|

Inovasi

Mengintip Arah Baru Peramban Berkekuatan AI

Kehadiran AI akan merevolusi bagaimana proses kita mencari informasi di internet.

Pada 2011, Ketua Eksekutif Google Eric Schmidt tengah berada di atas panggung bersama jurnalis Amerika, Walt Mossberg dan Kara Swisher, dalam konferensi All Things Digital tahunan. Mereka saat itu, berdiskusi tentang berbagai topik hangat.

Mulai dari Google yang kalah populer dari Facebook karena “hal teman” hingga apakah Google kala itu harus membeli Twitter. Namun, ada satu hal yang menonjol, dulu dan sekarang, karena sangat penting bagi perusahaan berita.

Mossberg memulai dengan mengomel tentang penurunan kualitas hasil pencarian Google. Berbicara sebagai konsumen, Mossberg menemukan hasil pencarian Google-nya semakin lama dirasa semakin tidak relevan.

“Apakah pendekatan algoritmik dasar Anda, yang begitu sukses dan sangat berbeda dari orang lain, di PageRank, masih merupakan cara yang benar? Atau apakah ada kesempatan bagi seseorang untuk masuk dan melakukan apa yang Anda lakukan pada Altavista?” tanya Mossberg.

Altavista menjadi mesin pencari terkemuka di web sekitar 1998 sebelum Google lahir dan mengalahkannya. Schmidt kemudian mempertahankan kualitas hasil pencarian di Google, tetapi kemudian menjelaskan bahwa hal lain yang kini tengah dilakukan Google adalah mencoba beralih dari jawaban berbasis tautan ke jawaban berbasis algoritme. Di mana Google benar-benar dapat menghitung jawaban yang tepat.

“Kami sekarang memiliki teknologi kecerdasan buatan dan skala yang cukup. Sehingga kami dapat, misalnya, memberi Anda jawaban yang benar,” ujarnya.

Dilansir dari Nieman La, Selasa (14/2/2023), Google yang telah membangun kerajaan bisnis melalui dunia peramban ini, kemudian “mencemari” hasil pencariannya dengan iklan. Hal ini kemudian memberikan satu titik kelemahan potensial, yakni pesaing dapat memberikan jawaban kepada pengguna sebuah jawaban di laman peramban yang mampu memberi jawaban dengan lebih memuaskan.

Bertahun-tahun kemudian, Microsoft mengadakan jumpa pers. Perusahaan itu diharapkan akan mengungkap versi baru dari mesin pencarinya, Bing. Microsoft mengumumkan telah menggabungkan peramban besutannya, Bing, dengan kecerdasan buatan generatif yang diluncurkan akhir tahun lalu oleh OpenAI, yakni ChatGPT.

Jika versi yang bocor di kalangan para enthusiast teknologi dapat dipercaya, Bing baru ini dibuat berdasarkan janji “Ajukan pertanyaan nyata. Dapatkan jawaban lengkap”.

Seiring dengan hasil pencarian tradisional, pengguna juga akan bisa mengobrol dengan “mesin penjawab bertenaga kecerdasan buatan (AI) Anda.” Melihat hal ini datang, Google tentu saja mengumumkan chatbot bertenaga AI-nya sendiri yang dinamai Bard.

Bard pun kini berstatus akan segera tersedia lebih luas untuk umum dalam beberapa pekan mendatang. Sengitnya persaingan penggunaan teknologi AI ini adalah hal yang luar biasa menarik.

Sebagian pengamat pun memperkirakan, perubahan yang terjadi saat ini serupa dengan perubahan terpenting dalam teknologi konsumen sejak lahirnya Iphone.

Hasil Pencarian yang Berbeda

Berbagai pertanyaan bernada prediksi pun muncul. Akan seperti apa lansekap dunia peramban berbasis chatbot ini dalam satu atau dua tahun mendatang? Apakah antarmuka baru ini hanya berarti sedikit peningkatan pada 5 persen atau 10 persen dari permintaan penelusuran Nieman Lab? Atau akankah AI menjadi cara dominan kita berinteraksi dengan informasi daring?

Kembali ke 2011, jenis pergeseran yang dibicarakan Schmidt, dari pencarian “berbasis tautan” menjadi “berbasis algoritme”, dapat berdampak besar pada penayang dalam bisnis. Salah satunya ketika memberikan jawaban atas pertanyaan penelusur.

Pada 2011, ada beberapa jenis pertanyaan yang menurut Google cukup percaya diri untuk dijawab tanpa tautan. Salah satunya, seperti apa cuaca di Cambridge hari ini? Bagaimana harga saham Apple? Jam berapa sekarang di Zanzibar? Dan lain sebagainya.

Semuanya didasarkan pada data terstruktur, kebanyakan angka yang sulit. Tapi, meski begitu, jelas bahwa jangkauan mereka akan bertambah.

Untuk saat ini, kemampuan Google menjawab pertanyaan secara langsung terikat oleh hal-hal yang dapat diketahui oleh algoritmenya. Namun, hasilnya memang menunjukkan tujuan strategis perusahaan untuk memastikan mereka menjadi lebih pintar.

Jadi, bayangkan suatu titik dalam waktu dekat Google dapat memberikan jawaban langsung untuk pertanyaan seperti, sitkom "Modern Family" jam berapa? Blus merah apa yang dijual di Macy’s? Siapa anggota Partai Republik yang mencalonkan diri sebagai presiden? Siapa pemain cadangan yang tersisa untuk New Orleans Saints?

Hasil yang akan dikeluarkan oleh Google adalah sitkom "Modern Family" sudah lama tidak tayang, tetapi Google akan memberi tahu Anda secara langsung saat Abbott Elementary sedang berlangsung juga. Raksasa teknologi juga akan dengan senang hati membiarkan Macy membeli ruang iklan untuk membicarakan blus merah mereka. Tetapi, Google masih mengandalkan tautan untuk kandidat Partai Republik dan pemain cadangan yang tersisa untuk New Orleans Saints.

ChatGPT, dalam bentuk publiknya saat ini, tidak terhubung ke internet terbuka dan hanya dilatih tentang informasi hingga 2021. Jadi, ChatGPT mungkin tidak akan memberikan jawaban yang memuaskan apabila kita bertanya tentang rekomendasi acara terkini.

Baik Google maupun Microsoft telah mengatakan, bot mereka akan dapat terus mengembangkan kemampuannya pada masa yang akan datang. Bayangkan, lebih jauh lagi, AI Google akan meningkat ke titik mana ia bisa menjawab pertanyaan, misalnya, apakah Dewan Kota Dallas menyetujui perubahan zona tadi malam? Apakah paket stimulus terlalu kecil untuk menjadi efektif?

Begitu pula dengan pertanyaan, apa film terbaik Terrence Malick? Apakah Usamah bin Ladin benar-benar menggunakan istrinya sebagai perlindungan ketika ia akan ditembak? Dan, apakah album My Morning Jacket yang baru bagus?

Beberapa di antaranya cukup rumit sehingga Google mungkin tidak akan dapat memberikan satu jawaban pasti seperti yang bisa dilakukan dengan database data sensus. Tapi, tidak sulit membayangkan Google bisa memberikan tampilan seperti Metacritic pada ringkasan opini kritis dari rekaman My Morning Jacket atau analisis ulasan pelanggan DVD Malick di Amazon.

Mengenai pertanyaan soal dewan kota, jawaban bisa masuk ke tautan data publik yang berkembang tentang aktivitas pemerintah untuk memberi tahu Anda apa yang terjadi di dewan kota. Google pun akan bisa mengumpulkan artikel dari terpercaya dan sumber pemerintah di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan menggabungkannya secara algoritmik menjadi info sebanyak yang diinginkan pencari.

Inilah yang menjadi arah pergeseran fokus penilaian Google. Dari situs laman yang diberi peringkat satu sama lain, bergeser ke sumber data untuk diperkecil dan dianalisis untuk mencari jawaban yang diperlukan oleh si penelusur.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat