
Kisah
Sulit Flexing, Gubernur Sa'id Cuma Punya Satu Baju Dinas
Umar meneteskan air mata begitu mengetahui gubernurnya termasuk orang miskin harta.
Oleh FUJI EKA PERMANA
Sa'id bin Amir memiliki nama lengkap Sa'id bin Amir bin Hudzaim Al-Jumahi Al-Qurasyi. Dia merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang hidup hingga masa kekhalifahan Khulafaurasyidin. Sa'id bahkan sempat mencicipi jabatan gubernur di wilayah Himsh, sebuah wilayah di Syam pada masa kekhalifahan Umar bin Al-Khattab.
Dikutip dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syekh Muhammad Sa'id Mursi, Sa'id bin Amir sebenarnya menolak menjadi gubernur. Hanya saja, Umar bin Khattab berkata, "Demi Allah, aku tidak akan membiarkanmu menolak tugas ini. Apakah kalian memikulkan amanat di pundakku menjadi khalifah, lantas kalian membiarkanku bekerja sendiri?"

Sa'id bin Amir akhirnya setuju menjadi gubernur karena merasa iba terhadap Umar. Sebelum berangkat ke Himsh, Umar bin Khattab memberinya bekal berupa uang. Kemudian istri Said bin Amir mengusulkan agar uang itu diinvestasikan. Istrinya menyarankan agar uang itu dijadikan modal untuk berdagang. Sa'id bin Amir justru pergi dan menyedekahkan uang tersebut. Setiap kali istrinya menanyakan tentang uang tersebut, Said bin Amir menjawab, "Modal dagang kita itu telah berkembang cukup pesat dan bertambah banyak di dalamnya."
Istri Sa'id tahu kalau suaminya menyedekahkan uang tersebut dari salah seorang kerabatnya. Kepada istrinya, Sa'id bin Amir berkata, "Telah banyak sahabatku yang telah mendahuluiku menghadap Allah. Aku tidak ingin menyimpang dari jalan mereka. Meskipun aku memiliki dunia dan seisinya." Akhirnya istrinya rela atas apa yang dilakukan Sa'id bin Amir.
Telah banyak sahabatku yang telah mendahuluiku menghadap Allah. Aku tidak ingin menyimpang dari jalan mereka. Meskipun aku memiliki dunia dan seisinya.
Jika pejabat dan keluarga pada masa sekarang gemar flexing alias memamerkan harta kekayaannya lewat beragam media, Sa'id memilih untuk hidup amat sederhana. Saat Umar bin Khattab mendata penduduk miskin di wilayah Himsh, Sa'id bin Amir termasuk dalam kelompok miskin.
Umar meneteskan air mata begitu mengetahui sahabatnya yang menjadi gubernur termasuk golongan orang yang miskin harta. Sa'id bin Amir hanya memiliki satu baju dinas, tidak memiliki baju pengganti. Dia harus mencucinya sendiri dan mengeringkannya, kemudian memakainya kembali untuk berdinas menjadi seorang gubernur di wilayah Himsh.
Suatu hari penduduk wilayah Himsh pernah mengadukan Sa'id bin Amir kepada Umar bin Al Khattab. Pertama, mereka mengadukan bahwa Sa'id bin Amir tidak keluar dari rumahnya kecuali menjelang siang. Kedua, Sa'id bin Amir pada malam harinya ia tidak mau menerima tamu.
Ketiga, Sa'id bin Amir dalam sebulan, dia dua hari tidak keluar rumah. Keempat, penduduk Himsh sering melihat Sa'id bin Amir jatuh pingsan. Mendengar aduan ini, Umar pun memanggilnya dan menanyakan tentang kebenaran aduan penduduk tersebut kepada Sa'id bin Amir.
Mengenai aduan yang pertama, Sa'id bin Amir beralasan karena keluarganya tidak mempunyai pembantu. Setiap pagi Sa'id bin Amir membantu istrinya mengadon roti dan menunggu istrinya sampai mengenakan jilbab.
Lalu Sa'id bin Amir berwudhu dan berangkat ke kantor gubernur. Tentang aduan yang kedua, Sa'id bin Amir menjelaskan bahwa dia memperuntukkan malam hari untuk Tuhannya dan siang hari untuk mengurusi rakyatnya.
Setiap pagi Sa'id bin Amir membantu istrinya mengadon roti dan menunggu istrinya sampai mengenakan jilbab.
Untuk aduan ketiga, Sa'id bin Amir beralasan karena tidak punya pembantu dan ia tidak memiliki pakaian dinas pengganti. Dia harus mencucinya sekali dalam sebulan, dan menunggu bajunya sampai kering, baru setelah itu berangkat ke kantor menjelang siang hari. Aduan keempat, Sa'id bin Amir mengaku sering kali pingsan karena mengingat peristiwa yang pernah menimpa Khubaib bin Adi.
Saat itu orang-orang Quraisy memasung dan menyalibnya di sebuah pohon. Dalam kondisi seperti itu, Khubaib bin Adi sama sekali tidak menyebut tentang Nabi Muhammad SAW kecuali hal-hal yang baik. Khubaib bin Adi juga tidak ingin selamat dari maut, sedangkan Rasulullah SAW tertusuk oleh duri.
Kemudian Khubaib bin Adi mengatakan kepada orang-orang yang menyaksikan eksekusinya termasuk Sa'id bin Amir, "Ya Allah, kalkulasilah jumlah mereka, bunuhlah mereka akibat letih menyiksaku dan janganlah Engkau biarkan salah seorang pun di antara mereka hidup."
Belajar dari Ambruknya Silicon Valley Bank
SVB terlalu berfokus pada perusahaan teknologi.
SELENGKAPNYATerhentinya Penerbangan Sipil di Pegunungan Papua
TPNPB mengeklaim berjaga-jaga di seluruh wilayah bandara di Papua.
SELENGKAPNYA