
Laporan Utama
Masjid Qiblatain, Saat Nabi Berputar Kiblat 180 Derajat
Ketika Rasulullah berada di rakaat kedua shalat, turun wahyu yang memberi perintah agar menukar arah kiblat
Oleh ALI YUSUF, ROSSI HANDAYANI
Salah satu masjid yang menjadi tujuan untuk dikunjungi jamaah saat berada di Madinah Al Munawarah yakni Masjid Al-Qiblatain. Masjid ini menjadi saksi perpindahan arah kiblat kaum Muslim.
Seperti layaknya masjid-masjid di Madinah, Qiblatain memiliki warna putih yang mewah. Masjid yang berlokasi di Utara Harrah Wabrah ini pun tampak indah dan menawan.
Masjid ini berjarak sekitar tujuh kilometer dari Masjid Nabawi. Tidak heran jika masjid yang dikenal dengan sebutan 'masjid dua kiblat' ini masuk dalam daftar tujuan wisata jamaah haji dan umrah mancanegara.
Masjid ini berbentuk persegi tidak jauh berbeda dengan masjid yang ada di Makkah dan Madinah.Selain bentuknya yang kotak, masjid ini juga lengkap dengan lengkungan-lengkungan setengah lingkaran di beberapa bagian badan masjid.

Pada bagian interior Masjid Qiblatain, yang paling menawan selain kubah dan menara adalah ruang mihrabnya. Ruang mihrab pada masjid mengadopsi bentuk geometri ortogonal vertikal dengan dua lapis. Dua tiang yang mengapit bagian sisi kiri dan kanannya dihiasi dengan ukiran-ukiran timbul motif bunga yang dipadukan dengan bentuk akar.
Dikutip dari buku Madinah Munawwarah Kelebihan dan Sejarah, Masjid Qiblatain pada masa lalu terletak di tengah-tengah perkampungan Bani Salamah, yaitu di sebelah barat daya Madinah. Jika kini masjid tersebut terletak di pinggir jalan raya, dahulu masjid ini dikelilingi oleh perkebunan.
Qiblatain dalam bahasa Arab adalah bentuk mutsanna yaitu kata yang menunjukkan bilangan dua seperti syahadatain yang berarti dua kalimat syahadat. Jika dalam bahasa Indonesia atau Inggris satu adalah bentuk tunggal dan dua ke atas adalah bentuk jamak, maka dalam bahasa Arab dua adalah tasniyah atau mutsana.
"Tiga ke atas baru bisa disebut bentuk jamak," terang Nasrullah Jassam dalam bukunya "Catatan Pelayan Tamu Allah"
Inilah keunikan bahasa Arab di samping jumlah kata gantinya lebih banyak dari bahasa lain, karena setiap kata ganti membedakan antara laki-laki dengan perempuan. Qiblatain adalah bentuk tasniyah dari kata qiblah/kiblat, qiblatain artinya dua kiblat. Adapun Masjid Qiblatain adalah masjid yang memiliki dua arah kiblat.
Sewaktu Rasulullah tiba di Madinah, baginda diarahkan supaya menghadap ke arah Baitul Maqdis (kiblat shalat). Ramai di antara penduduk Madinah yang berasal dari kalangan Yahudi beribadah menghadap Baitul Maqdis. Orang Yahudi sangat gembira dengan perbuatan Rasulullah. Padahal, Rasulullah sebenarnya lebih suka jika kiblat shalat dipindahkan ke arah Baitullah.
Ada riwayat mengatakan bahawa orang-orang Yahudi sentiasa mengejek Rasulullah dengan berkata: "Muhammad menentang ajaran kita tetapi shalatnya mengikut kiblat kita."
Lihat postingan ini di Instagram
Akhirnya, selepas 16 atau 17 bulan Rasulullah menghadapkan wajahnya ke Baitul Maqdis, barulah beliau mendapat perintah untuk menghadapkan wajahnya ke Ka'bah.
Saat itu, Rasulullah berdoa dan memandang ke langit mengharapkan turunnya wahyu mengizinkannya dan para sahabat radhiyallahu 'anhu berpaling ke Baitullah.
Ketika Rasulullah berada di rakaat kedua shalat, turun wahyu dari Allah Ta'ala yang memberi perintah agar menukar arah kiblat dari Masjidil Aqsa ke arah Ka'bah di Masjidil Haram.
Turunlah ayat 144 surat al-Baqarah yang artinya, "Sesungguhnya Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram."
Nabi lantas berpaling menghadap ke arah Ka'bah, ke sudut yang bertentangan dengan mizab (saluran emas) dengan putaran 180 derajat dan menyambung lagi shalatnya. Begitulah masjid yang bersejarah ini mendapat namanya.
Sesungguhnya Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.QS ALBAQARAH AYAT 144
Menurut riwayat d Muhammad bin Jabir Radhiyallahu'anhu, setelah kiblat umat Islam berpindah ke Masjidil Haram, beberapa orang dari Bani Salamah sedang beribadah di masjid mereka.
Datanglah berita bahwa kiblat telah bertukar sedang dua rakaat telah pun diselesaikan. Mereka langsung berpaling menghadap ke arah Ka'bah. Begitupun para sahabat yang sedang shalat di Masjid Quba. Ketika datang berita Rasulullah SAW telah berpindah kiblat ke arah Ka'bah, mereka langsung mengikutinya.
Peristiwa 'Tahwil al Qiblat' perpindahan arah kiblat itu menurut pendapat sebagian besar ulama, seperti dikatakan oleh Imam Thabari dalam kitab tarik sejarahnya terjadi pada malam Nisfu Sya'ban.
Sekiranya pada setiap malam Nisfu Sya'ban yang penuh berkah, di samping memperbanyak shalat malam dan berdoa kepada Allah SWT seperti dicontohkan oleh Rasulullah SAW, ada baiknya kita juga mengingat dan renungan peristiwa bersejarah ini.
Kisah Hijrah Eks LGBT, Berjuang Kembali ke Fitrah
Karim juga memutus seluruh komunikasinya dengan teman-temannya sesama gay.
SELENGKAPNYAPesona Masjid Hazrat Sultan Astana
Masjid di ibu kota Kazakhstan ini menyuguhkan corak arsitektur modern.
SELENGKAPNYABabak Akhir Moeldoko Versus AHY
Memori peninjauan kembali (PK) diajukan kubu Moeldoko pada 15 Mei.
SELENGKAPNYA