ILUSTRASI Nabi Sulaiman pascawafatnya sempat dituduh orang-orang yang fasik telah lakukan sihir. | Dok Wikipedia

Kisah

Ketika Nabi Sulaiman Dituduh Berbuat Sihir

Orang-orang fasik ini menuduh Nabi Sulaiman berbuat sihir.

Pada zaman dahulu, Bani Israil yang menginginkan kekayaan instan didatangi jin. Makhluk yang terbuat dari api itu menghampiri mereka dengan wujud manusia.

Saat itu, pascawafatnya Sulaiman, sang utusan Allah SWT yang dikaruniai kerajaan yang amat besar. Berkatalah jin tersebut kepada orang-orang Bani Israil ini, "Maukah kalian kutunjukkan harta karun yang belum pernah kalian ketahui?"

Mendengarnya, Bani Israil pun girang dan bersemangat. Tentu saja mereka mau meski tawaran itu datang dari orang tak dikenal dan tak terpercaya. "Ya, dimana itu?" tanya mereka.

"Galilah di bawah singgasana Sulaiman!" perintah si jin. Mereka pun menuruti dan berbondong-bondong menuju peninggalan istana Sulaiman yang megah tiada tara.

Terbayang harta karun Nabi Sulaiman yang kekuasaannya tak tertandingi. Mereka pun segera menggali singgasana nabi mereka dengan tamak.

 
Terbayang harta karun Nabi Sulaiman yang kekuasaannya tak tertandingi. Mereka pun segera menggali singgasana nabi mereka dengan tamak.
 
 

Namun saat menggalinya, mereka kesulitan dan meminta bantuan jin. "Bantulah kami untuk menggali," ujar seorang dari Bani Israil.

Dengan kikuknya, jin menyatakan enggan. Jangankan menggali, mendekatinya saja makhluk itu ketakutan.

"Aku di sini saja, aku tak akan ke mana-mana. Jika kalian tidak menemukannya, kalian boleh membunuhku," ujar jin dari golongan jahat tersebut.

Setelah beberapa lama, Bani Israil pun berhasil menemukan sebuah peti. Mereka girang bukan kepalang, begitu pun dengan si jin. Saat dibuka, isinya bukan emas atau berlian, melainkan setumpuk kitab usang.

Berbeda responsnya dengan mereka, jin terperangah, seakan menemukan barang lamanya yang hilang.

Bani Israil pun membuka lembaran-lembaran penuh catatan tersebut. Mereka kaget menemukan catatan ilmu sihir di dalamnya.

Serta merta, jin yang licik segera berkata, "Ternyata Sulaiman adalah tukang sihir!" serunya menghasut Bani Israil.

"Apa maksudmu?" mereka bertanya-tanya.

"Kitab sihir ini Sulaiman sembunyikan untuk mengendalikan kalian semua," ujar jin berdusta.

Bani Israil yang bodoh ini pun gampang terpedaya. Mereka pun mengingat hal-hal menakjubkan yang dimiliki Nabi Sulaiman dan mempercayainya sebagai tipu daya sihir belaka. Segera mereka mengabarkan hal tersebut kepada seluruh warga.

Hampir semua keturunan Bani Israil mempercayai bahwa nabi yang diutus kepada mereka itu hanyalah seorang tukang sihir. Namun, terdapat sekelompok orang saleh yang tetap membela reputasi sang nabi.

"Ia bukanlah seorang tukang sihir. Ia adalah utusan Allah," ujar orang saleh itu.

Bagaimanapun, banyak Bani Israil terpedaya dan lebih meyakini ucapan jin. Mereka yang juga gemar melakukan sihir pun justru kemudian mempelajari dan banyak melakukan perbuatan terlarang itu.

Melihatnya, jin girang bukan kepalang. Tentu saja, mereka tak tahu kisah sebenarnya di balik adanya lembaran-lembaran teks sihir itu. Semua itu adalah bukti kerja sama beberapa pendahulu mereka dengan jin.

Jadi, kala Nabi Sulaiman masih hidup, beliau geram dengan banyaknya catatan-catatan sihir dari para dukun. Penguasaan sihir diperoleh para dukun atas keberhasilan jin dalam mencuri berita langit.

Pada zaman sebelum diutusnya Rasulullah Muhammad SAW, jin jahat gemar bertandang ke langit untuk mencuri dengar berita tentang masa depan. Mereka mendengarnya dari para malaikat yang ditugaskan Allah.

Dari menguping tersebut, para jin mengetahui hal-hal yang akan terjadi di bumi.
Setelah berhasil mencuri informasi, mereka turun ke bumi dan mendatangi para dukun dan tukang sihir.

Kepada mereka-lah, para jin itu memberikan hasil curi dengar berita langit. Sebuah informasi dari langit direkayasa jin menjadi 70 yang semuanya kemudian diterima para peramal untuk kemudian dituliskannya. Tersebarlah kitab-kitab sihir di kalangan Bani Israil.

 
Mengatasinya, Nabi Sulaiman menyita seluruh catatan sihir itu. Beliau bermaksud melenyapkan sihir di muka bumi.
 
 

Mengatasinya, Nabi Sulaiman menyita seluruh catatan sihir itu. Beliau bermaksud melenyapkan sihir di muka bumi. Maka terkumpullah seluruh kitab dusta itu kemudian dipendam di bawah singgasananya.

Tak ada yang tahu tempat dipendamnya kitab itu kecuali Nabi Sulaiman, orang saleh kepercayaannya, dan tentu saja, oleh jin.

Namun, jin-jin jahat tak berdaya menggali kotak berisi kitab sihir itu. Acapkali mendekatinya, mereka akan segera hangus terbakar. Mereka pun tak berani menyebarkan kebohongan sihir lagi, hingga kemudian Nabi Sulaiman wafat.

Orang-orang saleh kepercayaan beliau pun meninggal dunia. Tinggallah tersisa jin yang mengetahui rahasia hartanya yang terpendam. Salah satunya kemudian mendatangi Bani Israil, menawarkan harta, dan memperdaya mereka dengan menuduh Nabi Sulaiman sebagai tukang sihir.

Tuduhan jin ini termaktub dan sekaligus terbantahkan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat ke-102. Artinya, "Dan mereka (Bani Israil) mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan (kitab sihir-pen) pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir)."

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa setan-setan itu menyebarkan berita bohong bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir.

Nabi Sulaiman memang memiliki kerajaan yang tak ada tandingannya sepanjang sejarah. Pasukannya terdiri atas manusia, jin, dan hewan.

Tak sedikit jin yang menjadi budak di bawah perintahnya. Para jin jahat itu tak berdaya di bawah kekuasaan beliau. Bahkan, sebetulnya kematian Nabi Sulaiman memberikan hikmah kepada umatnya bahwa jin tidaklah mengilmui hal gaib.

"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian (Nabi Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan" (QS Saba': 14).

 

Teladan Rasulullah di Medan Khaibar dan Dzatu ar-Riqa

Dalam Perang Khaibar maupun Dzatu ar-Riqa, Rasulullah SAW dan Muslimin petik kemenangan.

SELENGKAPNYA

Kisah Ummu Mahjan, Marbut Masjid di Masa Rasulullah

Rasulullah SAW menghormati marbut Masjid Nabawi, Ummu Mahjan.

SELENGKAPNYA

Nabi Ayyub, Teladan Kesabaran Luar Biasa

Kesabaran Nabi Ayyub menjadi teladan bagi Muslimin.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya