
Sastra
Catatan Kecil Ramadhan
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP
Oleh EDDY PRANATA PNP
1/
ada yang selalu engkau rindu
ketika ramadhan menderu
: "tangan halus mengelus kalbu
sepenuh kasih-Mu!"
Jaspinka, 2 April 2022
2/
keringat dingin mengalir
membasahi tubuh
lapar-haus
: "beri aku seribu kata
untuk kuperas jadi sajak!"
ya, kuperas jadi sajak.
Jaspinka, 3 April 2022
3/
masuk ke dalam diri
nyaris serupa labirin
serpih kata-kata
: "tangkap dan tuliskan
sebelum kau kehilangan bentuk!"
intuisi bagai pendar cahaya embun.
Jaspinka, 4 April 2022
4/
suara itu serupa gema
datang dari kedalaman jiwa
jauh, jauh
: "aku mau hidup bukan sekadar
berseteru dan bercinta!"
tak jauh dari telaga dewi
di leher gunung; edelweis pun gugur.
Jaspinka, 5 April 2022
5/
gerimis memecah pagi
kenangan jingga mengapung
sedih, perih
: "kekalahan dan pertarungan,
gelanggang menyisakan genangan
dendam!"
air mata tetes, luka itu sungguh
tak mengering jua.
Jaspinka, 6 April 2022
6/
telah kukuras isi perutku
agar jauh amuk nafsu
agar lempang jalan kutempuh
: "engkau nikmati haus lapar,
sepenuh kasih-Nya
sehabis-habis rindu-Nya!"
aku mabuk
sepenuh kasih
sehabis-habis rindu.
Jaspinka, 7 April 2022
7/
aku mencari yang maha kasih
dari satu lorong ke lorong lain
dari satu kota ke kota lain
: "pejamkan matamu
akan kau lihat sajadah panjang
untuk berpasrah diri pada-Nya!"
di sebuah lorong senyap dan sempit
di sebuah kota pesisir yang panas
aku menemukan seberkas cahaya
jatuh membelah jantung-hatiku
aku tersungkur di sajadah panjang-Mu!
Jaspinka, 9 April 2022
8/
engkau merayap di antara batu sunyi
dengan tangan gemetar
dengan dada berdebar
: "ampun aku ya Allah
atas dosa besar dosa kecilku
aku mau jadi bayi lagi!"
berkali-kali tersungkur engkau
meratap engkau
hingga tuntas zikir
hingga kosong ruh
: ampun dan berkah-Mu ya Allah!
Jaspinka, 10 April 2022
9/
dari jendela kamar
dunia kecil; kupu-kupu dan kembang
dan embun yang menguap
: "setiap matahari meretas pagi
doa dan keringat
berjatuhan dari sayapmu!"
berkahi ya Allah
setiap gerak setiap sayap mengepak
kupu-kupu yang lahir
dari rahim rahasia-Mu
: hidup dan mati menuju liang sunyi
yang paling puisi!
Jaspinka, 11 April 2022
10/
nganga luka
yang tak mengering
dan air mata yang menggenang
: "bertahun-tahun perih kautanggung
dan bara api dalam timbunan
sekam dalam liang jiwamu
tak jua padam!"
engkau ingin, sungguh, di lipatan
ramadan paling sunyi
segalanya berakhir
: nganga luka menjelma bunga paling wangi
bara api menjadi riuh zikir dalam diri, o, imaji
sebuah puisi, silau cahaya, o cahaya!
Jaspinka, 12 April 2022
11/
sorot mata yang kosong
kabut mengapung
di jalan berbatu karang
: "aku ingin mencari
sepotong senja
di puncak bukit
paling sunyi!"
keringat, zikir
menetes, menggema
sepotong senja
serupa pisau bermata dua
mengiris segala duka lara
: waktu membelah-belah usia
tangan-Mu merawat
dengan sepenuh kasih
sepotong senja jatuh di atas
genangan keringat dan zikir.
Jaspinka, 13 April 2022
12/
usai subuh
langit temaram
jalan kecil dari musala
turun kabut-embun
: "singkirkan onak-duri
yang menyangkut
di telapak kaki
luruskan jalan hati!'
lalu bertebaran di muka bumi
engkau dan aku serupa ayam
mengais apa bisa dikais
memilih kata-kata
tanda baca
: sebutir debu
basah embun
merindukan matahari
o, jalan hati, betapa nikmat sunyi
ketika pagi bermuka-muka puisi.
Jaspinka, 14 April 2022
13/
dan bukalah pintu
halaman hati
terhampar
serupa sajadah panjang
: "haus-lapar
adalah pertarungan
tanpa medan perang
mengalahkan diri sendiri!'
sehaus-haus lapar
tak ada yang menyeret
ke meja makan
tak ada yang menenggelamkan
sampan rapuh
: laut kasih-Mu
berdebur sepanjang waktu
sepanjang haus-lapar
o, sajadah panjang, sehabis-habis sujud
sekeras-keras debur laut dalam hati dan jiwa, o,
sampan yang rapuh terus membelah laut kasih-Mu!
Jaspinka, 15 April 2022
14/
senja hujan
langit gemuruh
seseorang berjalan terhuyung
sesekali menjerit ngilu
: "ampun Gusti
pisau dua mata
mengiris tajam pada setiap
lipatan dendam!"
o, engkaukah yang berjalan
terhuyung itu?
jeritan ngilu itu mengingatkan
seseorang yang lama
pernah memelukku
: o liuk tubuhmu
di tengah deras hujan
serupa bidadari terluka
senja hujan gemuruh
kemarilah kekasih
kita berpeluk sehabis peluk
di bawah langit kasih-Nya!
Jaspinka, 16 April 2022
15/
aroma subuh
senantiasa mendebarkan
wangi dan sejuk
menjalar hingga dada
: "ya Allah, kumohon
rezeki, kesehatan dan
keimanan
sepantasnya saja!"
embun mengapung
jalan kecil berliku
kutapaki perlahan
lembah berbatu
hingga ke sungai kecil
: o matahari pun jatuh
langkah ini tegak
di garis lurus-Mu
zikir, zikir, zikir
serupa debu aku
ya Allah, aku mohon
puisi, puisi, puisi!
Jaspinka, 17 April 2022
16/
setiap kepergian yang menyisakan
tapak dendam dan rimbun luka
di tanah-tanah gersang
betapa aduhnya
: "kenangan menjelma ramat
pada setiap ranting kering
senyap perih
berdenyar-denyar!"
tapak dendam dan rimbun luka
percik-percik cahaya
labirin rindu tak berujung
o, cahaya
: bertahun-tahun mencari
alamat-Mu ya Allah
beri aku kekuatan
beri aku keikhlasan
aku tak ingin berpaling lagi
aku mau walau labirin ini
tak berujung
langkah ini kuayunkan
menyebut namamu; kekasih abadi
Allah, Allah, Allah!
Jaspinka, 18 April 2022
17/
di malam tujuh belas ramadan
setelah tarawih dan witir
dalam zikir panjang
aku lebih kecil dari sebutir debu
jauh lebih rendah dari 1.027.000 huruf-Mu
aku melayang
ke rimba apa ke negeri entah
: "tak 'kan mampu engkau menatap
1.027.000 huruf-Mu dengan mata
merunduklah sehabis-habis runduk
dan menyerahlah!"
23 tahun 1.027.000 huruf-Mu turun
ke bumi mekah dan madinah
untuk kemaslahatan
untuk kedamaian
untuk kebahagiaan
dunia akhirat
ya rasul yang maha cerdas
aku pengikutmu; muhammad!
1.027.000 huruf-Mu adalah cahaya
yang maha cahaya; abadi!
Jaspinka, 19 April 2022
18/
dalam tadarus
dalam zikir
dalam sunyi
dalam jiwa paling kosong
kumau berjumpa lailatul al-qadar
: "malam yang lebih baik
dari seribu bulan
yang maha suci, Allah!"
rembulan separuh berayun indah
aku ingin, izinkan, menyelam
dalam dasar laut-Mu
mencari permata paling cahaya
laut tanpa gelombang
laut tanpa batu karang
laut tanpa pasir
laut tanpa buih
laut tanpa camar
laut tanpa edelweis
laut kasih-Mu
dalam laut-Mu
yang dingin
aku tidak berenang
aku bagai melayang
di ruang kosong
di hamparan gurun
tapi di mana permata itu?
kumau menjumpai
kumau memungutnya
aku terus melayang
entah sampai kapan
entah sampai kapan.
Jaspinka, 20 April 2022
19/
lama perjalanan
jauh jarak ditempuh
seribu duri seribu miang
seribu duka seribu perih
mematangkan sikap hidup
bersukacita ketika nikmat
: "o, tasbih pun gemetar
hati luruh jiwa runtuh
senyap
dan air mata tetes
di atas sajadah!"
entah sampai kapan
entah tiba di mana
perjalanan harus dilanjutkan
sekeras apa pun pertarungan
seduka-cita tarik hembus napas
setajam kata-kata
tuliskan!
: "o, baris-baris puisi
berlompatan di ruang imaji
yang liar!"
dan terus berzikir
serupa debur laut
menghempas tebing-tebing karang
entah sampai kapan
entah tiba di mana
maut membayang-bayang
: "ampun ya Kanjeng Gusti
tenggelamkan aku ke dasar
laut cahaya-Mu!"
Jaspinka, 21 April 2022
20/
di sini di ruang tunggu
orang-orang ingin
membuang derita
: "antrian no. 65 silakan masuk!"
dokter cantik ramah tersenyum
menanyakan kabar dan apakah
ada perkembangan setelah minum
obat, apa yang masih dirasakan?
lelaki tua di atas kursi roda itu
tertunduk, menyeringai menahan
rasa sakit; "sedikit ada perubahan,
dokter, tapi kalau malam nyeri tulang
seluruh tubuh, dan dada amatlah
sesak!"
dokter cantik itu kembali tersenyum
memberi banyak nasehat dan resep
lelaki tua di atas kursi roda itu
mengaguk-angguk, anaknya
mendorong kursi roda menuju
loket menyerahkan resep
pengambilan obat
lelaki tua itu terbatuk-batuk
memegang dada tipisnya
: "berapa lama lagi maut
menjemput?"
o, ruang tunggu penyerahan obat
bagai penjara, lelaki tua itu
tiba-tiba meneteskan air mata
hatinya menjerit-jerit; "ya Allah,
kalau sampai waktuku, kumau
mati dengan nyaman tanpa rasa
sakit mendera, kumau tidak
membebani keluarga, kumau
jalan lempang menuju surga!"
lelaki tua itu terbatuk-batuk,
jantung-hatinya serasa meletus,
sesaat kemudian terkulai seraya
memegang dada tipisnya.
: Allahu Akbar!
Jaspinka, 22 April 2022
21/
setiap ia melihat
penderitaan lain orang
air mata tetes
ia ingin menolong
tapi tangan tak sampai
: "doakan, doakan, doakan!"
ia pun berwudhu
bertadarus
bersujud
: subhanallah....
ia menemukan lain orang
dalam kesunyian masing-masing
dalam beban hidup yang berbeda
: "cahaya, cahaya, cahaya!"
orang-orang berteriak begitu
melihat kedatangannya
orang-orang menadahkan tangan
ke langit memanjatkan permohonan
: "beri kami cahaya, beri kami
cahaya!"
ia pun memecahkan diri, membelah
diri menjadi serpihan cahaya, masuk
ke dalam jiwa orang-orang di
sekitarnya, orang-orang itu takjub,
terpesona, lalu terus berzikir dan o,
dada-dadanya bergemerlapan
cahaya, o-- alangkah indahnya!
Jaspinka, 23 April 2022
22/
ketika engkau harus pergi
alangkah baiknya tak tinggalkan
segala yang bernama bara
karena kayu telah jadi abu
: "lupakan, lupakanlah!"
tetapi sebersit kenangan
mengapung di depan mata
pertemuan selalu memabukkan
selalu penuh mawar
ou, penuh debar
: "weisku, remukanlah batu rindu
di bukit-bukit itu!"
dada beberapa saat sesak
bagai ditimbun reruntuhan batu bukit
walau sesungguhnya tak ada sesal
tak ada benang kusut harus diurai
: "kalau sampai waktunya
lupakanlah seluruh pertemuan
hingga jejak ditelan gelombang!"
tak ada lagi dendam
hanya kertas putih
menempel di dinding
tanpa kata-kata
tanpa tanda baca
: "pergilah sejauh-jauhnya!"
Jaspinka, 24 April 2022
23/
apa lagi yang masih kauinginkan
semua puisi
semua tubuh
telah kuberikan
: "jangan lukai dada ini!"
bertahun-tahun sudah aku mengalah
mengikuti irama
mengikuti gerak
yang kauinginkan
ibarat riak ombak
memecah di tebing karang
aku rela menjadi buih
ibarat rimbun doa
aku kubur yang sunyi
liang tempat menabur
serbuk edelweis
: "tak ada lagi yang pantas
disangsikan, dihinakan!"
bertahun-tahun membangun rumah
yang terbuat dari reruntuhan
pahit hidup
lihatlah telah menjelma
istana cahaya
ou, weisku, istana cahaya
kita terus berzikir
bersujud
hingga sehabis-habis puisi
ya Gusti, ya Allah aku menyerah
sedalam-dalam cinta-Mu!
Jaspinka, 25 April 2022
24/
jalan berliku
berlobang dan berbatu licin
harus dilewati
menuju rumah-Mu
: "langkah ini tersaruk-saruk!"
beberapa kali tersandung
terpeleset terjungkal
: "ini tubuh penuh luka
tapi tak akan menyerah!"
hingga sampai di pelataran
bermandi peluh
rumah bermandi cahaya
aku pun masuk
sujud
zikir
hingga remuk
dalam rumah-Mu
aku menjelma zarah
aku mandi cahaya
aku sungguh mabuk
mabuk kasih-sayang
mabuk peluk-cium
mabuk jantung-hati
ya Allah ya Gusti
di rumah-Mu
aku ingin abadi
dalam baris puisi
dalam huruf puisi.
Jaspinka, 26 April 2022
25/
lapar hausku
gemetar lemasku
hanya untuk-Mu
: "tak ada yang lebih agung
selain Engkau!"
doa-doa kulangit
usaha kulaut
langkah kumatahari
hingga
: "hingga luruh bermesra
di kaki-Mu..."
aku mau di ramadan ini
menenggelamkan puisi
di kedalaman imaji
hingga huruf terakhir
hingga jemari tak bergerak lagi
ya Gusti Allah
bawa aku
ke liang
paling sunyi
liang kasih-Mu.
Jaspinka, 27 April 2022
Eddy Pranata PNP Eddy Pranata PNP— penyair Minangkabau kelahiran kota Padang Panjang, 31 Agustus 1963. Juara 3 Lomba Cipta Puisi FB Hari Puisi Indonesia 2020, meraih anugerah Puisi Umum Terbaik Lomba Cipta Puisi tahun 2019 yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI bekerja sama dengan Yayasan Hari Puisi Indonesia. Buku kumpulan puisi tunggalnya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), Ombak Menjilat Runcing Karang (2016), Abadi dalam Puisi (2017), Jejak Matahari Ombak Cahaya (2019), Tembilang (2021).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Fath Makkah, Kemenangan di Bulan Suci
Konteks awal Pembebasan Makkah adalah tercapainya Perjanjian Hudaibiyah.
SELENGKAPNYABegini Kronologis Korupsi Wali Kota Bandung
KPK menetapkan Yana Mulyana sebagai tersangka bersama lima orang lainnya.
SELENGKAPNYASerangan di Papua, Benarkah Enam Prajurit Gugur?
TNI mengiyakan terjadinya serangan di Nduga.
SELENGKAPNYA