
Kabar Tanah Suci
Banyak Jamaah Tersesat Saat Pulang dari Masjid Nabawi
Jamaah juga diimbau selalu gunakan alas kaki dan kaos kaki untuk menghindari kaki melepuh.
Oleh AGUNG SASONGKO dari MADINAH, ARAB SAUDI

MADINAH -- Hari kelima setelah pemberangkatan jamaah haji Indonesia gelombang pertama, petugas menemukan cukup banyak kasus jamaah tersesat. Umumnya, mereka tersesat sepulangnya dari Masjid Nabawi, Madinah.
Merujuk data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Ahad (28/5/2023), pukul 08.30 WAS, ada 24.157 jamaah yang berasal dari 63 kloter sudah tiba di Madinah.
Untuk melakukan pencegahan jamaah tersesat, pemerintah merilis imbauan secara resmi kepada jamaah. Ada dua imbuan penting yang perlu diperhatikan, yakni agar jamaah menjaga kesehatan dan melengkapi diri dengan alat pelindung diri selama beraktivitas di luar ruangan.
Agar mencegah jamaah tersesat, pemerintah mengimbau untuk mencatat nama dan nomor pemondokan sebelum berangkat ke Masjid Nabawi. Jamaah juga sebaiknya memberi tahu dan mencatat nomor kontak petugas panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) di pemondokan. Jamaah diminta untuk mengenakan identitas pengenal, terutama gelang jamaah. Jangan tukar gelang dengan jamaah lainnya.

Jamaah juga diimbau selalu menggunakan alas kaki dan kaus kaki untuk menghindari kaki melepuh. Jika kehilangan alas kaki, jangan memaksakan diri pulang ke hotel tanpa sandal pada siang hari. Sebab, jalanan yang dilalui sangat panas. Hubungi petugas yang ada di sekitar jamaah.
Imbauan lainnya, yakni membawa dan minum air mineral 200 ml/jam secara teratur untuk menghindari dehidrasi. Jamaah disarankan minum oralit 1 saset per hari dicampur dengan 300 ml air mineral untuk memulihkan kebugaran tubuh.
Cuasa panas yang menyengat dengan suhu harian berkisar 38-40 derajat Celsius memungkinkan jamaah rentan alami kaki melepuh. Untuk itu, jamaah diingatkan untuk mengenakan alas kaki selama beraktivitas di luar ruangan.
Kasi Layanan Penghubung Kesehatan Daker Madinah Dr Desnita mengatakan, menggunakan alas kaki merupakan langkah utama pencegahan kaki melepuh. Andai jamaah khawatir alas kaki hilang, ada baiknya bawa kantong plastik atau tas kecil yang cukup untuk membawa alas kaki.
Sebenarnya penanganan bisa dilakukan dengan menggunakan air dari keran yang mengalir.DESNITA
Keberadaan botol air minum juga sangat penting. Selain untuk mencegah dehidrasi, air dalam botol minum ini bisa digunakan sebagai penanganan pertama kaki melepuh.
"Sebenarnya penanganan bisa dilakukan dengan menggunakan air dari keran yang mengalir. Fungsi air ini untuk menurunkan suhu panas pada kaki agar segera turun. Makanya ketika kaki sudah berasa panas ada baiknya berhenti terlebih dahulu selama setengah jam agar melepuhnya itu tidak melebar," kata dia.
Dia menegaskan, ketika jamaah sudah merasa panas kakinya hindari melanjutkan perjalanan. Siram kaki yang panas dengan air jangan pakai odol. Pengunaan odol ini justru membuat panas tidak keluar. "Tidak disarankan itu," kata dia.
Apabila suhu kaki sudah turun dan bisa melanjutkan perjalanan segera oleskan krim sebagai langkah penanganan berikutnya.

Jamaah juga diminta perhatikan larangan rokok yang berada di sejumlah titik di kawasan Markaziah, Madinah. Dari pantauan Republika, imbauan tersebut terdiri atas dua,yakni imbauan berupa simbol larangan merokok dan selebaran berbahasa Arab yang tertulis merokok akan didenda 200 riyal. Keduanya tertempel pada dinding hotel.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Zaenal Muttaqin membenarkan soal kebijakan larangan merokok dari otoritas atau pihak yang berwenang Madinah. Menurut dia, larangan berikut denda kepada pelanggar, sudah ada sejak tahun-tahun sebelumnya.
Termasuk mengatur larangan merokok itu, ya memang ada, lihat situasi dan ikuti aturan.ZAENAL MUTTAQIN
"Jadi, ada unsur-unsur kelembagaan yang berwenang di Arab Saudi, mengatur keamanan, kebersihan dan tata kota Madinah. Termasuk mengatur larangan merokok itu, ya memang ada, lihat situasi dan ikuti aturan. Itu seperti larangan memotret, di tempat-tempat tertentu, harus diikuti," kata Zaenal memaparkan, Ahad (28/5/2023).
Zaenal meminta kepada jemaah untuk betul-betul memperhatikan aturan di kawasan tertentu. Terutama, kata Kadaker Madinah, yang berada di wilayah markaziyah atau kawasan seputaran Masjid Nabawi. Dan tahun ini, penginapan jemaah haji asal Indonesia berada di markaziyah.
"Jangan sembarang tempat, seperti teras toko, hotel, itu wilayah markaziyah, masih di sekitar Masjid Nabawi," ujar Zaenal Muttaqin.
Bagaimana jika ada jamaah haji yang terkena masalah tersebut atau melanggar aturan? Zaenal menyatakan pihaknya akan membantu berkomunikasi karena bisa dimungkinkan peristiwa itu terjadi akibat ketidakmengertian aturan.
Kisah Hijrah Eks LGBT, Berjuang Kembali ke Fitrah
Karim juga memutus seluruh komunikasinya dengan teman-temannya sesama gay.
SELENGKAPNYAMasuk Raudhah untuk Jamaah Indonesia dengan Tasreh, Nusuk tak Lagi Berlaku
Dengan pemberlakuan tasreh, jamaah tidak bisa membuat jadwal mandiri melalui aplikasi Nusuk
SELENGKAPNYAIsyarat Perpisahan Rasulullah
Dalam Haji Wada, Nabi Muhammad SAW menyampaikan sempurnanya Islam dan tanda beliau dekati ujung usia.
SELENGKAPNYA