
Medika
Waspada Muntaber Saat Pancaroba dan Liburan
Perubahan cuaca ekstrem berpengaruh bagi kesehatan, terlebih anak-anak.
Pada masa liburan sekolah yang sedang berlangsung, waktunya anak-anak menikmati waktu untuk rehat sejenak dari kepenatan. Namun, perubahan cuaca ekstrem belakangan ini tak hanya memengaruhi lingkungan, tapi juga memiliki pengaruh bagi kesehatan terlebih anak-anak.
Perubahan cuaca memang tidak dapat dicegah, tapi kita dapat melakukan langkah preventif bagi kesehatan fisik kita sendiri, agar tidak mengalami masalah kesehatan. Dokter spesialis anak Eka Hospital Pekanbaru, dr Yasri Dalfi Yaunin, SpA menjelaskan, perubahan cuaca ekstrem dapat mengakibatkan daya imun tubuh menurun.
Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak, hal ini perlu diwaspadai sebab daya tahan tubuh anak belum berfungsi optimal sehingga rentan sakit. "Salah satu masalah kesehatan yang timbul akibat perubahan cuaca yang ekstrem adalah muntaber," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (7/7/2023).

Kondisi ini dalam istilah medis disebut gastroenteritis atau flu perut. Anak-anak dengan usia di bawah lima tahun lebih rentan terkena muntaber yang disebabkan oleh virus rotavirus dan norovirus serta bakteri seperti e coli dan salmonella.
Selain itu, muntaber bisa juga disebabkan oleh parasit, seperti giardia dan entamoeba. "Virus, bakteri dan parasit ini tidak mati karena disebabkan oleh sanitasi yang buruk ataupun cuaca dingin yang membuat virus dan bakteri ini tidak cepat mati dan menempel pada makanan ataupun barang," ujarnya.
Gejala muntaber
Gejala muntaber dapat terlihat setelah satu sampai tiga hari terinfeksi dan berlangsung berlangsung selama tiga sampai tujuh hari, tapi pada kasus yang parah dapat bertahan hingga 10 hari. Gejala muntaber di antaranya :
1. Muntah
Mual lalu muntah saat terinfeksi kuman seperti virus, bakteri, atau parasit, terjadi pada dinding lambung dan lapisan usus. "Ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman, yang berdampak merasakan mual dan bisa berakhir muntah," ujarnya.
2. Feses cair saat BAB
BAB dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam dengan feses cair menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan sehingga berdampak pada usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik. Inilah yang mengakibatkan tekstur feses lembek atau cair saat buang air besar.
3. Demam
Demam merupakan respon peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi. Dengan kondisi yang terus muntah dan BAB ini dapat menguras hampir sebagian besar cairan tubuh yang berdampak menjadi dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh.
4. Kurang nafsu makan
Salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Penanganan Muntaber
View this post on Instagram
Muntaber rawan dialami anak saat musim pancaroba. Bagaimana cara mengatasinya dengan tepat? Menurut dokter spesialis anak Eka Hospital Pekanbaru, dr Yasri Dalfi Yaunin, SpA, cara yang tepat dalam penanganan muntaber adalah memberikan lebih banyak cairan pada tubuh agar tidak dehidrasi dengan memberikan oralit pada buah hati. Berikut beberapa cara lain yang dapat dilakukan:
1. Memberikan larutan elektrolit oral (oralit) kepada buah hati untuk diminum sesering mungkin.
2. Jika intensistas muntah si buah hati sering, dapat memberikan teh manis hangat beberapa tegukan kecil setiap beberapa menit. Kemudian jika muntah sudah berhenti, bisa diberikan ASI.
3. Walaupun dianjurkan minum larutan oralit, tetap bantu berikan air putih agar cairan tubuh tetap terpenuhi.
4. Saat sudah berhenti muntah berikan makanan padat atau nasi lembek terlebih dahulu dalam jumlah lebih sedikit.
Pencegahan

Sebagai langkah preventif guna menjaga kesehatan agar buah hati kesayangan tidak mengalami muntaber ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti:
1. Pastikan makanan serta minuman yang dikonsumsi oleh anak sudah bersih serta rutin menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal anak. Jangan lupa untuk lengkapi jadwal imunisasi anak.
2. Ajarkan kepada buah hati untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ataupun setelah menyentuh benda kotor.
3. Pastikan konsumsi makanan matang sempurna serta makanlah selagi hangat. Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang.
4. Berikan asupan cairan yang cukup meskipun hanya dalam jumlah kecil dan sering. Bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan yang belum baik disarankan untuk tidak menyentuh hewan reptil atau burung karena dapat membawa bakteri Salmonella, yang bisa mengakibatkan infeksi lebih parah pada anak-anak.
5. Berikan imunisasi rotavirus untuk membantu kekebalan tubuh anak terhadap virus rotavirus.
Selalu pastikan kesehatan yang terbaik bagi buah hati Anda dengan memberikan vaksin yang dianjurkan sesuai dengan usia. Selain itu, konsultasikan dengan dokter spesialis anak agar kesehatan buah hati tetap dipantau dengan baik.
BAB dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam dengan feses cair menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pembatasan Twitter dan Asa Pemilu Lebih Adem, Mungkinkah?
Penggunaan TikTok untuk menggiring opini jelang pemilu memang dimungkinkan.
SELENGKAPNYASistem Kekebalan Digital untuk Bangun Keamanan Data
Pengguna internet yang paling banyak menghabiskan waktu adalah mereka yang berusia 15–24 tahun.
SELENGKAPNYAKenali Jenis Password yang Paling Digemari Hacker
Bila hanya menggunakan huruf kapital atau huruf kecil saja, password akan menjadi lebih lemah dan mudah ditebak oleh peretas.
SELENGKAPNYA