Bersahur menjadi pembeda dengan puasa yang dilakukan oleh Ahli Kitab. | Republika

Hikmah

Keutamaan Sahur dan Waktu Sahur

Bersahur menjadi pembeda dengan puasa yang dilakukan oleh Ahli Kitab.

Oleh SIGIT INDRIJONO

Secara bahasa, sahur bermakna akhir malam. Sedangkan menurut istilah, sahur adalah aktivitas makan dan minum yang dilakukan sebelum berpuasa.

Untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap kuat saat berpuasa, maka sebelum memulai puasa hendaklah melakukan sahur. Dilakukan pada malam hari hingga saat fajar, seperti diterangkan pada ayat berikut, “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.” (QS al-Baqarah [2]: 187).

Dianjurkan untuk mengakhirkan makan sahur seperti yang diterangkan oleh Rasulullah SAW, "Orang-orang senantiasa dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka puasa.” (HR Ahmad).

Ada dua hal yang perlu dipahami tentang makan sahur. Pertama, di dalam sahur terdapat keberkahan.

Rasulullah SAW bersabda, "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR Bukhari dan Muslim).

"Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang melakukan sahur." (HR Ahmad).

Kedua, sebagai pembeda dengan puasa yang dilakukan oleh Ahli Kitab. Rasulullah SAW bersabda, "Perbedaan antara puasa kita dengan puasa yang dilakukan oleh Ahli Kitab adalah makan sahur." (HR Muslim).

Telah disepakati oleh para ulama bahwa makan sahur hukumnya adalah sunah dan bukanlah wajib, seperti dinyatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim.

Sasaran utama puasa Ramadhan adalah derajat takwa (QS al-Baqarah [2]: 183). Allah SWT berfirman mengenai orang yang bertakwa, ”(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS Ali Imran [3]: 17).

 
Waktu sahur pada akhir malam adalah kesempatan untuk bermunajat kepada Allah SWT.
 
 

Waktu sahur pada akhir malam adalah kesempatan untuk bermunajat kepada Allah SWT, seperti diterangkan oleh sabda Rasulullah SAW. “Pada setiap malam, Allah Ta’ala turun ke langit dunia, ketika tersisa sepertiga malam terakhir, Allah berfirman, 'Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni'." (HR Bukhari dan Muslim).

Menurut hadis di atas, pada akhir malam Allah SWT menebarkan rahmat dan ampunan-Nya. Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Kitab Fathul Bari menjelaskan hadis di atas bahwa berdoa pada waktu sahur adalah mustajab.

 
Selayaknya waktu sahur bukan hanya untuk makan dan minum, tetapi hendaklah dimanfaatkan juga untuk qiyamul lail dengan mendirikan shalat Tahajud, mohon ampun dan bermunajat kepada Allah SWT. 
 
 

Selayaknya waktu sahur bukan hanya untuk makan dan minum, tetapi hendaklah dimanfaatkan juga untuk qiyamul lail dengan mendirikan shalat Tahajud, mohon ampun dan bermunajat kepada Allah SWT. Jangan lewatkan begitu saja keutamaan waktu pada akhir malam hingga menjelang fajar.

Bangun tidur pada akhir malam untuk sahur akan menjadikannya sebagai suatu kebiasaan baik di luar bulan Ramadhan untuk qiyamul lail dengan mendirikan shalat Tahajud, memperbanyak permohonan ampunan dan mengajukan permohonan beragam hajat kepada Allah SWT.

Bahkan juga akan dibarengi makan sahur untuk melakukan berbagai puasa sunah di luar bulan Ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti puasa hari Senin-Kamis, puasa ayyamul bidh, puasa enam hari bulan Syawal, puasa hari Arafah, puasa hari Tasua-Asyura dan puasa Nabi Dawud.

Wallahu a’lam.

Kisah Talut Melawan Jalut, Momen Krusial Bani Israil

Pasukan Talut berhasil melawan Jalut sehingga Bani Israil pun kembali berkuasa.

SELENGKAPNYA

Contoh Buruk Orang Berilmu, Si Manipulator Ayat Alquran

Inilah kisah Abdullah bin Sarah, orang berilmu tetapi memanipulasi ayat Alquran.

SELENGKAPNYA

Ketika Nabi Sulaiman Dituduh Berbuat Sihir

Orang-orang fasik ini menuduh Nabi Sulaiman berbuat sihir.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya