
Internasional
Kanada Jadi Bulan-Bulanan di AS Akibat Jerebu
Pemadam kebakaran dari berbagai penjuru dunia terjun ke Kanada.
NEW YORK – Warga Amerika Serikat (AS) meradang terkait jerebu alias kabut asap yang menyelimuti sebagian wilayah negara itu beberapa hari belakangan. Mereka beramai-ramai mengecam Kanada yang jadi lokasi kebakaran hutan penyebab kabut asap.
Biasanya warga AS menilai Kanada dan warganya dipandang sebagai yang lebih "maju" di Amerika Utara. Penduduknya juga secara umum dianggap lebih ramah. Namun, kata-kata manis itu, meskipun dalam nada berkelakar, tak ada lagi.
Judul halaman depan the New York Post meneriakkan "SALAHKAN KANADA!", Boston Herald memasang tulisan "Terima Kasih Kanada" dan halaman depan Dallas Morning News mengatakan, "AS Terjebak dalam Kabut Kanada”.
Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tebal dan berbahaya membayangi kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang di seluruh AS dan Kanada. Lebih dari 400 kebakaran hutan di Kanada menjadi penyebabnya.

Warga Kanada tidak terbiasa mendapatkan perhatian jutaan orang Amerika, apalagi memancing kemarahan mereka. Warga AS dengan cepat mengolok-olok saat udara yang tercemar asap membentuk siluet gedung pencakar langit yang menakutkan di New York, Philadelphia, dan Washington.
New York Post juga menggunakan tajuk utama "EH!POCALYPSE NOW" sehubungan dengan penggunaan kata "Eh" yang sering digunakan warga Kanada. Surat kabar itu melanjutkan dengan mengatakan "Keluar dari Kanada adalah hal yang paling tidak sehat sejak poutine". Poutine adalah hidangan populer di utara perbatasan terdiri dari kentang goreng, keju, dan saus.
"Maaf!", cicit ahli meteorologi Kanada Anthony Farnell menanggapi tajuk utama surat kabar itu. Komposer AS Marc Shaiman menulis ulang lagu yang ditulis bersama untuk kartun South Park menjadi "Blame Canada". “Salahkan Kanada! Memalukan Kanada! Untuk kabut dan asap, kabut dari kobaran api. Asap Ontario yang membuat kami tersedak,” nyanyinya.
Ilmuwan politik di University of Toronto Nelson Wiseman mengatakan, istrinya mendengar teori yang tidak biasa dari seorang warga AS. “Seorang pengemudi truk AS memberi tahu pasangan saya kemarin bahwa kebakaran hutan adalah produk dari warga Kanada yang lebih peduli untuk melindungi satwa liar daripada mengelola hutan mereka,” katanya.
Profesor ilmu politik di McGill University di Montreal Daniel Beland mengatakan, beberapa orang di media sosial mulai menyindir. Mereka menyatakan akhirnya warga AS akan tahu letak Kanada di peta. "Komentar saya kepada seorang teman adalah mereka sangat bersemangat, bahkan (berhasil menunjukkan) provinsi yang benar,” kata sejarawan Kanada Robert Bothwell.
Peringatan kualitas udara yang buruk terus berlanjut untuk sebagian besar Kanada pada Kamis (8/6/2023) waktu setempat. Sebanyak 414 titik karhutla terjadi, termasuk 239 di luar kendali pada Rabu (7/6/2023). Jumlah titik naik dari 211 kebakaran hutan yang dilaporkan pada akhir Mei.
Ribuan petugas pemadam kebakaran dari seluruh dunia, termasuk personel dari Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Meksiko, dan Afrika Selatan sedang berjuang memadamkan api. Sedangkan, jutaan orang Kanada telah diberi peringatan untuk tinggal di dalam rumah. Ramalan untuk daerah terpadat di Toronto dan sekitarnya memperkirakan asap akan meningkat hingga akhir pekan.
Musim kebakaran hutan dimulai pada awal Mei saat salju pelindung mencair dan sambaran petir serta api unggun yang ceroboh menyulut hutan yang kering. Kebakaran di Quebec utara memaksa lebih dari 11.400 orang meninggalkan rumah pada Rabu (7/6/2023). Lebih banyak perintah evakuasi akan dikeluarkan segera. Sekitar 155 kebakaran telah dilaporkan di wilayah itu saja.

Perdana Menteri Quebec Francois Legault mengatakan, kebakaran yang terjadi di wilayah utara dan barat provinsi itu. Kondisi ini membuat warga yang dievakuasi tidak akan dapat kembali ke rumah sampai minggu depan.
Sementara, di British Columbia bagian pantai barat, kebakaran hutan terbesar kedua dalam sejarah provinsi mencakup 310.805 hektare pada Kamis pagi. Sekitar 80 titik kebakaran hutan dilaporkan.
Bergerak ke arah timur melintasi negara, karhutla masih terjadi di Alberta yang memiliki sekitar 70 titik. Di Ontario, lembaga Lingkungan Kanada menilai kualitas udara di ibu kota Kanada, Ottawa, sebagai yang terburuk di negara itu pada Rabu.
Sementara di Nova Scotia di pantai timur, sekitar 16.500 orang dievakuasi pada puncak kebakaran yang mengancam ibu kota Halifax dan lebih dari 150 rumah dilalap api. Antara 1 Maret dan 5 Juni, diperkirakan 2.214 kebakaran telah menghabiskan 38 ribu km persegi membuat tahun ini menjadi yang terburuk dalam sejarah Kanada.

Negara-negara anggota Uni Eropa menawarkan bantuan pada Kanada untuk menangani karhutla yang tak terkendali. Perhimpunan Benua Biru siap mengirimkan hampir 300 personel pemadam kebakaran ke Kanada.
“Kanada telah meminta dukungan dari European Union Civil Protection Mechanism dan kami akan segera menanganinya,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen lewat akun Twitter resminya, Kamis (8/6/2023).
Dia mengungkapkan, Prancis, Portugal, dan Spanyol menawarkan bantuan lebih dari 280 petugas pemadam kebakaran. “Lebih banyak lagi yang akan datang,” ujar von der Leyen.
Asap karhutla Kanada telah menyebar hingga Greenland dan Islandia. Asap diperkirakan akan turut mencapai wilayah Norwegia. Sebelumnya wilayah pantai timur AS sudah terlebih dulu diselimuti kabut asap karhutla Kanada.

Para ilmuwan di Norwegian Climate and Environmental Research Institute (NILU) menggunakan model perkiraan untuk memprediksi bagaimana asap akan melewati atmosfer. Menurut NILU, asap telah menyebar ke Greenland dan Islandia sejak 1 Juni 2023. Berdasarkan pengamatan, Norwegia selatan telah mencatat peningkatan konsentrasi partikel aerosol.
“Kita mungkin dapat melihat kabut atau bau asap. Namun, kami tidak percaya bahwa jumlah partikel di udara di sini, di Norwegia, akan cukup besar untuk membahayakan kesehatan kita,” kata Nikolaos Evangeliou, peneliti senior NILU, Kamis lalu, dikutip laman WRAL News.
Ahli meteorologi di Layanan Cuaca Nasional AS, Bryan Ramsey, mengatakan, sistem cuaca yang memicu kabut asap diperkirakan akan bertahan setidaknya hingga beberapa hari ke depan. Pada Rabu (7/6/2023) lalu, Presiden AS Joe Biden telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Mereka membahas soal meluasnya kebakaran hutan di Kanada yang gumpalan asapnya turut menyelimuti sejumlah wilayah AS.

Gedung Putih mengungkapkan, dalam pembicaraannya dengan Trudeau, Biden menawarkan bantuan dan dukungan tambahan untuk mengatasi kebakaran hutan di Kanada. “Presiden (Biden) telah mengarahkan timnya untuk mengerahkan semua aset pemadam kebakaran Federal yang tersedia yang dapat dengan cepat membantu menekan kebakaran yang berdampak pada komunitas Kanada dan Amerika," kata Gedung Putih dikutip dari laman resminya.
Menurut Gedung Putih, sejauh ini AS telah mengerahkan lebih dari 600 petugas pemadam kebakaran dan personel pendukung serta aset pemadam kebakaran lainnya untuk membantu Kanada.
“Kedua pemimpin (Biden dan Trudeau) juga membahas kerja sama berkelanjutan untuk mencegah kebakaran hutan dan mengatasi dampak kesehatan dari kebakaran tersebut terhadap masyarakat kita. Mereka sepakat untuk tetap berhubungan erat dengan kebutuhan yang muncul,” demikian disampaikan Gedung Putih.
Jerebu Selimuti Amerika Utara
Kabut asap yang berbahaya diperkirakan akan bertahan berhari-hari ke depan.
SELENGKAPNYAAsap Kebakaran Hutan Kanada Selimuti New York City
Langit di atas New York dan banyak kota di AS lainnya semakin berkabut.
SELENGKAPNYA