
Kabar Utama
Dubes Saudi untuk Palestina Sudutkan Israel
Rayuan Israel untuk Saudi belum berbalas.
AMMAN — Setelah sekian lama, Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam sejarah menunjuk Duta Besar kerajaan untuk Palestina. Hal ini dilakukan di tengah upaya Israel merayu Saudi untuk membangun hubungan diplomatik.
Duta besar pertama yang ditunjuk untuk Palestina ialah Naif Bin Bandar Al-Sudairi. Arab Saudi menyerahkan surat kepercayaannya kepada otoritas Palestina pada Sabtu (12/8/2023). Al-Sudairi menyerahkan surat kepercayaan itu kepada penasihat Presiden Mahmoud Abbas untuk urusan diplomatik, Majdi Al-Khalidi di Kedutaan Besar Palestina di Yordania.
Dilansir dari Saudi Gazette pada Senin (14/8/2023), Kredensial asli akan segera diserahkan kepada Presiden Palestina. Al-Sudairi akan menjabat sebagai duta besar nonresiden Arab Saudi untuk Palestina dan konsul jenderal di Yerusalem.
“Ini adalah langkah penting dengan implikasi signifikan bagi komitmen Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota dalam meningkatkan hubungan dengan saudara-saudara kita di Palestina,” kata Al-Sudairi.
Menurut Al-Sudairi, langkah ini akan memberikan hasil positif yang akan menguntungkan Palestina, khususnya dalam hal mengatur dan memberikan dorongan resmi untuk hubungan lintas bidang politik, ekonomi, dan sosial.
“Kami menantikan masa depan yang menjanjikan untuk hubungan ini agar lebih baik lagi,” kata Al-Sudairi. Al-Khalidi mengatakan langkah ini akan berkontribusi untuk memperkuat ikatan antara dua bangsa dan negara yang bersaudara. Al-Sudairi juga menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Amman.
Penunjukan duta besar ini dilakukan Arab Saudi di tengah laporan Israel yang mencoba mencapai kesepakatan normalisasi dengan Kerajaan. Sehingga banyak pihak mengartikan bahwa penunjukan duta besar tersebut sebagai jawaban Kerajaan bahwa hubungan normalisasi dengan Israel tidak akan mempengaruhi hubungannya dengan Palestina.
Otoritas Palestina pada Ahad menyambut baik keputusan Arab Saudi untuk menunjuk seorang duta besar untuk negara tersebut, dan mengatakan bahwa Riyadh telah membuat keputusan yang tepat.
"Dengan keputusan ini, Arab Saudi telah menunjukkan bahwa mereka mendukung rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," kata Wasel Abu Youssef, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, kepada Anadolu.
Dia mengatakan semua negara, termasuk negara-negara Arab memiliki peran penting untuk melakukan berbagai upaya untuk mendukung rakyat Palestina.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan bahwa keputusan Riyadh menunjuk duta besarnya untuk Palestina mencerminkan bahwa masalah Palestina merupakan bagian dari kepentingan Arab Saudi, yang merupakan salah satu prinsip paling signifikan dari kebijakan luar negerinya.
Naif bin Bandar Al-Saud ditunjuk menjadi duta besar pertama Arab Saudi untuk Palestina. Al-Saud telah menyerahkan surat kredensialnya sebagai dubes kepada otoritas Palestina pada Sabtu (12/8).
Sebelumnya, Arab Saudi tidak membuka kantor diplomatik resmi di wilayah Palestina. Segala urusan terkait Otoritas Palestina ditangani oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Amman. Al-Saud akan menjabat sebagai duta besar yang berkedudukan di luar wilayah Palestina dan berkantor di Amman, Yordania.
Israel telah menolak gagasan pangkalan diplomatik di Yerusalem untuk utusan Arab Saudi tersebut. Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen mengatakan kepada stasiun radio Tel Aviv 103 FM, al-Sudairi, dapat bertemu dengan perwakilan Otoritas Palestina tetapi tidak akan hadir secara tetap di Yerusalem.
“Apakah akan ada pejabat yang duduk secara fisik di Yerusalem? Ini tidak akan kami izinkan,” kata Cohen. Cohen mengatakan, penunjukan al-Sudairi belum dikoordinasikan dengan Israel. Dia menilai penunjukan ini kemungkinan ada kaitannya dengan prospek normalisasi.
“Apa yang ada di balik perkembangan ini adalah, dengan latar belakang kemajuan dalam pembicaraan AS dengan Arab Saudi dan Israel, Saudi ingin menyampaikan pesan kepada Palestina bahwa mereka tidak melupakan mereka,” kata Cohen.
Arab Saudi telah memperjuangkan perjuangan Palestina dan menghindari hubungan resmi dengan Israel. Tetapi Washington berusaha untuk mempromosikan normalisasi hubungan Israel-Saudi. Pemerintah sayap kanan Israel telah mengecilkan kemungkinan memberikan landasan yang signifikan kepada Palestina sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi.
Seperti kebanyakan negara anggota Liga Arab, Saudi mengkondisikan pengakuan terhadap Israel atas tujuan kenegaraan Palestina. Di antara tantangan untuk mencapai tujuan itu adalah perpecahan antara PA yang diakui secara internasional dan faksi Hamas.
Duta Besar Palestina untuk Riyadh, Bassam al-Agha menyebut penunjukan al-Sudairi sebagai penegasan Saudi atas kenegaraan Palestina dan penolakan normalisasi terhadap Israel. “Ini berarti kelanjutan dari posisi Arab Saudi,” kata al-Agha kepada radio Voice of Palestine.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Hukuman Kolektif ala Israel Berlanjut
Rumah warga Palestina yang sudah meninggal dihancurkan Israel.
SELENGKAPNYAAS Pantau Pos Pemeriksaan Israel
Warga Palestina-Amerika dapat keistimewaan di pos pemeriksaan.
SELENGKAPNYA