Anak bermain di Kali Gresik, Cikini Raya, Jakarta, Kamis (7/7/2022). Sejumlah anak memanfaatkan waktu libur sekolah dengan berenang dan mencari ikan di kali tersebut meski kondisi air yang tampak hitam. Republika/Thoudy Badai | Republika/Thoudy Badai

Gaya Hidup

Usia Berapa Anak Harus Belajar Berenang?

Anak sudah bisa diajarkan berenang, ketika sudah bisa mengangkat kepalanya.

Salah satu penyebab anak tenggelam adalah kemampuan berenang yang tidak memadai. Lalu pada usia berapa sebaiknya anak bisa diajarkan berenang?

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, anak-anak harus bisa menguasai kemampuan bertahan hidup, termasuk bertahan hidup di air, salah satunya berenang.

"Berenang merupakan salah satu skill untuk bertahan hidup di negara kepulauan. Maka dari itu, ayo gencarkan kembali bagaimana anak-anak bisa diajarkan mampu berenang dengan baik," ujarnya dalam taklimat media (media briefing) dengan tema "Pertolongan Pertama pada Anak Berenang: Apa yang Harus Diwaspadai saat Anak Berenang?" di Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Potensi kecelakaan yang terjadi akibat tenggelam juga banyak, selain diajarkan berenang, anak juga perlu diajarkan bagaimana menolong orang tenggelam dan hampir tenggelam. Kemudian, penting pula diajarkan bagaimana pertolongan awal tenggelan di air sungai dan air laut yang berbeda.

photo
Anak bermain di kali Ciliwung, Condet, Jakarta, Jumat (13/1/2023). Sejumlah anak memanfaatkan debit air Ciliwung yang surut untuk berenang dan bermain. Meski demikian, perlunya pengawasan orang tua saat anak bermain di area yang berbahaya serta dapat menganggu kesehatan akibatnkondisi air yang kotor akibat pencemaran sampah rumah tangga. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Senada, Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Rawat Intensif Anak (UKK ERIA) IDAI, Dr dr Ririe Fachrina Malisie SpA(K), mengatakan bahwa kemampuan menyelamatkan hidup sebaiknya dipunyai setiap anak sampai remaja. Sehingga pada saat dewasa, pertolongan pertama untuk hidup ini dapat dipunyai sebagai suatu kemampuan individu dan awam.

Menurut Ririe, berenang salah satu kegiatan motorik yang sangat baik untuk seorang anak. Berenang bisa melatih fokus dan motorik. Ia mengatakan, usia paling tepat untuk belajar berenang, sebenarnya sejak bayi setiap orang bisa berenang.

Tapi yang aman, menurut Ririe, anak sudah bisa diajarkan berenang jika seorang bayi sudah mampu mengangkat kepala. "Kurang lebih di usia antara empat sampai enam bulan," ujarnya

Ririe menambahkan, dalam water survival skill, salah satunya adalah kita harus mampu mengangkat kepala kita dari air, itu sekitar usia enam bulan. Usia enam bulan itu seorang bayi sudah bisa berubah posisi dari berbaring, tertelungkup, kemudian dia mampu mengangkat kepalanya. "Itu saja standarnya, kalau dia sudah bisa mengangkat kepala, dia sudah bisa diajar berenang," ujarnya.

photo
Anak bermain di Kali Gresik, Cikini Raya, Jakarta, Kamis (7/7/2022). Sejumlah anak memanfaatkan waktu libur sekolah dengan berenang dan mencari ikan di kali tersebut meski kondisi air yang tampak hitam. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Jika bayi belum bisa mengangkat kepala, tapi sudah diajarkan berenang, keamanan bayi sangat riskan, berisiko mengalami tenggelam. "Semua orang sejak bayi mampu berenang. Bisa jadi bayi bisa diajarkan berenang dalam 14 hari, tetapi safety sangat riskan. Bayi belum mampu mengangkat kepala. Empat sampai enam bulan pun masih berbahaya," ujarnya.

Risiko saat bayi belum bisa mengangkat kepala dan sudah diajarkan berenang, menurut  Ririe, jika tenggelam, bayi tidak punya kemampuan untuk menghirup udara. "Itu sangat bahaya. Bukan masalah umur berapanya, tapi kemampuan bayi untuk survival itu salah satunya dengan mengangkat kepala," ujarnya.

Pada usia 14 hari, bayi tidak bisa melakukan apa pun, hanya bisa menangis dan bersuara, di tempat tidur saja tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi di air. "Kalau bayi yang dari posisi berbaring kalau ditelungkupkan bisa mengangkat kepalanya, berarti refleks dan sistem persarafannya sudah cukup baik untuk bertahan hidup," katanya menambahkan.

Faktor Penyebab Anak Tenggelam

photo
Anak-anak berenang ketika banjir merendam di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (27/2/2023). Banjir setinggi 1-2 meter tersebut terjadi akibat luapan kali ciliwung yang dipicu air kiriman dari Bogor dan Depok. - (Republika/Prayogi.)

Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Rawat Intensif Anak (UKK ERIA) IDAI, Dr dr Ririe Fachrina Malisie SpA(K), mengatakan bahwa angka kematian anak akibat tenggelam sangat tinggi di Indonesia dan dunia. Sebenarnya, apa yang menyebabkan anak bisa tenggelam?

1. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan

Anak bisa tenggelam karena terganggu kemampuan fisik akibat pengaruh obat. Hal ini bisa terjadi, pada anak berkebutuhan khusus, misalnya epilepsi, asma, alergi, atau tidak tahan dingin.

2. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan

Kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi dinginnya air. Hipotermi kemudian tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran dalam air.

"Yang paling sering adalah mengalami kram otot. Kemungkinan besar apabila berada di dalam air dingin, otot kita mengalami kram, terutama otot kaki," ujarnya dalam taklimat media dengan tema "Pertolongan Pertama pada Anak Berenang: Apa yang Harus Diwaspadai saat Anak Berenang?" di Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Sementara otot kaki sangat diperlukan untuk tetap mengambang. Itulah salah satu kemampuan untuk bertahan hidup di dalam air. Sehingga apabila tidak bergerak, kita tidak mampu mengambang maka bisa terseret dan tenggelam.

photo
Petugas melakukan pencarian terhadap dua pemuda yang dilaporkan tenggelam saat berenang di Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Kamis (23/3/2023). Dok Balawista Kabupaten Pangandaran - (Dok Balawista Kabupaten Panganda)

3. Perahu atau kapal tenggelam

Moda transportasi yang dipakai memang tenggelam. Kita sedang berada di moda transportasi tersebut, baik perahu maupun kapal, tenggelam, sehingga kita terperangkap atau terjerat dalam air.

5. Bunuh diri

Ada beberapa kasus bunuh diri terutama pada remaja, tapi tidak banyak.

Faktor risiko tenggelam

Faktor risiko tenggelam ada berbagai macam, termasuk epilepsi, disritmia jantung, hipoglikemia, hiperventilasi, hipotermia yang mengakibatkan suhu tubuh kurang dari 35 derajat Celsius.

"Pada anak tertentu yang mempunyai penyakit dasar, seperti ayan atau epilepsi, kelainan katup jantung, disritmia jantung atau penyakit gangguan irama jantung, kelainan metabolik, penyakit paru atau lagi demam kurang sehat, kalaupun mau diajak renang sampai kondisi sehat dahulu," ujarnya.

Selain itu, faktor risiko lainnya adalah penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Di samping itu, kurang pengawasan terhadap anak juga menjadi faktor risiko anak tenggelam.

Tak hanya itu, tidak pakai alat pelindung diri pelampung atau live jacket juga menjadi faktor risiko terjadinya tenggelam. "Pelampung tidak digunakan dan kemampuan berenang sebagai kemampuan bertahan hidup tidak memadai," ujarnya. Faktor lainnya adalah kondisi air melebihi kemampuan dan ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain.

 

 

 
Berenang merupakan salah satu skill untuk bertahan hidup di negara kepulauan. 
DR PIPRIM BASARAH YANUARSO, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia 
 
 

 

Toko Buku Fisik yang Makin Menghilang 

Selama pandemi, banyak toko buku bertahan dengan membawa program mereka secara daring.

SELENGKAPNYA

Menempuh Jalan Sabar

Kesabaran adalah ladang amal untuk meningkatkan kemuliaan.

SELENGKAPNYA

KH Muhammad Ali Alhamidi, Ulama Betawi yang Modernis

KH Muhammad Ali Alhamidi dikenang sebagai tokoh Persatuan Islam di Jakarta.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya