Hikmah
Balasan Haji Mabrur
Jamaah haji akan memperoleh balasan sesuai yang diniatkan.
Oleh IMAM NUR SUHARNO
Musim haji telah tiba. Bermacam orientasi (niat) orang pergi untuk berhaji.
Hal ini telah disinyalir dalam sabda Nabi SAW, “Akan datang suatu masa yang dialami umat manusia, yaitu orang kaya dari umatku yang melaksanakan ibadah haji (niatnya) karena wisata, orang kalangan menengah (niatnya) karena berdagang, orang kalangan ahli pengetahuan (niatnya) karena riya dan sum’ah, dan kaum fakir di antara mereka (niatnya) karena untuk meminta-minta.” (HR Ibnu Jauzy).
Dengan alasan itu, jamaah haji akan memperoleh balasan sesuai yang diniatkan. Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sedangkan bagi yang berhajinya atas dasar iman dan ikhlas semata karena Allah, tidak berbuat rafats, tidak berbuat fusuq, dan tidak melakukan jidal selama berhaji (QS al-Baqarah [2]: 197), niscaya meraih haji mabrur dan balasannya tiada lain kecuali surga.
Nabi SAW bersabda, “Hai semua manusia, Allah telah mewajibkan atasmu untuk haji, maka berhajilah kalian. Siapa yang berhaji karena Allah, lalu tidak berkata atau berbuat keji dan fasik, ia akan keluar dari semua dosa-dosanya bagaikan pada saat ia dilahirkan oleh ibunya. Dan, melakukan ibadah umrah hingga umrah tahun depan menjadi penebus dosa yang terjadi di antara kedua umrah itu. Sungguh, haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sungguh, haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.
Itulah balasan tertinggi yang dianugerahkan bagi jamaah yang meraih haji mabrur. Harta yang dikeluarkan untuk berhaji diberi balasan pahala yang sama dengan pahala pembiayaan di jalan Allah.
Nabi SAW bersabda, “Pembiayaan dalam perjalanan haji bagaikan pembiayaan di jalan Allah satu dirham diganjar dengan 700 kali lipat.“ (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Bagi jamaah haji yang meninggal dunia di dalam perjalanan ibadah haji sama dengan mati syahid. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam perjalanan haji maka ia seperti orang yang mati di jalan Allah.“ (HR Muslim).
Mendapatkan pahala jihad. Aisyah RA pernah berkata, “Kami berpendapat bahwa jihad adalah amalan yang paling utama, apakah kami tidak boleh berjihad?“ Nabi SAW bersabda, “Jihad yang paling utama adalah haji mabrur.“ (HR Bukhari).
Diampuni segala dosanya sehingga sekembalinya dari Tanah Suci seperti bayi yang baru dilahirkan. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji karena Allah dengan tidak melakukan rafats dan tidak berbuat fusuk, maka ia kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya.“ (HR Bukhari dan Muslim).
Hanya dengan keimanan, niat, tekad, kemauan, dan kemampuannyalah yang akan memberangkatkan seseorang untuk berhaji. Semoga kita termasuk orang-orang yang akan mendapatkan undangan dari Allah SWT untuk berhaji. Amin.
Kisah Hijrah Eks LGBT, Berjuang Kembali ke Fitrah
Karim juga memutus seluruh komunikasinya dengan teman-temannya sesama gay.
SELENGKAPNYAIsyarat Perpisahan Rasulullah
Dalam Haji Wada, Nabi Muhammad SAW menyampaikan sempurnanya Islam dan tanda beliau dekati ujung usia.
SELENGKAPNYA