
Internasional
Standar Ganda FIFA Dikecam
Klaim FIFA soal sikap nonpolitik dinilai sepihak.
Meski tak menyebutkan nama negara Zionis Israel dalam surat pembatalan ketuanrumahan Indonesia pada Piala Dunia U-20 2023, bukan rahasia bahwa negara sebiji itu yang jadi persoalan. Tak tercapainya kesepakatan dengan FIFA untuk memberi kompromi pada sikap Indonesia terkait timnas sepak bola Israel disebut jadi penyebabnya.
Sejumlah pihak menyayangkan takluknya FIFA oleh Israel yang berulang kali melakukan serangan yang menimbulkan ribuan korban jiwa di wilayah Palestina. Padahal, pada 1 Maret 2022, FIFA bersama UEFA bisa memblokir kesertaan Rusia dari berbagai helatan sepak bola internasional menyusul agresi negara itu ke Ukraina.
Pada 1976, FIFA juga mendepak Afrika Selatan dari keanggotaan di badan itu terkait kebijakan apartheid yang dilakukan Afrika Selatan. Hal serupa tak dilakukan ke Israel yang juga disebut sebagai negara apartheid oleh Amnesty International serta pelapor spesial di Dewan HAM PBB.
Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo mengatakan bahwa FIFA memang menerapkan standar ganda sejak lama. "FIFA dari dulu memang bersikap ganda. Di satu sisi, tidak ingin sepak bola diganggu dengan urusan politik, tapi di sisi lain mereka sendiri berpolitik," kata Kesit ketika dihubungi Republika, Kamis (30/3/2023).

Hal yang masih hangat di ingatan, menurutnya saat FIFA mendiskualifikasi tim nasional Rusia dari babak play off Piala Dunia 2022 gara-gara negara itu melakukan invasi ke Ukraina. "Namun, di sisi lain, ketika ada tindakan semena-mena dilakukan Israel terhadap Palestina, yang notabene juga merupakan anggota FIFA, mereka (FIFA) bergeming dan seperti menganggap angin lalu," ujar Kesit.
Kesit mengungkapkan, merujuk rilis FIFA, sanksi sepertinya akan dijatuhkan kepada Indonesia. "Memang FIFA yang membatalkan, tapi pembatalan itu muncul karena Indonesia, menurut saya, dinilai tidak memiliki komitmen kuat."
Aktivis Palestina sekaligus dosen University College of Applied Sciences di Gaza, Abeer Barakat, juga menanggapi keputusan FIFA yang telah membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Menurut pendapat saya, Indonesia mempertahankan citranya sebagai negara bebas yang tidak membungkuk dengan kehilangan standar moral dan etika terhadap supremasi dan campur tangan 'orang kulit putih' dalam sikapnya yang sudah lama diketahui menentang pendudukan Palestina," ujar Abeer saat dihubungi Republika, Kamis (30/3/2023).
Menurut dia, keputusan tersebut juga menunjukkan bahwa FIFA menggunakan standar ganda dalam berurusan dengan negara-negara dunia. “FIFA gunakan standar ganda. Saya hanya ingin tahu jika Indonesia menolak menerima Rusia sebagai bentuk kecaman atas perang di Ukraina, FIFA pasti akan senang dan mendorong langkah ini,” kata perempuan yang tinggal di Central Gaza ini.

“Namun, Israel telah menduduki Palestina selama lebih dari 74 tahun dan masih melakukan kejahatan keji terhadap warga Palestina, tapi FIFA diam tentang hal itu,” kata dia melanjutkan.
Abeer menjelaskan, semua orang telah melihat bagaimana FIFA menggunakan otoritasnya untuk menggertak negara-negara dunia dan untuk menegakkan apa yang disebut "nilai-nilai" yang menegaskan supremasi orang kulit putih dan kolonial dan mengabaikan, bahkan menyangkal nilai-nilai negara-negara Muslim yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
“Kita semua telah melihat bagaimana Qatar menyelenggarakan Piala Dunia tahun lalu dan menghadapi tekanan luar biasa karena melarang bendera pelangi (LGBT) dan minuman keras di taman bermainnya,” kata dia.
Meskipun FIFA menyetujui persyaratan Qatar, dia melanjutkan, dapat dilihat bagaimana media-media Barat menyudutkan Qatar. Kendati demikian, Qatar membuktikan bahwa negara-negara Muslim dapat menyelenggarakan acara kelas dunia berkualitas tinggi yang mempertahankan nilai-nilai negara konservatif timur.

“Saya percaya bahwa FIFA hanya ingin mendapatkan kembali citra kontrolnya yang hilang dari Qatar dan itu dimanipulasi oleh negara-negara pengganggu besar di dunia, seperti AS dan ‘negara penjajah’ (Israel),” kata Abeer.
Standar Ganda FIFA
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan FIFA agar tidak menerapkan standar ganda.
"Seruan MUI kepada FIFA jangan lagi menerapkan standar ganda, itu berbahaya, pasti suatu saat itu akan ada penolakan yang keras," kata Sudarnoto saat diwawancarai Republika di kantor MUI seusai bertemu dengan perwakilan ormas-ormas Islam, Jumat (17/3).
Sudarnoto menegaskan, FIFA harus belajar dari pengalaman karena FIFA sudah punya banyak pengalaman. Ada banyak kisah di balik pertandingan-pertandingan sepak bola. Itu menunjukkan ada dinamika dan ada persoalan yang mesti harus dicermati.

"Untuk kasus ini (timnas Israel ikut Piala Dunia), sudah jelas sekali, seperti yang kita bicarakan, permintaan kita, FIFA jangan standar ganda," ujar Sudarnoto.
Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Bunyam Saptomo menegaskan bahwa FIFA perlu dituntut karena FIFA tidak adil dan melakukan standar ganda.
"FIFA perlu kita tuntut karena FIFA tidak adil, FIFA punya double standard (standar ganda)," kata Bunyam di hadapan perwakilan ormas-ormas Islam yang berkumpul di Aula Buya Hamka kantor MUI.
Bunyam menegaskan, FIFA pernah melakukan boikot terhadap timnas Afrika Selatan. Belum lama ini, FIFA juga melakukan boikot terhadap timnas Rusia agar tidak ikut Piala Dunia.

"Tapi, mengapa FIFA tidak melakukan boikot terhadap timnas Israel?" ujar Bunyam. Bunyam menjelaskan, Afrika Selatan diboikot FIFA karena dianggap melakukan apartheid. Sudah sangat jelas Israel juga melakukan apartheid.
Rusia diboikot karena dianggap melakukan agresi terhadap Ukraina. Israel juga jelas melakukan agresi sejak beberapa tahun yang lalu terhadap Palestina. "Tentu yang kita harapkan, pemerintah bisa menampung aspirasi umat Islam. Mendesak FIFA untuk berlaku adil terhadap Israel, jangan sampai Israel dimanja, sementara negara lain diboikot," kata Bunyam.
Sang Pahlawan Muslim Aljazair
Abdul Qadir bin Muhyiddin al-Hasani adalah pahlawan Aljazair yang disegani kawan maupun lawan.
SELENGKAPNYADukhan, Jatuhnya Meteor dan Tanda Kiamat
Hantaman meteor mengakibatkan kabut asap dan peningkatan suhu bumi.
SELENGKAPNYA