
Dunia Islam
Ramadhan, Bulan Diturunkannya Kitab-Kitab Suci
Bukan hanya Alquran, beberapa kitab suci lainnya pun turun kala bulan suci Ramadhan.
Saat ini, umat Islam sedang berada dalam Ramadhan. Inilah momen yang istimewa bukan hanya karena di dalamnya setiap Muslim wajib berpuasa. Ada banyak kenikmatan yang dapat disaksikan selama bulan suci.
Salah satunya adalah, Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Alquran. Kitab suci yang berlaku hingga akhir zaman ini diterima Nabi Muhammad SAW pada bulan tersebut. Karena itu, Ramadhan pun digelari sebagai Syahr al-Qur’an.
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)” (QS al-Baqarah: 185).
Sejarah mencatat penulisan Alquranul Karim telah melewati tiga periode.
Sejarah mencatat penulisan Alquranul Karim telah melewati tiga periode, yaitu pada masa Nabi Muhammad SAW, pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq, dan pada masa Utsman bin Affan. Salah satu sahabat yang bertugas sebagai penulis Alquran adalah Zaid bin Tsabit. Kala itu, Alquran ditulis dengan pelepah kurma, tulang-tulang, dan kulit hewan.
Alquran adalah mukjizat terbesar yang dibawa Rasulullah SAW. Sejak pertama kali turun hingga kini dan sampai kapanpun jua, isi Kitabullah itu tidak mengalami perubahan sedikit pun. Berbeda dengan kitab-kitab lainnya, Alquran dijaga dari modifikasi yang dilakukan tangan-tangan yang tidak suka pada ajaran tauhid.
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS al-Hijr: 9).
Ternyata, Ramadhan bukan hanya bulannya Alquran, tetapi juga saat diturunkannya kitab-kitab Allah lainnya, yakni Taurat dan Injil.
Dalam buku berjudul Pengantin Ramadhan terbitan Lentera Hati, Muchlis M Hanafi menjelaskan, hampir semua kitab suci diturunkan pada bulan Ramadhan. Ia mengutip sebuah hadis mengenai pokok ini dari Watsilah bin al-Asqa’.
Hampir semua kitab suci diturunkan pada bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW diketahui bersabda, “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan setelah enam hari berlalu dari (awal) bulan Ramadhan. Injil setelah 13 hari berlalu dari (awal) Ramadhan. Dan, Alquran diturunkan setelah berlalu 24 hari dari (awal) Ramadhan” (HR Ahmad).
Alquran diturunkan pada malam yang sangat mulia yang disebut dengan Lailatul Qadr. Inilah petunjuk yang berlaku bagi seluruh manusia, dan menjadi sumber cahaya baik di dunia maupun akhirat. Maka, lanjut Hanafi, turunnya Alquran sudah sepatutnya disambut dengan penuh kegembiraan.
Alquran sebagai petunjuk universal merupakan nikmat terbesar dari Allah SWT yang mesti disyukuri oleh umat manusia. Cara bersyukur yang paling utama atas itu adalah dengan melaksanakan segala tutunan dan petunjuk Alquran. Termasuk di antaranya adalah ibadah puasa Ramadhan.
Mengaji dan mengkaji Alquran juga merupakan zikir dan amalan yang paling baik di bulan Ramadhan. Dan itulah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Sang Pengantin Ramadhan
Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu-tunggu umat Islam. Jika itu dianalogikan dengan sebuah resepsi, tutur Hanafi, maka pengantin dari perhelatan tersebut adalah Alquran. Sementara, puasa dan pelbagai amalan Ramadhan lainnya adalah medium yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk menyambut kedatangan sang pengantin.
Karena itu, Muchlis Hanafi mengingatkan kepada umat Islam untuk lebih mendekatkan diri dengan sang pengantin, yiatu Alquran. Menurut dia, Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menjadi persemaian akhlak dan perilaku agar kian selaras dengan tuntunan Kitabullah.
Alumnus Universitas al-Azhar Mesir itu menjelaskan, pelbagai aktivitas Ramadhan yang dilakukan umat Islam pada hakikatnya adalah untuk menanamkan nilai-nilai qurani dalam hati setiap pribadi muslim. Karena, hati yang dipancari sinar Alquran akan menciptakan kedamaian. Terlebih lagi tatkala momen malam Lailatul Qadr.
Saat-saat luar biasa itu tidak bisa didapatkan begitu saja hanya dengan hadir pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Perjumpaan dengan Lailatul Qadr merupakan puncak prestasi kerohanian setelah melakukan banyak kegiatan rohani selama Ramadhan.
Kebanyakan ulama dan kaum Muslim meyakini Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan. Namun, tidak seorang pun yang tahu pasti kapan tepatnya. Berdasar beberapa riwayat, Nabi Muhammad SAW memberikan beberapa tanda mengenai akan hadirnya malam ini, seperti adanya hawa sejuk, suasana damai, dan cuaca yang cerah.
Senarai Peristiwa Sejarah pada Bulan Ramadhan
Ramadhan menjadi momentum terjadinya sejumlah peristiwa sejarah yang penting bagi umat Islam.
SELENGKAPNYAPuasa Menghancurkan Keserakahan
Puasa hadir untuk mendidik hamba-hamba Allah SWT agar selamat dari penyakit serakah.
SELENGKAPNYAKisah Mualaf; Puasa Diam-Diam Hingga Menahan Telan Ludah
Aldo beruntung masih mendapat dukungan dari keluarga meski tak seiman.
SELENGKAPNYA