Jejeran bendera partai politik Islam di sepanjang Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Ahad (30/3). | Republika/Adhi Wicaksono

Nasional

Angan-Angan Koalisi Besar

Airlangga mengakui, wacana koalisi besar membutuhkan pembahasan matang.

JAKARTA – Wacana pembentukan koalisi besar yang terdiri atas banyak partai politik masih sebatas angan-angan. Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengatakan, koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 memang masih sangat dinamis dan menganggap koalisi besar masih merupakan wacana saja.

“Sekarang masih dinamis aja, belum ada hal yang bisa disimpulkan termasuk apakah ada yang bergabung atau membentuk koalisi besar, itu masih wacana,” ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/3).

Kendati demikian, PAN tak menutup komunikasi di antara partai politik lain. Sebab, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersepakat untuk terus membuka ruang komunikasi, bahkan dengan partai politik dari koalisi lain.

Peta Koalisi Menjelang Pemilu - (republika)

“PAN tidak dalam posisi mengikuti partai lain, tidak, ya. Tapi, kita punya cara untuk mengambil sebuah keputusan di internal PAN dan PAN dengan semua partai politik. Jadi, semua kemungkinan memang masih bisa terjadi, tapi tentu soliditas KIB tetap kita jaga,” ujar Yandri.

PAN bersama Partai Golkar dan PPP yang tergabung dalam KIB terbuka dengan peluang bergabungnya partai politik lain, termasuk peluang terbentuknya koalisi besar. “Apakah nanti akan ada perubahan? Terbuka untuk ada perubahan bilamana pembicaraan itu menemui titik temu. Ada kesepakatan-kesepakatan yang bisa dijadikan komitmen untuk dibawa ke KPU,” ujar Yandri.

Dia mengatakan, semua hal masih dapat terjadi sebelum pendaftaran pasangan capres dan cawapres, termasuk terbentuknya koalisi besar yang beberapa kali digaungkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Menurut dia, sebelum mencapai kesepakatan, semua petinggi parpol akan duduk bersama.

photo
Jejeran bendera partai politik Islam di sepanjang Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Ahad (30/3). - (Republika/Adhi Wicaksono)

“Kenapa membentuk koalisi seperti ini? Mendapatkan tugas apa? Kemudian, siapa mendapatkan kursi yang mana? Itu kan mesti disepakati. Masalah untung dan rugi itu, saya kira, masih sangat relatif. Sangat normatif, maksud saya. Sangat normatif, belum bisa kita simpulkan apakah itu menguntungkan atau merugikan,” ujar dia.

Airlangga Hartarto kerap mengatakan, Golkar bersama PAN dan PPP di KIB terbuka terhadap partai politik lain yang ingin bergabung. Airlangga sendiri menjadi orang yang kerap menyuarakan terbentuknya sebuah koalisi besar. Ia juga pernah mengungkapkan akan adanya "KIB plus-plus" yang menjadi kode adanya partai politik lain yang akan bergabung. “Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia, jadi kita tunggu tanggal mainnya,” ujar Airlangga di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Jumat (25/3).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menilai koalisi besar yang terdiri atas banyak partai politik merupakan sesuatu yang mungkin terjadi. Ia sendiri berharap koalisi besar tersebut terealisasi. “Kita berharap ada koalisi besar,” ujar Habiburokhman di Jakarta.

Kendati demikian, Partai Gerindra menyatakan komitmennya kepada PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Menurut dia, semua masukan mengenai Pilpres 2024 pasti akan didengarkan oleh Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar. “Kami menghormati hal tersebut (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya --Red). Adapun dinamika usulan saran ajakan itu tentu menjadi masukan bagi kedua beliau,” ujar dia.

photo
Sebuah bajaj melintasi jembatan yang terpasang bendera partai politik di Senen, Jakarta, Jumat (22/7). - (ANTARA)

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, perlu adanya kajian terhadap wacana koalisi besar untuk Pilpres 2024. Sebab, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam merealisasikan wacana tersebut. Ia sendiri tidak dalam posisi mendukung atau menolak wacana koalisi besar tersebut. Sebab, hal yang berkaitan dengan Pilpres 2024 merupakan sepenuhnya kewenangan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDIP.

“Banyak orang punya keinginan, apalagi tokoh-tokoh punya keinginan, wajar-wajar saja keinginan itu, tapi antara keinginan dan keberdayaan kemampuan dua hal yang berbeda. Saya ingin koalisi besar, (tapi) mampu, tidak, melaksanakan? Jadi, ingin dan mampu, dua hal yang berbeda,” ujar ketua Komisi III DPR itu.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui, wacana koalisi besar yang sempat dikemukakannya beberapa waktu lalu memerlukan pembahasan yang matang. Kendati demikian, Airlangga menampik anggapan bahwa koalisi besar itu semata-mata perkara meleburkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang disokong Golkar bersama PAN dan PPP dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang digawangi Nasdem, Demokrat, dan PKS.

“Ini bukan lebur-leburan. Kalau lebur-lebur, kayak cendol saja. Jadi, kami perlu pembahasan lebih matang,” kata Airlangga.

Airlangga menegaskan kembali bahwa koalisi partai politik makin membesar akan makin baik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga yakin koalisi dengan skala besar sangat mungkin untuk diwujudkan. “Saya bilang kami akan mendorong yang namanya koalisi besar. Koalisi besar itu kan sangat memungkinkan, tentu lebih besar lebih baik,” ujar dia.

Ketentuan Akad Syirkah

Ketentuan syirkah dalam fatwa DSN MUI?

SELENGKAPNYA

Bukan Sekadar Mimpi

Rasulullah memberi tuntunan jika kita mendapatkan mimpi baik dan buruk.

SELENGKAPNYA

Keutamaan Sahur dan Waktu Sahur

Bersahur menjadi pembeda dengan puasa yang dilakukan oleh Ahli Kitab.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya