
Kisah
Kisah Ummu Mahjan, Marbut Masjid di Masa Rasulullah
Rasulullah SAW menghormati marbut Masjid Nabawi, Ummu Mahjan.
Pada masa kini, umat Islam khususnya di Indonesia tidak asing dengan sebutan marbut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, marbut adalah seseorang yang bertugas atau bekerja mengurus dan menjaga masjid.
Bahkan, sering kali tanggung jawab sosialnya melebihi kompleks masjid. Sebab, ia pun mengajar anak-anak mengaji Alquran, mempersiapkan acara hari-hari besar keislaman, dan menjadi imam shalat berjamaah rutin harian.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, pekerjaan marbut ternyata sudah ada. Dan, beliau menaruh perhatian dan respek terhadap orang-orang yang bertugas menjaga kebersihan dan kerapian masjid.
Ini sebuah isyarat bahwa penghargaan dari Rasulullah SAW seyogianya bisa menumbuhkan semangat para marbut. Mereka bekerja sebagai petugas masjid tidak perlu rendah diri. Sebab, Nabi SAW sangat cinta dan menghormati orang yang bekerja sebagai petugas kebersihan masjid.
Syahdan, pada masa Rasul SAW, ada seorang wanita tua berkulit legam. Namanya tidak terkenal di kalangan sahabat. Ia lebih dikenal dengan panggilan Ummu Mahjan.
Syahdan, pada masa Rasul SAW, ada seorang wanita tua berkulit legam. Namanya tidak terkenal di kalangan sahabat. Beberapa ulama ahli sejarah juga tidak mengetahui persis nama aslinya. Ia lebih dikenal dengan panggilan Ummu Mahjan.
Ia pun bukan sahabiyah yang ikut terjun ke medan jihad atau menghafal ribuan hadis. Amalannya sederhana, mengumpulkan daun yang jatuh di sekitar masjid. Lalu ia bersihkan dan membuangnya ke tempat sampah. Ia melakukan hal yang sama dari hari ke hari. Amalannya istiqamah meski dianggap hal yang kecil.
Perbuatan kecil itu bernilai besar di mata Rasulullah SAW. Ummu Mahjan mendapatkan perhatian yang spesial dari Nabi SAW. Beliau secara khusus mendoakan Ummu Mahjan yang telah meninggal. Siapa yang tidak ingin didoakan Rasulullah yang pasti diijabah oleh Allah SWT.
Seperti dikisahkan dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, Rasulullah SAW sempat menegur para sahabatnya ketika mendengar Ummu Mahjan meninggal. Tentunya yang membuat Rasulullah SAW menegur para sahabat bukan perkara meninggalnya Ummu Mahjan. Marahnya Rasulullah SAW karena tidak diberi tahu oleh para sahabatnya atas meninggalnya Ummu Mahjan.
Begitu istimewanya Ummu Mahjan di mata Rasulullah sampai-sampai kekasih Allah SWT itu menegur para sahabatnya untuk masalah yang tidak ada kaitannya dengan akidah atau akhlak.
Teguran Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya itu dikisahkan dalam hadis Abu Hurairah RA bahwasanya ada seorang wanita berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid.
Suatu ketika Rasulullah merasa kehilangan wanita tersebut. Lalu Beliau SAW bertanya kepada para sahabat, yang kemudian menjawab, "Ia telah wafat, ya Rasulullah."
Mendengar jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah SAW bertanya, "Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?"
Saat itu para sahabat cukup terkejut. Mereka tidak pernah memandang Ummu Mahjan sebagai sosok yang penting. Namun, ternyata bagi Rasul SAW, almarhumah dipandang sebagai seorang yang penting.
Mereka tidak pernah memandang Ummu Mahjan sebagai sosok yang penting. Namun, ternyata bagi Rasul SAW, almarhumah dipandang sebagai seorang yang penting.
Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya!" Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah SAW. Setelah sampai di makamnya kemudian Rasulullah mendoakan Ummu Mahjan.
Ummu Mahjan tidak memiliki harta berupa keturunan dan benda berupa kekayaan. Ummu Mahjan juga adalah seorang wanita yang sudah lanjut usia, tapi semangat dan kecintaannya terhadap kebersihan masjid patut dijadikan contoh.
Meski sudah memasuki usia renta, Ummu Mahjan menyadari dirinya masih punya kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat Islam. Kerena sadar akan keadaannya tidak akan sanggup ikut berperang melawan musuh-musuh Allah SWT, Ummu Mahjan melakukan apa saja yang bisa dia kerjakan, meski hanya sebagai petugas kebersihan. Menjadi petugas kebersihan dinilainya sebagai bagian dari iman karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
Bagitulah semangat Ummu Mahjan. Meski usianya sudah tua, ia tetap ingin melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT melalui hal-hal yang dianggap kecil. Ia sapu semua kotoran dan sampah yang ada di sekitaran masjid sehingga kebersihan masjid tetap terjaga.
Saat itu masjid memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan Islam. Masjid menjadi tempat berkumpulnya para pahlawan dan ulama dalam menegakkan agama Islam. Masjid ibarat pusat pemerintahan yang membahas umat Islam dari masa ke masa.
Untuk itu, selama masa hidupnya Ummu Mahjan bersemangat untuk membersihkan masjid. Sebab, hanya pekerjaan itulah yang bisa dia lakukan di usianya yang sudah senja.
Shalat Sambil Membaca Mushaf, Apa Hukumnya?
Sayidatuna Aisyah RA dan pelayannya pernah membaca mushaf ketika shalat.
SELENGKAPNYANabi Ayyub, Teladan Kesabaran Luar Biasa
Kesabaran Nabi Ayyub menjadi teladan bagi Muslimin.
SELENGKAPNYA