
Nasional
Anies di Tengah Ribuan Kader Partai Ummat
Partai Ummat menegaskan akan menggunakan politik identitas untuk Pemilu 2024.
JAKARTA – Undangan Partai Ummat kepada Anies Baswedan bersambut. Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan tersebut hadir untuk menyampaikan pidato kunci dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Ummat untuk pertama kalinya, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.
Kedatangan Anies Baswedan disambut langsung Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi. Kedatangan Anies itu ternyata sudah ditunggu ribuan kader-kader dari Partai Ummat yang langsung menyerbunya untuk dapat berswafoto. Setelah sampai, Anies turut disambut oleh Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, dan petinggi-petinggi Partai Ummat.
Sepanjang perjalanan menuju barisan depan, kader-kader Partai Ummat berkali-kali meneriaki Anies Baswedan dengan panggilan ‘presiden’. Mantan gubernur DKI Jakarta itu disebut sebagai bakal calon presiden (bacapres) favorit Partai Ummat. “Anies presiden, Anies presiden, presiden, presiden,” teriak kader-kader Partai Ummat, Selasa (14/2).
Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo menjadi tokoh utama yang diundang dalam rakernas pertama Partai Ummat. Kedua tokoh dipilih untuk diundang karena dinilai menjadi sosok bacapres yang punya garis perjuangan sama dengan Partai Ummat.
“Sudah diinfokan, ada Pak Anies dan juga Pak Gatot,” kata Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi saat konferensi pers usai membuka rakernas, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, kemarin.
Ridho mengaku sengaja tidak mengundang ketua umum partai politik lain dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, mereka belum tentu datang. Selain itu, undangan memang hanya ditujukan kepada tokoh-tokoh yang menganut garis perjuangan sama dengan Partai Ummat.
“Jadi, kita putuskan undang langsung tokoh-tokoh yang memang insya Allah garis perjuangannya sama dengan Partai Ummat,” kata Ridho.

Politik identitas
Dalam pidato politiknya, Ridho menyebut garis perjuangan Partai Ummat adalah menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Partai baru yang lolos menjadi peserta Pemilu 2024 ini juga ingin menegakkan konstitusi dan melanjutkan reformasi. Adapun strategi politik Partai Ummat untuk memenangkan Pemilu 2024 adalah menggunakan politik identitas Islam.
Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais mengatakan, sebagian besar kader Partai Ummat memang menginginkan agar partai memberikan dukungan kepada Anies sebagai capres. Kendati begitu, Partai Ummat belum menentukan sikap karena masih ada sebagian kader yang menginginkan Gatot Nurmantyo dan Prabowo Subianto.
“Walaupun sebagian besar nampaknya mau ke Anies, tapi kita tidak bisa menarik kesimpulan karena beberapa daerah juga meminta mendatangkan Pak Gatot. (Ada juga yang minta) datangkan Prabowo, tapi Prabowo belum ada konfirmasi kehadiran,” ujar Amien dalam kesempatan sama.

Ridho melanjutkan, selain para bacapres, pihaknya juga mengundang mantan ketua umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Pihaknya juga mengundang sejumlah tokoh lain untuk menjadi pembicara, seperti pengamat politik Rocky Gerung dan pakar hukum tata negara Refly Harun. Dua tokoh tersebut bakal berbicara soal bahaya penundaan pemilu.
Rakernas Partai Ummat ini digelar hingga Rabu besok. Kegiatan ini diikuti 1.700 orang yang merupakan pengurus dan kader Partai Ummat dari seluruh Indonesia.
Ridho juga menegaskan, Partai Ummat akan mengusung politik identitas. Berpolitik dengan mengusung identitas Islam merupakan salah satu strategi partai besutan Amien Rais itu untuk memenangkan Pemilu 2024. “Kita akan secara lantang mengatakan, kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas,” kata Ridho.
Ridho menjelaskan, partainya bersikap demikian karena narasi menentang politik identitas dinilai sebagai wacana menyesatkan. Sebab, menurut dia, menentang politik identitas berarti sama saja dengan menghilangkan moralitas agama dalam dunia politik. Akibatnya, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional.
Kita akan secara lantang mengatakan, kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas.RIDHO RAHMADI, Ketua Umum Partai Ummat
“Ini (wacana menentang politik identitas) adalah proyek besar sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik. Dengan demikian perlu dipahami bahwa sesungguhnya, justru politik identitas adalah politik yang Pancasilais. Partai Ummat secara khusus akan melawan, dengan cara yang beradab dan elegan, narasi latah yang kosong dan menyesatkan, yaitu politik identitas,” ujar Ridho.
Dengan semangat politik identitas, menurut Ridho, partainya akan membangun perjuangan dari masjid, sebagaimana Rasulullah Saw lakukan setelah hijrah. Pasalnya, bagi umat Islam, masjid tidak hanya tempat ibadah.
“Bagi umat Islam, selain tempat ibadah, masjid seharusnya menjadi pusat inkubasi ide dan etalase gagasan, menjadi ruang pertemuan pikiran untuk menyusun rencana dan strategi keumatan, dan menjadi titik nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik,” ujarnya.
Ridho pun mempertanyakan aturan yang melarang aktivitas politik di masjid. Menurut dia, politik gagasan seharusnya diperbolehkan dibicarakan di masjid. Larangan seharusnya hanya untuk politik provokasi dan adu domba.
Sepeda Motor Listrik Buatan SMKN 8 Bandung
Siswa SMKN 8 Bandung mengkonversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik.
SELENGKAPNYAWarga Resah Harga Bahan Pokok Naik Terus
Kemendag mengintensifkan pemantauan harga bahan pokok.
SELENGKAPNYAJaga Rumah Kita dari Ancaman Korsleting
Ada lima langkah yang harus Anda lakukan untuk mencegah korsleting.
SELENGKAPNYA