
Olahraga
Gubernur Koster Lepas Tangan Piala Dunia U-20
Qatar dan Argentina disebut ajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
JAKARTA -- Surat resmi Gubernur Bali Wayan Koster mengenai penolakannya terhadap kedatangan tim nasional Israel ke Bali dalam ajang Piala Dunia U-20 berbuntut panjang. Surat itu disebut menjadi alasan penundaan drawing perhelatan tersebut oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Belakangan, ia enggan menjawab, apakah sikapnya berubah mengingat adanya potensi sanksi dari FIFA terhadap Indonesia, seperti status Indonesia sebagai penyelenggara yang mungkin dibatalkan. Koster malah terkesan hendak mengalihkan bahwa penolakan itu sebenarnya bukan sikapnya secara pribadi.
"Duh, bukan sikap saya, sikap pemerintah juga," ujar Koster seusai rapat dengan Komisi II DPR di gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/3).
Ia juga enggan menjawab ketika ditanya mengenai solusi agar Indonesia tak mendapatkan sanksi dari FIFA jika penolakannya berbuntut pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Koster meminta awak media tidak perlu panjang lebar menanyakan soal polemik penolakan terhadap tim nasional Israel tersebut. "Soal solusi, tanya ke yang berhak," ujar Koster.

Sebelumnya, Koster menolak keikutsertaan tim nasional Israel dalam gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam suratnya kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Surat bernomor T.00.426/11470/SEKRET tentang Penolakan Tim Israel Bertanding itu ditandatangani Wayan Koster pada 14 Maret 2023.
"Kami, Pemerintah Provinsi Bali, menyatakan menolak keikutsertaan tim dari Negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali. Hal ini dilakukan untuk menghormati hubungan diplomatik antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah negara lain di dunia, khususnya yang berkaitan dengan Israel," bunyi surat tersebut.
PSSI menyatakan tidak mengetahui alasan penolakan terhadap timnas Israel untuk bermain di Piala Dunia U-20 2023 baru disuarakan belakangan. Padahal, negara tersebut telah lolos ke turnamen yang akan berlangsung di Indonesia itu sejak Juli 2022 setelah mengunci status sebagai finalis Piala Eropa U-19.
Bali adalah satu dari dua provinsi yang menolak untuk menjadi lokasi kedatangan tim nasional Israel. Satunya lagi adalah Jawa Tengah. Penolakan di Jawa Tengah disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo. Ia dan Koster sama-sama merupakan kader PDI Perjuangan. Hal itu kemudian berdampak pada pembatalan drawing peserta grup Piala Dunia U-20 yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 31 Maret nanti.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan, pembatalan itu terjadi karena ada penolakan terhadap timnas Israel oleh Gubernur Bali I Wayan Koster. "Kemarin kami sudah mendapat informasi dari FIFA, dalam pemberitahuan memang menyebutkan bahwa drawing di Bali telah dibatalkan oleh FIFA. Jadi, ini adalah informasi yang kami dapat dari FIFA," kata Arya, Ahad (26/3).
"Memang kami belum mendapatkan surat resmi dari FIFA, tetapi pesannya jelas karena adanya penolakan dari Gubernur Bali yang menolak tim Israel sehingga dengan sendirinya drawing tidak bisa dilaksanakan tanpa seluruh peserta," ujarnya.
Arya Sinulingga menyebut pihaknya tengah mencari jalan keluar agar Indonesia tidak dicoret sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena menolak kehadiran timnas Israel. Pasalnya, muncul kekhawatiran bahwa bukan hanya drawing yang dibatalkan, tapi juga penyelenggaraan kejuaraan itu sendiri.
Kendati demikian, Arya mengungkapkan, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir masih berupaya agar polemik kehadiran timnas Israel bisa diselesaikan dan Indonesia tetap menjadi tuan rumah kejuaraan tersebut. Salah satu opsi yang muncul adalah dengan menggandeng negara tetangga seperti Singapura agar mau menyiapkan arena khusus untuk menggelar pertandingan timnas Israel.
Namun, Arya mengaku pesimistis FIFA mau menerima tawaran tersebut. Pasalnya, sejak awal bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia hanya maju sendirian. "Pengajuan kita sejak awal hanya satu negara. Enggak ada dua atau tiga negara. Jadi, bisa saja kemungkinan akan ditolak," kata Arya kepada wartawan, Ahad (26/3).
Selain itu, Arya menilai, jika memilih opsi tersebut, Indonesia juga harus menjalin komunikasi dengan Singapura dan belum tentu Singapura mau menerima permintaan Indonesia. "Karena Singapura tidak mengajukan diri. Kami juga harus lobi lagi Pemerintah Singapura supaya mau. Jadi, seharusnya, ketika bidding, dilakukan dua negara, bukan di tengah udah mau jalan baru ajukan," katanya.
Arya menjelaskan, sampai saat ini Ketum PSSI Erick Thohir masih terus berupaya mencari jalan keluar dari persoalan ini. Salah satunya adalah dengan melakukan langkah diplomasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pemuda dan Olahraga, juga akan melapor kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Pasalnya, ada kekhawatiran Indonesia akan dikucilkan dari sepak bola dunia karena hal ini.
"Semua cara akan dipakai agar selamatkan Indonesia dari kucilan sanksi. Kita tahu 2015 kita pernah di-banned. Jadi, bukan suatu yang baru terjadi. Kita enggak mau itu terjadi lagi," kata Arya.

Argentina dan Qatar
Jurnalis kondang Argentina, Gaston Edul, turut mengomentari situasi yang terjadi di Indonesia saat ini. Dia memahami adanya penolakan terhadap timnas Israel sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20 2023. Penolakan itu berujung pada pembatalan drawing oleh FIFA yang rencananya digelar di Bali pada 31 Maret 2023.
Pembatalan drawing tersebut memunculkan kekhawatiran lebih jauh, yaitu bukan hanya drawing yang dibatalkan, tetapi juga status tuan rumah itu sendiri. Melihat hal itu, Gaston Edul melalui akun Twitter-nya, @gastonedul, menyebut Argentina siap menominasikan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 menggantikan Indonesia.
"Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia dan harus dimainkan pada bulan Mei. Untuk alasan non-sepak bola (politik), pengundian harus ditunda. Jika tidak bisa dilakukan di Indonesia, AFA menominasikan Argentina sebagai tempat yang memungkinkan. FIFA belum mengubah venue dan untuk saat ini masih dimainkan di Indonesia," kata Edul dalam cicitannya.

Negaranya Lionel Messi itu gagal melaju ke putaran final Piala Dunia U-20 2023. Los Cebollitas, yang berstatus tim terbanyak pemilik trofi, kalah bersaing di babak kualifikasi. Satu-satunya jalan agar Argentina bisa menjadi peserta pada kejuaran tersebut adalah dengan maju sebagai tuan rumah.
Media Argentina, Double Amarilla, bahkan menyebut Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) akan segera mengajukan permintaan resmi untuk menjadi tuan rumah jika Indonesia keluar dari organisasi atau FIFA memutuskan untuk mengganti tuan rumah. Mereka mengeklaim sumber dari FIFA menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan evaluasi.
Ketika ditanya oleh media tersebut tentang kemungkinan pemindahan kantor pusat dari Indonesia, sumbernya mengatakan: "Semuanya sedang dievaluasi," katanya. Namun, sumber yang sama mengakui bahwa saat ini sulit untuk melakukan pergantian tempat meskipun mereka meratifikasi niat untuk menjadi penyelenggara.

Media asal Timur Tengah, Middle East Monitor, juga mengangkat pemberitaan mengenai polemik yang tengah dihadapi Indonesia. Portal berita tersebut juga menyebut Qatar siap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 jika Indonesia dan FIFA tidak mencapai kesepakatan.
"Keputusan FIFA tersebut merupakan langkah awal dan dapat diikuti dengan keputusan lain yang akan berujung pada pencabutan hak Indonesia sebagai tuan rumah turnamen tersebut," dikutip dari Middle East Monitor, Senin (27/3).
Sumber resmi yang dikutip oleh media itu mengatakan, PSSI sedang dalam pembicaraan dengan FIFA mengenai kemungkinan Singapura menjadi tuan rumah pertandingan tim Israel. Di sisi lain, mereka menyebut Qatar bersedia menjadi tuan rumah turnamen tersebut jika kesepakatan antara FIFA dan PSSI tidak tercapai.
"Qatar dikabarkan bersedia menjadi tuan rumah turnamen tersebut jika kesepakatan antara FIFA dan PSSI tidak tercapai," tulis media itu.
Belajar Bahagia dari Finlandia
Kebahagiaan adalah sebuah pendekatan hidup yang bisa dipelajari.
SELENGKAPNYAMinuman Favorit Keluarga, Cek Titik Kritis Halal Sirop
Bahan-bahan yang harus diwaspadai antara lain gula, konsentrat buah, flavor, serta pengatur keasaman, pemanis buatan.
SELENGKAPNYAKaum Perempuan Lebih Baik Shalat Tarawih di Rumah, Benarkah?
Hukum shalat fardhu berjamaah di masjid bagi perempuan tidaklah wajib.
SELENGKAPNYA