Masjid Salman ITB (FOTO: EDI YUSUF/REPUBLIKA) Masjid kampus ITB ; Masjid di Kampus ITB ; Masjid di Bandung ; | republika

Kabar Utama

AMKI: Aktivitas Masjid Kampus Tetap Berjalan

Program di masjid kampus tetap berjalan hanya saja dalam bentuk daring.

Oleh ALKHALEDI KURNIALAM, UMAR MUKHTAR

JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) Prof Hermawan Kresno Dipojono menyampaikan, geliat aktivitas kajian dakwah di masjid kampus beragam. Ada beberapa masjid yang sudah normal. Sementara itu, masjid lainnya baru mulai menggeliat setelah pandemi.

"Bervariasi. Ada yang sudah normal kembali. Ada yang baru mulai menggeliat lagi pasca-Covid ini," ujar guru besar Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) dan ketua senat ITB itu, saat dikonfirmasi Republika melalui pesan singkat, Rabu (15/3/2023).

Ketua AMKI Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Muchlas Suseno, mengatakan, secara umum tidak terjadi penurunan aktivitas jamaah di masjid kampus. Program-program di masjid kampus tetap berjalan, hanya saja dalam bentuk daring.

"Masjid kampus itu kan erat kaitannya dengan aktivitas kuliah. Jadi, ketika perkuliahan itu ada terkendala Covid-19 dan seterusnya, ya berdampak ke aktivitas masjid. Tapi, program-programnya tetap jalan, hanya bentuknya online," ujar Suseno kepada Republika.

Menurut dia, akibat situasi pandemi, kegiatan yang bersifat luring, yang menghadirkan massa, menjadi tampak berkurang di masjid kampus. Meski demikian, semangat dan aktivitasnya tetap ada.

Sebagai contoh, kata dia, ketika pandemi yang sama sekali tidak boleh keluar rumah program terus berjalan dan bahkan semakin bervariasi. "Daring tetap ada dan bervariasi. Banyak peminatnya dan malah menjadi bervariasi. Ada kegiatan pengajian rutin dan seterusnya," ujar dia.

photo
Masjid di kampus UMM ; Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Malang ; - (republika)

Suseno juga menyampaikan, pada periode itu hingga saat ini, AMKI DKI Jakarta sering mengadakan beragam seminar kemasjidan. Dia mengatakan, belum lama ini diselenggarakan Kongres Nasional AMKI. Dia berharap, momentum itu mengembalikan aktivitas luring di masjid kampus seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Dengan kongres kemarin itu, mudah-mudahan akan kembali seperti sebelum Covid-19 dulu. Juga mendorong atau memotivasi masjid-masjid kampus untuk berkolaborasi karena kemarin yang kita tekankan itu adalah agar kolaborasi antarkegiatan masjid," kata dia.

Dia menuturkan, selama ini kerja sama kegiatan masjid kampus cenderung terbatas pada kampus yang berada di bawah naungan satu kementerian saja. Ke depan, akan semakin banyak kegiatan masjid kampus lintas kementerian bahkan sekolah kedinasan.

"Selama ini kita kan cenderung kerja sama dengan masjid yang dalam satu kementerian saja. Kemarin kita hadirkan lintas kementerian, ada pengurus masjid kampus yang di bawah Kemenag dan masjid kampus yang di bawah sekolah kedinasan," kata dia.

Republika sebelumnya melaporkan tentang sepinya aktivitas kajian dakwah di sejumlah masjid kampus. Pada Senin (13/3/2023), Republika menyambangi Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (UI). Masjid itu tak ramai seperti dahulu. Koordinator Kajian dan Dakwah Masjid UI, Imam K Hayatullah, mengatakan, pihaknya tidak pernah melarang kelompok mahasiswa untuk menggelar kelompok kajian.

Dia menegaskan, Masjid UI tidak pernah melarang mahasiswa melakukan diskusi atau aktivitas keislaman. Minimnya kelompok kajian mahasiswa di Masjid UI dinilainya karena beragam faktor, yaitu karena masih masa peralihan kuliah online ke offline.

"Asumsi saya, dari online ke offline belum maksimal. Generasi sekarang lebih banyak nonton konser, lebih suka nongkrong di mal," ujar dia.

Sepinya minat mahasiswa untuk melakukan kajian disebutnya tidak hanya terjadi di Masjid UI, tapi juga masjid-masjid lain. Hal ini terungkap dalam komunikasinya kepada pengurus-pengurus masjid kampus lain yang tergabung dalam asosiasi masjid kampus.

"Kita kurang fasilitasi apa? Sementara ketika pembukaan sahabat masjid (relawan mahasiswa yang aktif memakmurkan kegiatan dakwah Masjid UI) yang daftar sedikit banget, cuma 99 orang lah. Kita sudah buka kanalnya," ujar dia.

photo
Masjid Ukhuwah Islamiyah (Masjid UI) - (Rep-AlKhaledi Kurnialam)

Lesunya kegiatan kajian dakwah di masjid kampus tak hanya dirasakan Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, tetapi juga di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Aktivis dakwah kampus dan mantan pengurus Lembaga Dakwah Kampus Sahabat Muslim (LDK Salim) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dimas Ahmad, mengungkapkan, aktivitas kajian atau dakwah mahasiswa di masjid kampus tersebut saat ini telah jauh menurun. Kondisi ini disebut berbeda jauh jika dibandingkan dengan situasi sebelum 2020.

Ketua Pelaksana Masjid Ukhuwah Islamiyah atau Masjid UI KH Achmad Solechan mengatakan, tidak ada niat atau upaya pihaknya untuk membuat masjid menjadi sepi. Pernyataan ini sebagai respons isu yang menyebut masjid UI saat ini sepi kajian keislaman mahasiswa.

"Kalau kami ini pengurus, kita ini nggak ada upaya menyepikan masjid, tidak ada niatan, yang ada adalah semangat pengurus memakmurkan masjid. Dengan ikhtiar program, dengan ikhtiar kegiatan, ikhtiar rangkaian-rangkaian yang mampu menumbuhkan pertumbuhan spritualitas, meningkatkan bagaimana kesalehan kita baik spiritual maupun sosial dalam menjalani kehidupan sivitas akademika di UI," kata Kiai Achmad kepada Republika, Rabu (15/3/2023).

Menurut dia, kegiatan atau program keislaman di masjid UI justru dinilainya ada banyak dan terprogram dengan baik. Berbagai kegiatan biasa digelar di masjid, baik harian, mingguan, maupun acara rutin bulanan.

Dia kemudian menampik isu adanya intervensi yang membuat kajian keislaman mahasiswa di Masjid UI saat ini cenderung berkurang. Pengurus Masjid UI disebutnya selalu memfasilitasi kegiatan keislaman mahasiswa yang ingin dilakukan di masjid.

"Sederhana, masjid ini bukan rumah kami. Masjid ini baitullah (rumah Allah), kalau memang merasa bagian dari baitullah, kalau ada orang yang menyingkir dari baitullah kita-kira yang salah masjidnya atau orang yang menjauh dari baitullah?" kata dia.

Selama ini, katanya, tidak ada pelarangan dari pengurus masjid untuk para mahasiswa berkegiatan, terutama jika untuk kajian keislaman. Ia menyebut, selama kajian yang dilakukan menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin, pengurus akan mendukungnya.

"Sehingga kalau hari ini, misalnya, masjid menguatkan ubudiah, intelektual, spiritualitas, ya memang itu yang kita tahu mengelola masjid. Bukan membawa masjid dengan isu-isu politik, bukan dengan isu seperti itulah, kita memang membawanya ke dalam konteks rahmatan lil alamin,"ujarnya.

Ketua Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Rapanca Indra Mukti membenarkan bahwa aktivitas dakwah mahasiswa di kampus-kampus di Indonesia saat ini umumnya mengalami kelesuan. Pusat koordinasi sekitar 460 LDK di Indonesia itu bahkan menyebut kondisi penurunan kegiatan syiar mahasiswa bahkan dinilai sangat signifikan.

"Memang benar hampir semua lembaga dakwah kampus di bawah LDK Indonesia itu memang mengalami kelesuan. Baik secara bentuk gerakan, kemudian syiar keumatan, pengkajian isu ataupun kaderisasi. Itu mengalami penurunan sangat signifikan," katanya.

Dia mengatakan, kondisi ini disebabkan lembaga dakwah kampus yang tidak siap untuk beralih dari sistem offline ke sistem online saat pandemi atau masa peralihan pandemi. Pengurus LDK dikaderisasi via online dengan segala keterbatasannya, yang akhirnya memengaruhi mereka dalam menjalankan kepengurusan.

photo
Masjid Ukhuwah Islamiyah (Masjid UI) - (Rep-Alkhaledi Kurnialam)

"Kita sudah mengerti kalau misalnya kendala via Zoom, Google Meet, pasti akan tidak terlalu maksimal ruang pertemuannya. Oleh karena itu, ini juga akan memengaruhi bagaimana proses perjalanan adik-adik dalam menjalankan kepengurusannya," ujar dia.

Meski demikian, Manajer Operasional Masjid Raden Patah UB Nur Hidayat mengatakan, aktivitas di Masjid Raden Patah justru sedang ramai. Dia bahkan menyebut, aktivitas di masjid tersebut seperti mengalahkan kegiatan di pondok pesantren. Hal ini karena para jamaah selalu antusias mengikuti kegiatan di masjid.

"Jadi, baik itu di luar Ramadhan apalagi di bulan Ramadhan," kata pria disapa Hidayat tersebut saat ditemui Republika di kantor Takmir Masjid Raden Patah UB, Kota Malang, Rabu (15/3/2023).

Menurut Hidayat, situasi tersebut dapat terjadi karena takmir selalu menawarkan mahasiswa untuk mendapatkan tambahan ilmu agama Islam di masjid. Pasalnya, mereka diketahui hanya mendapatkan sedikit pembelajaran agama Islam saat kuliah. Oleh karena itu, kegiatan kajian di masjid menjadi cara untuk menambah keilmuan agama yang belum diperoleh saat kuliah.

Masjid Raden Patah memiliki sejumlah program harian, mingguan, triwulan, semester, dan tahunan. Pada kegiatan harian, masjid kerap mengadakan kultum setelah shalat Zhuhur dan Maghrib. "Maghrib itu biasanya jam-jam kuliah sudah selesai jadi mereka yang datang bisa sekitar 100 sampai 200. Justru ramai," katanya.

Mantan Pemabuk Itu Pun Berjihad

Pertobatan Abu Mihjan dari pemabuk.

SELENGKAPNYA

Kecemburuan Istri dan Diamnya Rasulullah

Adakalanya, Rasulullah SAW memilih sikap diam saat menghadapi kecemburuan istrinya.

SELENGKAPNYA

Azab Allah pada Kaum Aylah

Sebagian besar kaum Aylah melanggar ketentuan Allah SWT.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya