaannya berkeliaran, bersama pasangannya yang dapat memberikan dukungan moral, atau keduanya.

Sebelum tugas yang membuat stres dimulai, pemilik kucing memiliki detak jantung istirahat dan tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan. Dan selama mengerjakan tugas, pemilik kucing juga bernasib lebih baik.

Mereka lebih cenderung merasa tertantang daripada terancam, detak jantung dan tekanan darah mereka lebih rendah, dan mereka bahkan membuat lebih sedikit kesalahan matematika. Dari berbagai skenario, pemilik kucing terlihat paling tenang dan paling sedikit melakukan kesalahan saat kucingnya ada. Secara umum, pemilik kucing juga lebih cepat pulih secara fisiologis.

photo
Petugas memasukan dosis vaksin rabies untuk disuntikan ke kucing di Kantor Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023). Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat terdapat 1.733 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada Juni 2023, yang meningkat sebanyak 206 kasus dari total 1.527 kasus pada Mei 2023. Namun DKI Jakarta masih tetap berstatus bebas rabies. - (Republika/Putra M. Akbar)

3. Hubungan

Kucing adalah makhluk yang kita sayangi dan menyayangi kita. Dan orang-orang yang berinvestasi dalam ikatan lintas spesies ini juga dapat merasakan manfaat dalam hubungan antarmanusia.

Misalnya, penelitian menemukan bahwa pemilik kucing lebih sensitif secara sosial, lebih percaya pada orang lain dan lebih menyukai orang lain dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan. Jika Anda menyebut diri Anda pecinta kucing, Anda akan cenderung menganggap orang lain lebih menyukai Anda dibandingkan dengan seseorang yang bukan pecinta kucing atau anjing. Sementara itu, orang yang menonton video kucing pun merasa lebih didukung oleh orang lain dibandingkan orang yang bukan penggemar berat media digital kucing.

“Perasaan positif terhadap anjing atau kucing dapat menimbulkan perasaan positif terhadap manusia, atau sebaliknya,” tulis Rose Perrine dan Hannah Osbourne dari Eastern Kentucky University.

photo
Petugas dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertaniaan (KPKP) Jakarta Selatan mengecek kesehatan hewan sebelum menyuntikan vaksin rabies di RPTRA Asoka, Jakarta, Selasa (30/5/2023). Sudin KPKP menggelar vaksinasi rabies secara rutin setiap bulan di seluruh Kecamatan di Jakarta Selatan dengan jumlah kuota vaksin perlokasi sebanyak 150 vaksin. Hewan peliharaan yang bisa divaksin rabies yakni kucing, anjing, kera dan musang. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya mejudkan Provinsi DKI Jakarta bebas rabies. - (Republika/Thoudy Badai)

4. Kesehatan

Dalam sebuah penelitian, peneliti mengamati 4.435 orang selama 13 tahun. Orang yang pernah memelihara kucing memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat serangan jantung dibandingkan orang yang tidak pernah memelihara kucing, bahkan ketika memperhitungkan faktor risiko lain, seperti tekanan darah, kolesterol, merokok, dan indeks massa tubuh. 

Hal ini berlaku pada manusia meskipun saat ini mereka tidak memiliki kucing, jelas para peneliti, yang menunjukkan bahwa kucing lebih merupakan obat pencegahan daripada pengobatan untuk penyakit yang sedang berlangsung.

 

 
Perasaan positif terhadap anjing atau kucing dapat menimbulkan perasaan positif terhadap manusia. 
 
ROSE PERRINE & HANNAH OSBOURNE, Eastern Kentucky University.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

WHO: Flu Burung Bunuh Kucing-Kucing di Polandia

Puluhan kucing mati di berbagai lokasi di Polandia.

SELENGKAPNYA

Let's Adopt Indonesia Tangkap 50 Kucing Liar di Gondangdia

Kucing-kucing ini akan diseteril dan dilepas kembali ke lingkungan asalnya.

SELENGKAPNYA